Daerah

Kondisi Memprihatinkan RS Jiwa Wikarta Mandala: Terbengkalai, Minim Koordinasi, dan Masih Rawat Pasien di Tengah Sengketa

×

Kondisi Memprihatinkan RS Jiwa Wikarta Mandala: Terbengkalai, Minim Koordinasi, dan Masih Rawat Pasien di Tengah Sengketa

Sebarkan artikel ini
Tangkapan layar kondisi Rumah Sakit Jiwa Wikarta Mandala yang sangat memprihatinkan (foto S Basuki / sekilasmedia.com).

Malang, sekilasmedia.com– Rumah Sakit Jiwa Wikarta Mandala yang terletak di Jalan Raya Sebaluh No. 2, Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, kini berada dalam kondisi sangat memprihatinkan. Bangunan yang berdiri sejak tahun 1989 itu tampak terbengkalai, dipenuhi semak belukar, minim penerangan, dan nyaris tanpa aktivitas yang mencerminkan fungsi medis.

Ironisnya, meski terlihat tak beroperasi secara layak, rumah sakit tersebut dilaporkan masih merawat sekitar sembilan pasien Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius, mengingat bangunan sudah tak terawat dan status kepemilikan lahan sedang dalam sengketa hukum antara dua pihak.

Keberadaan rumah sakit yang juga pernah dijadikan lokasi eksplorasi horor oleh kanal YouTube “Bocah Explore” itu bahkan kini berubah nama di Google Maps menjadi “Wisata Pemandangan Wikarta Mandala” — sebuah indikasi lain yang menambah kebingungan publik mengenai legalitas dan fungsinya saat ini.

Sekretaris Desa Pandesari, Suyono, mengaku bahwa pihak desa sejak awal tidak pernah mendapatkan informasi resmi dari pengelola rumah sakit terkait perizinan, status operasional, maupun pengelolaan limbah medis (B3). Bahkan, tak ada satu pun dokumen administratif mengenai rumah sakit tersebut yang tercatat di kantor desa.

“Sejak dahulu rumah sakit itu aktif, namun setelah pandemi COVID-19, rumah sakit itu memang sudah sepi. Tapi warga melaporkan bahwa hingga kini masih ada beberapa pasien di dalam. Dari dulu pihak rumah sakit tidak pernah sekalipun berkoordinasi dengan pemerintah desa,” ujar Suyono saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (30/7/2025).

Ia juga menyampaikan bahwa menurut informasi warga, pasien yang dirawat bukan berasal dari desa setempat dan diduga merupakan etnis Tionghoa. Namun, tidak ada data resmi yang dapat mengonfirmasi hal tersebut.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Dusun Sebaluh, Imam Basori. Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti aktivitas maupun jumlah tenaga medis di rumah sakit tersebut. Terakhir, ia bersama Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) dan perwakilan desa sempat diundang oleh seseorang bernama Andar yang mengaku sebagai pihak terkait rumah sakit untuk menghentikan seluruh aktivitas karena masalah sengketa lahan belum terselesaikan.

“Setelah pertemuan itu, kami belum mendapat informasi lanjutan. Saya sendiri tidak bisa mengikuti perkembangannya karena ada kegiatan lain yang harus saya hadiri,” ujar Imam.

Saat awak media mencoba mengonfirmasi langsung ke lokasi, pihak rumah sakit menolak memberikan keterangan dan menutup akses terhadap informasi yang dibutuhkan publik. Sikap tertutup ini semakin menambah tanda tanya besar mengenai status hukum, legalitas operasional, serta kondisi pasien yang masih dirawat di sana.

Kondisi Rumah Sakit Jiwa Wikarta Mandala menjadi alarm serius akan potensi pelanggaran hak pasien, pelanggaran administratif, dan lemahnya pengawasan terhadap fasilitas kesehatan, terlebih yang berkaitan dengan layanan untuk ODGJ.

Diperlukan langkah cepat dari Pemerintah Kabupaten Malang, Dinas Kesehatan, dan pihak berwenang lainnya untuk melakukan investigasi menyeluruh, audit perizinan, serta menjamin keselamatan dan hak-hak pasien yang masih berada di fasilitas tersebut.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *