Daerah

Gebrakan Jatim! 64 Kampus Disiapkan Jadi Mitra Beasiswa, Santri Didorong Raih Pendidikan Tinggi

×

Gebrakan Jatim! 64 Kampus Disiapkan Jadi Mitra Beasiswa, Santri Didorong Raih Pendidikan Tinggi

Sebarkan artikel ini
Opening Ceremonial kegiatan Pelatihan Tekhnis Pengelolaan Dana Beasiswa Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2025 di Aula Lt. 5 Hotel Grand Padis Bondowoso. (Foto: Rifky Gimnastiar/SM)

Bondowoso,Sekilasmedia.com-Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Lembaga Beasiswa Pendidikan Daerah (LBPD) kembali membuka kesempatan emas bagi mahasiswa dan santri berprestasi. Tahun ini, sebanyak 64 perguruan tinggi mitra akan menerima program beasiswa pendidikan untuk jenjang S1, S2, S3, dan Ma’had Aly (M1).

Program ini menjadi bagian dari komitmen Pemprov Jatim dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2040, sebagaimana visi Gubernur Khofifah Indar Parawansa untuk mencetak sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global.

Hal itu disampaikan Prof. Dr. KH. Abdul Halim Soebahar, M.A, Ketua LPPD Jawa Timur, dalam kegiatan Opening Ceremonial Bimbingan Teknis Pengelolaan Dana Beasiswa yang digelar di Hotel Grand Padis, Bondowoso, Kamis (30/10/2025).

Prof. Halim menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam pengelolaan dana beasiswa. Para penerima diminta membuat laporan keuangan dan akademik secara akurat serta transparan.

“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan Inspektorat agar seluruh pimpinan perguruan tinggi mendapatkan pembekalan yang memadai dan benar, sehingga proses pelaporan bisa tertib dan sesuai aturan,” ujarnya.

Kegiatan bimbingan teknis berlangsung selama dua hari, untuk memastikan seluruh pihak memahami tata kelola beasiswa dengan benar.
Program ini juga membuka kesempatan luas bagi mahasiswa dan santri di Bondowoso serta wilayah Jawa Timur lainnya.

“Banyak penerima dari Gendawa, Selangor, juga merata di perguruan tinggi se-Jawa Timur,” kata Prof. Halim. Ia berharap para penerima terus bersemangat menuntut ilmu dan memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya.

Prof. Halim menegaskan bahwa skema beasiswa S2, S3, dan Ma’had Aly di Jawa Timur merupakan model yang belum ada di provinsi lain. “Kalaupun ada, kemungkinan mengikuti pola yang dikembangkan Jawa Timur,” ujarnya.
Sistem penyelenggaraan beasiswa ini dirancang agar tertib dan berkesinambungan.

Persyaratan utama adalah perguruan tinggi berasal dari Jawa Timur, dan penerima belum pernah memperoleh beasiswa pemerintah.
Berbeda dengan program di tingkat kabupaten atau kota yang dilakukan setiap tahun, LBPD memberikan dana dalam periode tertentu.

Mekanisme seleksi pun disesuaikan dengan jenjang pendidikan:
• Guru madrasah diniyah dinilai berdasarkan kemampuan kitab kuning.
• Hafizh/hafizhah diuji dari hafalan dan syahadah.
• Peserta S2 dan S3 disiapkan sebagai calon dosen melalui seleksi akademik yang ketat.

Terkait kuota, Prof. Halim memastikan program LBPD tetap menjadi prioritas. Tahun lalu dana yang dialokasikan sebesar Rp35 juta, dan tahun depan jumlahnya diperkirakan sama.
“Perguruan tinggi mitra tahun ini ada 61, dan naik menjadi 64 tahun depan. Jumlah penerima beasiswa juga akan bertambah,” ujarnya.

Program beasiswa luar negeri, khususnya di Mesir, menunjukkan hasil menggembirakan. Dari 40 calon mahasiswa S2, sebanyak 38 orang telah lulus, sedangkan dari 30 mahasiswa di Al-Azhar, sebanyak 25 orang lulus dan 16 di antaranya melanjutkan ke jenjang berikutnya.

“Santri itu kalau diberi peluang, mampu bersaing dengan yang lain. Selama ini mereka hanya kurang mendapat kesempatan,” tegas Prof. Halim.
engan perhatian khusus dari Gubernur Khofifah dan sistem yang tertata di Jawa Timur, diharapkan mahasiswa dan santri di Bondowoso serta kampus mitra lainnya dapat memanfaatkan peluang ini secara maksimal.

Program LBPD diharapkan menjadi langkah nyata untuk mencetak generasi muda berilmu, berakhlak, dan siap bersaing di kancah global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *