Malang, sekilasmedia.com – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Jawa Timur, kembali mencatatkan sejarah penting dengan diluncurkannya Cyber Defense Academy, akademi pertahanan siber pertama di Indonesia. Peluncuran ini menjadi tonggak kerja sama strategis antara Indonesia dan India dalam bidang keamanan siber dan transformasi digital.
Acara peresmian yang digelar pada Selasa (29/4) ini dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya, dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Keduanya menegaskan pentingnya keberadaan akademi ini sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak akan sumber daya manusia unggul di bidang pertahanan siber.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Teuku Riefky menyampaikan bahwa kunjungan kerja ke Jawa Timur kali ini memiliki dua agenda utama: menghadiri Musrenbang Jatim bersama Gubernur serta meninjau langsung KEK Singhasari, termasuk Cyber Defense Academy dan King’s College London yang berada di kawasan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
“Kami melihat KEK Singhasari sebagai salah satu kawasan ekonomi khusus yang sangat potensial dalam pengembangan ekonomi kreatif dan teknologi digital. Ini mungkin yang pertama di Indonesia, dan harus kita dukung secara maksimal,” ungkap Riefky.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah terhadap kebijakan pengembangan ekonomi kreatif, termasuk melalui pembentukan dinas ekonomi kreatif di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Jawa Timur disebut sebagai salah satu dari 15 provinsi prioritas dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional berdasarkan RPJMN.
Selain itu, Riefky menyoroti tantangan pendanaan yang dihadapi para pelaku industri kreatif. Untuk mengatasi hal tersebut, Kemenparekraf telah menjalin kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna merumuskan skema pendanaan alternatif yang lebih fleksibel dan sesuai dengan karakteristik industri ini.
Sementara itu, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan proses panjang dan penuh dedikasi yang dilalui hingga KEK Singhasari bisa berdiri seperti sekarang. Ia mengenang masa awal kawasan ini yang masih berupa lahan perkebunan, hingga kini menjadi pusat pengembangan ekonomi digital.
“Dengan kerja keras dan visi besar dari Pak David Santoso (pengelola KEK), serta dukungan dari banyak pihak, termasuk Presiden dan King’s College London, kini KEK Singhasari berhasil menghadirkan Cyber Defense Academy yang sangat strategis bagi masa depan digital Indonesia,” ujar Khofifah.
Cyber Defense Academy yang baru dibuka ini langsung memulai kelas perdananya dengan 28 peserta, yang terdiri dari mahasiswa, birokrat, dan profesional di bidang teknologi informasi. Akademi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan akan keahlian pertahanan siber yang semakin krusial, tidak hanya dalam sektor pertahanan negara, tetapi juga sektor keuangan, perlindungan data, dan infrastruktur digital lainnya.
“Cyber security bukan lagi pilihan, tetapi keharusan. Kebutuhan ini sudah sangat mendesak di semua sektor,” tegas Khofifah.
Kerja sama Indonesia dan India dalam penyelenggaraan akademi ini juga menjadi cermin dari diplomasi teknologi yang semakin erat antara kedua negara. Harapannya, Cyber Defense Academy dapat terus berkembang dan melahirkan talenta-talenta unggul yang mampu menjaga kedaulatan digital Indonesia.