Pasuruan,Sekilasmedia.com— Sabtu pagi, 26 April 2025, Pasar Hewan Pandaan kembali menggeliat. Deru kendaraan pengangkut ternak dan suara sapi yang bersahutan menjadi bukti nyata bahwa pasar yang sempat terhenti akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini mulai bangkit. Aktivitas yang sempat terhenti berangsur pulih. Para blantik, yang sebelumnya dilanda kecemasan, kini kembali bersemangat menawarkan hewan ternak mereka. Lalu lintas ternak antarwilayah yang sempat terhambat kembali dibuka, memberikan optimisme baru bagi para peternak.
“Pasar mulai kembali seperti sebelum PMK. Sapi-sapi datang dari berbagai wilayah, pembeli pun mulai ramai,” ujar Sugiman Budi Santoso, Kepala Pasar Hewan Pandaan, yang dengan seksama mengamati sapi-sapi yang baru saja turun dari kendaraan pengangkut. Meski pasar sempat terhenti total beberapa bulan lalu, penurunan tajam kasus PMK kini membawa harapan baru.
Kerja Nyata Dinas Peternakan
Dalam beberapa bulan terakhir, Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan telah bekerja keras untuk menanggulangi wabah PMK yang melanda. Pembatasan peredaran ternak, vaksinasi massal, serta upaya edukasi kepada peternak menjadi bagian dari strategi komprehensif yang dijalankan oleh pemerintah daerah. “Kami tidak hanya mengandalkan pembatasan, tapi juga melakukan pemantauan dan vaksinasi di lapangan. Ini semua dilakukan untuk meminimalisir penyebaran,” jelas Ainur Alfiyah, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan.
Data terbaru dari Dinas Peternakan menunjukkan tren penurunan kasus PMK yang signifikan. Hingga 19 April 2025, dari 234 kasus yang tercatat, 95 ekor sapi dinyatakan sembuh. 120 ekor masih dalam perawatan, 17 ekor mati, sementara satu ekor dipotong paksa, dan satu ekor dijual. Penurunan jumlah kasus ini menunjukkan keberhasilan langkah-langkah preventif yang dilakukan, meski wabah belum sepenuhnya hilang.
Untuk memastikan pasar tetap aman, pengawasan ketat tetap diterapkan. Petugas dari Puskeswan Pandaan turun langsung untuk memeriksa kondisi kesehatan ternak. Setiap sapi yang masuk harus memenuhi standar kesehatan tertentu, dan bila ditemukan gejala PMK—seperti demam tinggi, luka pada mulut, atau kuku yang rusak—ternak tersebut langsung ditolak.
“Kami pastikan setiap sapi yang masuk pasar bebas dari PMK. Bila ada tanda-tanda, kami tidak ragu untuk menolaknya. Itu komitmen kami,” tegas Anwar, koordinator blantik Pasar Pandaan.
Peran Aktif Dinas Peternakan
Keberhasilan pemulihan pasar ini tak lepas dari upaya terus-menerus dari Dinas Peternakan yang tak hanya fokus pada penanganan kasus, tetapi juga dalam mengedukasi peternak tentang pencegahan dan penanganan PMK. Meskipun arus perdagangan ternak mulai pulih, Dinas Peternakan tetap mengingatkan bahwa kewaspadaan harus terus dijaga.
“Pemantauan terus kami lakukan secara berkala, baik di pasar maupun di lapangan. Ini belum selesai, dan kami akan terus bekerja untuk memastikan sektor peternakan kembali stabil,” ujar Ainur Alfiyah.
Para peternak yang sempat terpuruk kini mulai merasakan dampak positif dari kerja keras Dinas Peternakan. Meskipun belum sepenuhnya pulih, keberlanjutan pasar hewan ini memberikan harapan baru bagi perekonomian peternakan rakyat di Kabupaten Pasuruan. Pasar Hewan Pandaan, yang pernah sepi karena wabah, kini kembali menjadi simbol kebangkitan dan ketahanan ekonomi rakyat.