Pariwara

Jumbo Mengguncang Bioskop! 10 Juta Penonton Bukti Karya Anak Bangsa Layak Diapresiasi

×

Jumbo Mengguncang Bioskop! 10 Juta Penonton Bukti Karya Anak Bangsa Layak Diapresiasi

Sebarkan artikel ini
(foto: film jumbo)

 

Sekilasmedia.com-Lebih dari sekadar animasi, Jumbo adalah simbol dari kerja keras, dedikasi, dan kebangkitan industri kreatif Indonesia. Film ini menjadi bukti bahwa ketika kreator lokal diberi kepercayaan dan ruang untuk berkarya, hasilnya bisa menyaingi bahkan melampaui ekspektasi pasar.

Siapa, sih, yang nggak kenal Jumbo? Film animasi karya anak bangsa ini sukses besar di industri perfilman Indonesia. Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, Jumbo berhasil mencetak sejarah sebagai film animasi Indonesia pertama yang menembus 10 juta penonton hanya dalam waktu 60 hari. Capaian luar biasa ini mematahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017).

Film ini pertama kali tayang pada 30 Maret 2025, bertepatan dengan libur panjang Idul Fitri. Momen yang pas membuat Jumbo langsung mendapat tempat di hati masyarakat sebagai tontonan keluarga. Cerita yang hangat dan dekat dengan nilai-nilai keluarga membuat film ini bukan hanya dinikmati oleh anak-anak, tapi juga remaja hingga orang dewasa. Banyak penonton bahkan menyebut Jumbo sebagai film yang membangkitkan sisi “inner child” mereka—emosi yang selama ini terpendam, akhirnya bisa tersalurkan lewat sebuah tontonan yang jujur dan tulus.

Selain kualitas cerita yang kuat, Jumbo juga menampilkan para pengisi suara ternama seperti Bunga Citra Lestari, Ariel NOAH, Prince Poetriay, dan Quinn Salman. Suara-suara yang sudah familiar di telinga penonton ini sukses menghidupkan karakter dan memperkuat emosi dalam film. Tidak hanya itu, Jumbo juga punya soundtrack yang digarap serius. Lagu-lagunya dikerjakan oleh Laleilmanino dan Maliq & D’Essentials, menjadikannya mudah didengar, fresh, dan pas dengan nuansa cerita.

Yang lebih membanggakan, Jumbo dikerjakan selama lima tahun dengan melibatkan lebih dari 420 kreator lokal—mulai dari animator, penulis naskah, ilustrator, teknisi, hingga desainer karakter. Seluruh proses produksi dilakukan oleh talenta-talenta dari Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa industri kreatif dalam negeri punya potensi besar jika diberi kepercayaan dan ruang untuk berkembang. Ryan sendiri menyebut film ini sebagai persembahan untuk ibunya. Kisah pribadi yang menginspirasi ini membuat Jumbo terasa lebih dari sekadar film; ia adalah karya dari hati, yang dibangun oleh semangat kolektif anak bangsa.

Namun, di balik kesuksesan Jumbo, ada berbagai tantangan besar yang masih dihadapi industri animasi Indonesia. Pembiayaan menjadi kendala utama. Banyak proyek animasi kesulitan mendapat dukungan dana karena investor ragu akan potensi cuan dari film jenis ini. Selain itu, film animasi lokal juga masih sering kesulitan bersaing di layar bioskop, karena kalah saing dengan film luar atau film populer lainnya. Penurunan layar yang terlalu cepat menjadi tantangan tersendiri.

Di sisi lain, banyak animator Indonesia justru memilih bekerja untuk studio luar negeri karena tawaran yang lebih menguntungkan. Akibatnya, industri animasi dalam negeri kekurangan talenta yang seharusnya bisa membantu membangun ekosistem lokal. Minimnya penghargaan terhadap karya animasi lokal juga jadi pekerjaan rumah besar—masih banyak masyarakat yang menganggap animasi Indonesia sebagai hiburan kelas dua. Tapi Jumbo membuktikan sebaliknya: bahwa film animasi lokal bisa berkualitas tinggi dan dicintai banyak orang.

Tak hanya sukses di Indonesia, Jumbo kini juga membuka peluang untuk tayang di berbagai negara seperti Rusia, Belarus, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Ini adalah langkah besar untuk membawa nama Indonesia ke panggung animasi internasional.

Kesuksesan Jumbo membuktikan bahwa mimpi besar bisa dicapai dengan kerja keras, ketulusan, dan kolaborasi. Film ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu menghasilkan karya animasi yang bukan hanya menghibur, tapi juga menyentuh dan membanggakan. Dan yang terpenting, film ini berhasil menggerakkan kembali optimisme kita terhadap masa depan animasi lokal.