Pasuruan,Sekilasmedia.com – Operasi Patuh Semeru 2025 yang digelar Polres Pasuruan selama sepekan mencatat penurunan jumlah pelanggaran lalu lintas dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Iriawan menekankan bahwa kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas masih jauh dari harapan.
Berdasarkan data Analisa dan Evaluasi (Anev) Satlantas Polres Pasuruan, tercatat 124.503 pelanggaran selama masa operasi. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 139.442 pelanggaran.
Meski angka total menurun, beberapa jenis pelanggaran justru mengalami lonjakan signifikan. Tilang manual meningkat tajam menjadi 29.659 kasus, naik 10.855 dibandingkan tahun sebelumnya. Tilang melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) mobile juga melonjak menjadi 9.900 kasus, naik dari 6.664. Sementara tilang ETLE statis justru turun dari 12.108 menjadi 9.245.
Jumlah teguran juga mengalami penurunan dari 101.966 pada 2024 menjadi 75.699 pada tahun ini. Namun, jika dibandingkan dengan periode tujuh hari sebelum operasi dimulai, seluruh angka pelanggaran meningkat drastis.
Kenaikan drastis dibanding sebelum operasi:
Tilang manual: naik 1.167% (bertambah 27.321)
ETLE mobile: naik 1.243%
ETLE statis: naik 843%
Teguran: naik 8.682% dari 862 menjadi 75.699
Pelanggaran tertinggi terjadi pada 17 Juli 2025, dengan total 21.520 pelanggaran dalam satu hari—angka tertinggi selama operasi berlangsung.
Kapolres AKBP Jazuli Iriawan menegaskan, peningkatan pelanggaran selama operasi menunjukkan masih rendahnya disiplin masyarakat dalam berlalu lintas.
“Kami akan terus melakukan evaluasi serta penindakan secara selektif dan tepat sasaran. Keselamatan pengguna jalan menjadi prioritas utama kami,” tegasnya.
Pihak kepolisian akan memperkuat upaya preventif dan edukatif di samping penindakan hukum, guna menumbuhkan budaya tertib berlalu lintas yang berkelanjutan.