Sekilasmedia.com-Teknik pemasaran semakin berkembang setiap harinya mengikuti preferensi target pemasaran. Perubahan gaya hidup dan pola berpikir target pemasaran, yang selanjutnya diposisikan sebagai audiens,bertumpu pada masuknya informasi-informasi baru secara pesat.
Audiens terpapar oleh media pemasaran populer yang perkembangannya semakin mengikuti arus ekspansi fungsi media baru. Media sosial, sebagai bagian dari media baru, juga kemudian menyediakan wadah terbuka bagi pelaku usaha dan komunitas untuk membangun branding yang kuat melalui media-media pemasaran di dunia digital.
Media pemasaran ini dikemas dalam suatu strategi pemasaran digital bernama social media marketing. Pemasaran digital atau digital marketing sendiri adalah kegiatan promosi produk, layanan, atau merek kepada target audiens menggunakan saluran digital yang terhubung dengan internet. Bentuk digital marketing mendalam dengan memanfaatkan aksesibilitas luas dunia digital untuk mencapai tujuan bisnis.
Dalam hal ini, social media marketing merupakan strategi pemasaran yang menggunakan media sosial sebagai penunjang utamanya. Pemasaran dapat dilakukan di Instagram, TikTok, Youtube, X, Facebook, ataupun media sosial populer lainnya sesuai dengan target audiens yang diharapkan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kita sebagai pengguna media sosial merupakan target audiens yang terpapar social media marketing tersebut. Sangat sering kita menemukan konten visual hingga audio-visual yang mempromosikan produk dan layanan dari sebuah perusahaan. Semakin maraknya jenis konten demikian mendorong inovasi konsep-konsep promosi baru yang menarik. Sebagai contoh, perusahaan iDeviceStore dalam akun TikToknya kerap kali membagikan konten dengan hook video lucu di detik-detik awal video pendeknya.
Pada salah satu konten terdapat cuplikan seseorang tertendang seekor sapi, namun klimaks konten langsung menuju pada talent yang memperagakan adegan terjatuh sambil mempromosikan produk unggulannya. Konten ini meraih 9,6 juta tontonan dengan 655.500 suka. Konten jenis ini terbukti efektif menggaet banyak audiens bahkan meningkatkan brand awareness di kalangan awam.
Konten-konten lucu seperti berikut berhasil meraih keterikatan yang lebih luas dan mempertahankan loyalitas audiens sebagai target pemasaran. Sampai-sampai, strategi ini dijuluki sebagai teknik ‘S3 Marketing’ oleh pengguna media sosial. Secara teknis, strategi ini berkaitan erat dengan teori-teori pemasaran yang dapat meningkatkan keterikatan audiens terhadap layanan atau produk yang dipromosikan. Pada akhirnya, penggunaan teknik tersebut menimbulkan dampak signifikan pula terhadap efektivitas dan kredibilitas penjualan. Alasan Strategi Marketing Tersebut Mendapat Banyak Perhatian
Audiens memanfaatkan media sosial sebagai sarana hiburan. Hal ini mengindikasikan preferensi emosi yang positif terhadap media yang mereka jangkau. Sementara itu, social media marketing dengan menggunakan video lucu dapat menjadi penarik perhatian awal audiens.
Hal ini memungkinkan mereka untuk menonton video sampai akhir karena rangsangan emosi positif yang diberikan oleh video promosi tersebut. Dampaknya, kesadaran merek perusahaan pun mencapai targetnya. Media promosi yang menggunakan humor berpotensi mempertahankan atensi audiens dan dapat memunculkan mood positif, sehingga dapat meningkatkan daya ingat pesan marketing.
Sesuai dengan humor appeal theory, sesuatu yang lucu cukup penting dalam membangun kepercayaan terhadap suatu merek sehingga penerimaan tersebut mampu menciptakan brand awareness. Unsur humoris mempermudah audiens untuk mengingat layanan yang dipromosikan. Singkatnya, humor appeal theory membujuk audiens supaya menyukai perusahaan, produk, maupun layanan yang disajikan dengan menciptakan suasana menyenangkan di hadapan publik. Tujuannya untuk menghibur audiens terlebih dahulu sebelum menjalin ikatan bisnis dan menjalankan promosi.
Siklus ini tentunya tidak terlepas dari asosiasi audiens terhadap substansi media sosial yang kasual. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 80,26% masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk mendapatkan hiburan. Intensitas keterhubungan media sosial sebagai penyedia suasana positif semakin meningkat dengan adanya konten-konten humoris, baik berupa story telling atau sekadar cuplikan kejadian tidak terduga. Dengan adanya fenomena ini, pelaku marketing memanfaatkannya sebagai jembatan antara pengenalan produk/layanan dengan perhatian calon konsumen. Dari banyaknya video marketing yang viral akibat kelucuannya, terbukti bahwa audiens memandang positif konten yang disuguhkan. Hal ini pun menumbuhkan rasa kepercayaan dan ingin tahu lebih lanjut terhadap produk/layanan yang dipromosikan.
Umpan Balik Audiens sebagai Target Marketing
Hubungan antara audiens dengan perusahaan sebagai pelaku marketing kreatif semakin terjalin dengan adanya konten humoris sebagai media promosi. Perkembangan ini menunjang customer journey audiens dari yang tadinya tidak mengenal merek, mulai mempertimbangkan pembelian, menggunakan produk, menilai layanan, hingga menjadi pelanggan tetap. Hal ini karena sebagian besar audiens sangat mengantisipasi kehadiran konten promosinya sebagai hiburan. Tidak hanya itu, audiens juga mulai mengalihkan preferensinya dalam mencari informasi.
Setelah terpapar oleh video marketing yang dipersembahkan perusahaan, audiens mulai mempertimbangkan untuk mencari tahu lebih lanjut soal produk atau layanan yang dipasarkan. Sesuai harapan, media sosial menjadi platform pertama yang dituju untuk menuntaskan rasa ingin tahu mereka. Dengan begitu, perusahaan dapat dengan mudah mengukur keberhasilan marketing melalui engagement audiens terhadap media sosial perusahaan. Upaya audiens pada titik ini sudah mencapai tahap consideration. Pada tahap ini, perusahaan dapat memaksimalkan usaha mereka untuk menyediakan informasi dan promosi yang lebih matang sebagai bahan pertimbangan audiens.
Tidak menutup kemungkinan bahwa audiens akan terus memperhatikan perkembangan marketing perusahaan. Hal ini semakin menunjukkan bahwa audiens mulai terikat pada merek dan kemungkinan untuk membeli semakin tinggi. Keputusan audiens didasarkan pada kepercayaan mereka terhadap perusahaan penyedia produk/layanan. Dalam beberapa tahapan ke depan, umpan balik audiens dapat membawa tahap marketing setingkat lebih lanjut menuju conversion. Pada tahap ini audiens dipastikan melaju ke tingkat customer journey yang lebih maju. Audiens mulai menilai strategi marketing perusahaan dan mengelaborasikannya sebagai keunggulan mereka.
Apakah Konsep Marketing tersebut Kredibel?
Telah disebutkan dalam penjelasan humor appeal theory, yakni penggunaan humor dalam pemasaran dapat membangun hubungan emosional yang lebih kuat dengan audiens, membuat mereka lebih menerima pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan. Keputusan pelaku pemasaran dalam memanfaatkan video lucu sebagai aset pemasaran di media sosial perlu diakui sebagai strategi yang kreatif. Bagaimanapun juga perusahaan perlu mengembangkan potensinya untuk bisa bersaing dengan merek lain. Menggunakan praktik yang relevan dengan keadaan audiens di masa digitalisasi media ini merupakan perencanaan yang strategis.
Akan tetapi, efektivitas strategi ini juga dapat bergantung pada citra yang perlu dibangun oleh perusahaan. Perusahaan dengan brand yang bersifat ramah dan dekat dengan konsumen cenderung lebih mudah mengadopsi strategi ini tanpa mengurangi kredibilitas mereka. Sebaliknya, perusahaan yang bergerak di sektor yang lebih serius harus lebih berhati-hati. Menggunakan humor dalam konteks yang tidak tepat dapat berisiko mengurangi profesionalisme dan kepercayaan di hadapan publik. Selain itu, tidak semua audiens merespons humor dengan cara yang sama. Faktor budaya, demografi, dan pengetahuan sosial yang heterogen harus dipertimbangkan agar humor tetap relevan dan tidak menimbulkan kontroversi. Sebuah kesalahan dalam penggunaan humor dapat merusak reputasi perusahaan dalam waktu singkat, terutama di era media sosial yang serba cepat dan mudah viral.
Dengan demikian, meskipun video lucu dapat menjadi strategi marketing yang sangat efektif, penggunaannya tidak dapat disamaratakan untuk semua jenis perusahaan. Perusahaan perlu memahami identitas merek mereka, target audiens, serta risiko yang mungkin muncul sebelum mengadopsi strategi ini. Jika diterapkan dengan bijak, humor dapat menjadi alat yang kuat untuk memperkuat hubungan dengan audiens tanpa mengorbankan kredibilitas merek.
Konten-konten marketing dengan hook video lucu ini akan menjadi referensi banyak pelaku pemasaran. Hal ini tidak terlepas dari efektivitasnya yang terbukti dapat meningkatkan keterikatan dengan audiens media sosial. Semakin beragam perusahaan dan komunitas yang memanfaatkan kreativitas ini untuk mempromosikan layanan dan produk mereka kepada jangkauan audiens yang lebih luas. Tidak hanya dari perusahaan food and beverage, melainkan juga penyedia layanan masyarakat, hingga organisasi internal pendidikan. Hal ini dikarenakan strategi tersebut sangat mudah diterapkan oleh siapapun, bahkan jika pelaku pemasarannya tidak menyediakan rancangan konten yang sistematis. Video berdurasi pendek dengan jaminan interaktivitas tinggi tentu bukan ide buruk untuk diterapkan.
Meskipun demikian, tidak semua layanan dapat dengan mudah mempertimbangkan konten ini sebagai strategi andalan mereka. Beberapa sektor dengan formalitas resmi dan berpegang teguh pada kredibilitas mereka tentu perlu mengkaji ulang pemanfaatan strategi ini secara seksama. Audiens juga memiliki preferensi terpisah dalam memilih produk atau layanan yang dapat dipercaya dalam keadaan darurat. Audiens tentu tidak akan merespons dengan tanggapan positif apabila perusahaan penyedia alat-alat medis atau obat-obatan menjajakan produk mereka kepada rumah sakit dengan konten humoris. Hal ini bergantung pada perbedaan situasi saat produk dan layanan dibutuhkan.
Maka dari itu, filtrasi ide sangat dibutuhkan ketika berhadapan dengan tren pemasaran digital di media sosial. Pelaku pemasaran perlu mencermati konsep dengan seksama. Pertimbangan akan kredibilitas perusahaan juga harus menjadi prioritas. Hal ini dikarenakan audiens berpegang teguh pada loyalitas merek ketika perusahaan sudah mencapai kredibilitas tinggi. Tren pemasaran digital berbasis humor ini sangat efektif untuk ‘merangkul’ audiens dan menciptakan citra yang ramah dan tidak kaku. Namun, perusahaan juga memiliki sektor tertentu yang perlu dijaga otoritasnya. Citra yang supel akan sangat dihargai, namun citra yang absolut juga penting untuk dicermati.
Daftar Pustaka
Arisandi, D. 2017. Pengaruh humor appeals terhadap brand awareness pada iklan televisi. Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, 18(1), 1-8. DOI: https://doi.org/10.30596/jimb.v18i1.1394.
Fauzan, N. 2024. Analisis penggunaan humor dalam meningkatkan daya tarik iklan Gojek di Youtube versi #SebelumGojek [skripsi]. Jakarta: Universitas Prof. Dr. Moestopo.
Rozaq, M., Nugrahani, R. U. 2023. Penggunaan platform video pendek sebagai strategi komunikasi pemasaran digital untuk UMKM. Jurnal Komunikasi Nusantara, 5(1), 21-30. DOI: https://10.33366/jkn.v%vi%i.271
Penulis: Halwa