
Malang, sekilasmedia.com– Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sosial-politik yang makin sumir arahnya, grup musik Akustikoma menghadirkan sebuah karya yang menghantam kesadaran: single “Negeri Sakkarepmu”. Lagu ini menjadi teriakan lirih yang menyuarakan keresahan, kritik tajam, sekaligus harapan yang enggan padam.
Digawangi oleh dua musisi asal Malang, Yoga BM dan Antok Yunus, Akustikoma hadir dengan identitas kuat: sederhana tapi menghujam. Lagu ini diproduksi oleh Gio Production (Malang) dan dipublikasikan oleh One Entertainment (Jakarta), dan mulai dapat dinikmati di berbagai platform digital mulai 28 Juni 2025.
“Negeri Sakkarepmu”—dalam bahasa Jawa berarti “Negeri Sesukamu”—adalah sindiran halus tapi pedas bagi kekuasaan yang berjalan semaunya. Dalam lirik yang ditulis Yoga BM dan dibawakan penuh penghayatan oleh Antok Yunus, tersirat kekecewaan terhadap hukum yang tak lagi adil, kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir elit, serta rakyat kecil yang terus terpinggirkan.
“Lagu ini adalah cermin. Bukan hanya untuk para pemegang kuasa, tapi juga untuk kita semua, agar tidak kehilangan suara dan kesadaran,” ungkap Yoga BM. Senin (26/5).
Mengandalkan aransemen akustik yang melankolis, dibantu oleh musisi seperti Indra Kenatha, Yeyen Gitar, dan Gita Biola, lagu ini tidak hanya menyentuh secara musikal, tapi juga menggugah nurani.
Di bait akhir, pengulangan kata “sakkarepmu” menjadi semacam mantra, yang mencerminkan keputusasaan bercampur kemarahan yang nyaris tak tertahan.
“Musik adalah medium paling jujur. Lewat lagu ini, kami hanya ingin menyampaikan bahwa suara rakyat tidak boleh padam, betapapun sunyinya jalan yang harus dilalui,” tambah Antok Yunus.
Dengan slogan “Takkan Berhenti Berkarya”, Akustikoma memang bukan sekadar grup musik. Mereka adalah suara-suara kecil yang memilih tetap bernyanyi, meski dunia sering kali memilih untuk tak mendengarkan.
“Negeri Sakkarepmu” bukan hanya lagu. Ia adalah seruan, perlawanan, dan doa. Sebuah bentuk istiqomah dalam berkarya yang berharap mampu memantik semangat dan kesadaran baru—terutama bagi generasi muda—untuk terus menyuarakan kebenaran dalam bentuk apapun yang mereka bisa.