Denpasar,Sekilasmedia.com-
Keinginan agar permainan sabung ayam atau tajen dilegalkan menghangat di Pulau Dewata. Permainan yang sarat akan tradisi dan ritual keagamaan Hindu Bali ini cenderung berlangsung liar dan tidak terkendali.
Dengan tidak adanya pengaturan yang jelas, kegiatan tajen ini berpotensi dimanfaatkan oleh oknum oknum tertentu untuk keuntungan pribadi. Atas fakta ini dibutuhkan solusi konkret dari pemerintah, bukan pembiaran.
Ketua Komisi II DPRD Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih mengusulkan agar praktik tajen dilegalkan. Karena mengingat selama ini permainan tajen berada di wilayah abu abu hukum.
Politisi Partai Golkar ini juga menilai tajen bukan sekedar permainan, melainkan bagian dari tradisi Hindu. Tajen memiliki potensi mendatangkan dampak ekonomi positif, khususnya pedagang kecil dan pelaku jasa di sekitar lokasi pelaksanaan.
“Mendorong untuk melegalkan tajen itu tentu dengan beberapa alasan. Karena memang tajen itu merupakan bagian dari budaya Bali. Banyak yang metoh (taruhan) itu kan untuk punia (pemberian) juga ke kebutuhan upacara,” katanya.
Jika dilegalkan kegiatan tajen ini bisa diatur, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Misal, dalam bentuk pendapatan daerah atau hibah untuk kegiatan adat dan upacara. Selain aspek budaya dan ekonomi, tajen juga bisa menjadi daya tarik wisata baru di Bali.
“Jadi, daripada dimanfaatkan oknum, dikelola lebih baik dan hasilnya kembali ke masyarakat bisa juga jadi sumber penerimaan daerah,” ungkapnya.
Karena ini soal budaya dan ekonomi, memungkinkan untuk menyerahkan semua ke pakar hukum, agar pasal-pasal terkait perjudian dalam UU Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP, khususnya Pasal 426 dan 427, dikaji lebih lanjut untuk melihat kemungkinan legalisasi tajen dari sisi hukum.
Di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster angkat bicara soal wacana legalitas sabung ayam atau tajen di Bali. Bahkan dia dengan tegas menolak wacana tersebut. Menurut Koster legalitas tajen bukan perkara sederhana dan perlu dikaji secara matang.
“Jangan. Legalitas tajen bukan perkara sederhana dan perlu dikaji secara matang sebelum dibahas lebih lanjut,” kata Koster, di Art Center, Denpasar, Sabtu (21/6/2025).