Mersinde seçkin mersin escort bayan larla özel bir deneyim yaşayın, Samsunda escort samsun ile farklı anlar geçirin. Kadıköyde özel ve güvenilir hizmetler için anadolu yakası escort bayan bayanlarıyla tanışın! İstanbul’un gece atmosferinde istanbul gece hayatı keşfedin.

Budayawan Mojokerto Sarasehan Bertajuk Menikam Bumi Dengan Sampah dan Deklarasi Peduli Kelestarian Alam Raya

Foto : Para komunitas asal Mojokerto gelar doa bersama

Mojokerto, sekilasmedia.com – Komunitas peduli kelestarian alam di Kabupaten Mojokerto menggelar Sarasehan kepedulian lingkungan. Para peserta membahas serta Ngobrol Budaya dan Alam Raya dengan tema Menikam Bumi dengan Sampah.

Kegiatan ini hasil kolaborasi beberapa komunitas yang peduli tentang lingkungan diantaranya Komunitas Wisata Trawas (Kowitra), Pondok Alam Adat Budaya Nusantara, We Hasta dan lainnya. Kegiatan ini digelar di Paseban Agung Trawas, Senin (29/11/2021).

Kegiatan ini dihadiri oleh nama-nama besar seperti Kiai M Faizi penulis, penyair sekaligus pegiat lingkungan juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Annuqoyah Madura, Gus Paox Iben budayawan dan pengiat lingkungan, dan juga Gus Benny Zakaria Kurniawan budayawan asli dari mojokerto.

Benny Zakaria Kurniawan mengatakan bahwa sarasehan tersebut merupakan ini merupakan ikhtiar kami untuk mengedukasi masyarakat untuk pengelolaan sampah.

“Keluhan masyarakat selama ini kan kurang maksimal dalam penataan lingkungan hijau, dan pengelolaan sampah. Akhirnya kita menggagas sarasehan bertajuk menikam bumi dengan sampah,” jelas budayawan asli Mojokerto kepada Sekilasmedia.com di Pondok Alam, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jumat (03/12/2021).

Sarasehan tersebut bertujuan untuk bertukar pikiran tentang bagaimana melestarikan budaya, lingkungan, alam semesta dan merealisasikan dalam tindakan nyata. Salah satunya dengan menyelesaikan persoalan sampah yang kerap menjadi problem yang sangat signifikan selama ini.

BACA JUGA :  Santi Peminat Lukisan Raja-Raja Nusantara Majapahit Untuk Perspektif Ke Depan

“Kita mengusung tema menikam bumi memang kondisi riilnya seperti itu. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal mengelola dan mengolah, minimal mengelola sampah,” ungkapnya.

dilansir dari situs resmi www.menlhk.go.id menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada 2020. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 37,3% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga.

Sumber sampah terbesar berikutnya berasal dari pasar tradisional, yakni 16,4%. Sebanyak 15,9% sampah berasal dari kawasan. Lalu, 14,6% sampah berasal dari sumber lainnya.

Dikutip dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) saat ini produksi timbulan sampah di Jatim rata-rata mencapai 18.500 ton/hari dan diperkirakan hanya separuh saja yg tertangani sedangkan sisanya banyak dibuang begitu saja oleh masyarakat (non TPS dan ke sungai). 17 % lebih sampah yg dihasilkan masyarakat tersebut berupa limbah plastik berbahaya.

Kegiatan ini diikuti oleh beberapa komponen masyarakat khususnya pelaku wisata lokal, budayawan, dan juga stackholder terkait sebagai fasilitator tercapainya target pelestarian budaya dan alam raya. Kegiatan sarasehan ini ditutup dengan perfoma Mojoagung Gamelan Heritage. Membawakan tembang jawa dan lagu-lagu klasik.

BACA JUGA :  Deteksi Dini Penyakit Kronis, Polresta Mojokerto Gelar Rikkes Berkala Tahap I Tahun 2023

Sarasehan ini ditutup dengan deklarasi yang berisi pernyataan kesanggupan semua unsur untuk pelestarian budaya dan alam raya.

“Agendanya ditutup dengan deklarasi. Ada 3 poin. Pertama, berkomitmen untuk melindungi dan melestarikan alam, adat-budaya warisan para leluhur, khususnya di wilayah mojokerto dan sekitarnya” Lebih lanjut Gus Benny juga menjelaskan.

“Kedua, melakukan upaya-upaya nyata untuk menanggulangi dan merehabilitasi kerusakan lingkungan dan budaya yang terjadi dengan prinsip-prinsip kerja yang terarah dan berkesinambungan” Sambungnya.

“Ketiga, menjadikan wilayah Mojokerto, khususnya wilayah kecamatan Trawas sebagai green zona/Kawasan ramah lingkungan dan budaya,” pungkas Gus Benny.