Jombang,Sekilasmedia.com– Kabupaten Jombang terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Bupati Warsubi menegaskan, langkah nyata telah dimulai melalui program bongkar ratoon (BR) tanaman tebu yang ditargetkan seluas 2.500 hektare pada 2025.
Hingga pertengahan September, realisasi BR di Jombang telah mencapai 1.299 hektare. Program ini memberikan manfaat langsung kepada petani berupa bantuan bibit senilai Rp10 juta per hektare serta tambahan biaya tenaga kerja Rp4 juta per hektare.
“Program ini tidak hanya mendukung kesejahteraan petani, tapi juga menjadi fondasi menuju swasembada gula pada 2028. Kita harus bergerak bersama, mulai dari pemda, pabrik gula, APTRI, hingga TNI,” ujar Bupati Warsubi usai mengikuti rapat koordinasi hilirisasi perkebunan di Jakarta Selatan, Senin (22/9).
Meski sempat terkendala karena sebagian petani sudah menanam lebih awal pada Juni–Agustus, Warsubi optimistis target tetap bisa dikejar. Ia menyebut sinergi lintas sektor sebagai kunci percepatan.
Selain fokus pada tebu, Jombang juga menjaga stabilitas pangan pokok. Dengan luas tanam padi rata-rata 75 ribu hektare per tahun, Jombang masuk 10 besar daerah produsen padi terbesar di Jawa Timur.
Tak hanya itu, sejumlah komoditas unggulan daerah juga terus dikembangkan. Durian lokal Wonosalam yang tengah diajukan sebagai varietas nasional dengan nama Durian Mrico, pisang mas Wonosalam, hingga kopi Excelsa yang sudah memiliki sertifikat Indikasi Geografis menjadi contoh keberagaman potensi Jombang.
“Padi tetap prioritas, tapi kita juga dorong hortikultura dan kopi agar petani mendapat nilai tambah. Keseimbangan pangan pokok dan komoditas unggulan inilah yang akan menjaga ketahanan pangan sekaligus meningkatkan daya saing Jombang,” pungkas Warsubi. (adv)