Daerah

Pemkab Malang Genjot Penurunan Stunting Lewat Sinergi Lintas Sektor

×

Pemkab Malang Genjot Penurunan Stunting Lewat Sinergi Lintas Sektor

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinkes Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo (foto S Basuki / sekilasmedia.com).

Malang,Sekilasmedia.com– Penurunan angka stunting masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Upaya ini membutuhkan sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah desa, puskesmas, hingga kader kesehatan di tingkat akar rumput. Salah satu langkah nyata yang terus digalakkan adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, hingga Februari 2025 tercatat 9.829 anak teridentifikasi mengalami stunting. Dari total 156.948 anak yang diukur, sekitar 6,26 persen masuk dalam kategori pertumbuhan terhambat. “PMT bisa berasal dari puskesmas maupun dari desa melalui anggaran Alokasi Dana Desa (ADD). Kami akan terus memantau pelaksanaannya di lapangan,” ujar Kepala Dinkes Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo.

Program PMT sendiri diharapkan tidak sekadar memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga menarik minat anak-anak untuk mengonsumsinya. Seperti yang dilakukan di Desa Ternyang, di mana PMT disajikan dalam bentuk kue kering bergizi berbahan dasar tepung kelor dan tepung lele. Agar lebih menarik, kue tersebut dibentuk menyerupai karakter lucu berwarna cerah dan diberi topping cokelat.

Selain dukungan dari puskesmas dan desa, Wiyanto juga menekankan pentingnya peran PKK desa dan kader kesehatan. Melalui kegiatan rembug stunting, para kader dapat saling berbagi temuan serta berdiskusi mengenai langkah penanganan di lapangan. “Rembug stunting menjadi wadah untuk memperkuat koordinasi sekaligus evaluasi, agar penanganan bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” jelasnya.

Peran posyandu pun disebut sangat krusial, terutama dalam tahap pengukuran berat dan tinggi badan anak. Ia menegaskan bahwa penanganan stunting tidak boleh berhenti pada proses penimbangan semata. “Setelah ditemukan indikasi stunting, harus ada tindak lanjut berupa pemantauan gizi secara berkala,” imbuhnya.

Ke depan, Dinkes Kabupaten Malang berkomitmen memperkuat peran puskesmas sebagai garda terdepan dalam deteksi dini dan pendampingan anak stunting. Setiap anak yang teridentifikasi akan mendapat perhatian khusus, termasuk pemenuhan kebutuhan gizinya. “Harapannya, tahun depan Kabupaten Malang bisa menuju zero stunting,” pungkas Wiyanto optimistis. (Adv)