Iran,Sekilasmedia.com-Ketegangan geopolitik kembali memanas seiring pecahnya konflik bersenjata antara Iran dan Israel. Meski secara geografis Indonesia berada jauh dari pusat konflik, dampak ekonominya terasa nyata dan signifikan. Sebagai negara dengan ketergantungan besar terhadap impor energi dan keterlibatan dalam perdagangan global, Indonesia menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang dipicu oleh eskalasi perang tersebut.
1. Naiknya Harga Minyak dan Beban Subsidi
Perang menyebabkan ketidakstabilan di pasar minyak global, mendorong harga minyak dunia naik tajam, bahkan menyentuh US$100 per barel. Indonesia yang masih mengimpor sebagian besar kebutuhan minyaknya terkena dampak langsung: biaya subsidi BBM meningkat, defisit fiskal membesar, dan anggaran negara menjadi terbebani.
2. Tekanan Inflasi dan Penurunan Daya Beli
Kenaikan harga minyak berdampak langsung pada harga BBM dan logistik, memicu inflasi yang bisa menggerus daya beli masyarakat. Kenaikan harga pangan dan transportasi menjadi tantangan utama, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
3. Pelemahan Rupiah dan Arus Modal Keluar
Ketidakpastian global membuat investor asing menarik modal dari negara berkembang seperti Indonesia dan memilih aset yang lebih aman seperti dolar AS. Akibatnya, nilai tukar Rupiah tertekan, biaya impor naik, dan risiko utang luar negeri meningkat.
4. Gangguan Rantai Pasok Global
Konflik yang melibatkan jalur pelayaran utama seperti Selat Hormuz dan Terusan Suez menyebabkan gangguan rantai pasok global. Biaya logistik melonjak, waktu pengiriman bertambah, dan industri nasional—mulai dari manufaktur, otomotif, hingga elektronik—ikut terdampak.
5. Pertumbuhan Ekonomi Berisiko Melambat
Kombinasi tekanan inflasi, pelemahan mata uang, dan gangguan perdagangan dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi pertumbuhan yang semula di atas 5% berpotensi melambat menjadi sekitar 4,6–4,8%.
6. Peluang Percepatan Transisi Energi
Di tengah krisis, ada peluang positif: mendorong Indonesia untuk mempercepat transisi energi ke sumber terbarukan. Pengembangan bioenergi, tenaga surya, dan geothermal bisa menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
Meski bukan pihak dalam konflik, Indonesia harus bersiap menghadapi dampak ekonomi dari perang Iran-Israel. Ketahanan energi, stabilitas nilai tukar, dan kebijakan fiskal yang adaptif menjadi kunci untuk menjaga ekonomi tetap tumbuh di tengah situasi global yang tidak menentu.