
Mojokerto,sekilasmedia.com-Di Mojokerto, Jawa Timur, selain terkenal dengan produk kopi Trawas, Kabupaten Mojokerto juga mempunyai kopi yang jarang diketahui penikmat kopi. Kopi asmoro adalah produk unggulan dari Desa Rejosari, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Kopi ini di produksi oleh kelompok tani hutan (KTH) bina warga.
Kopi yang tumbuh subur di lereng kaki Gunung Anjasmoro Rejosari ini dikenal memiliki rasa yang khas dari kopi lainnya. Sebagian pecinta kopi menyebut keistimewaan kopi Asmoro Anjasmoro dari rasa pahit, manis, masam dan sepat bercampur jadi satu.
Kopi Asmoro adalah produk kopi yang di produksi dari jenis kopi asisah dan robusta. nama Asmoro di ambil dari Gunung Anjasmoro, karena lokasi perkebunan kopi ini terletak di lereng Gunung Anjasmoro sebelah utara.
Suyanto (59), mantan ketua KTH bina warga sekaligus petani kopi Desa Rejosari sudah menjadi petani kopi sejak tahun 2005, dengan menanam jenis kopi robusta dan mulai menanam jenis kopi asisah sejak tahun 2019. Suyanto, menjelaskan awalnya kopi robusta dan asisah ini di jual ke pengepul kopi, namun seiring berjalannya waktu, Suyanto berinisial untuk memproduksi sendiri kopinya.
“berawal dari harga pemasaran yang murah, akhirnya memutuskan untuk mencoba memproduksi sendiri, dengan harapan untuk menyemangati para petani kopi dan untuk mensejahterakan petani supaya tidak hilang semangat meskipun harga jual sangat murah diluar sana,” ujarnya kepada Sekilasmedia, senin (14/11/22).
Dijelaskan, kopi asisah dan robusta di Rejosari memiliki karakteristik unik dibandingkan kopi asisah dan robusta dari daerah daerah lainnya. ”Yakni memiliki tingkat keasaman yang khas,” tambahnya.
Kopi asisah pada umumnya bernama kopi excelsa. Adi Sucipto, ketua KTH bina warga menjelaskan pada umumnya kopi asisah sebutan bagi warga lokal, namun secara pengertian umum kopi ini di kenal dengan nama kopi excelsa.
“Kopi yang dihasilkan disini memakai biji kopi asisah petik merah, dengan menggunakan teknik apung yang artinya jika biji yang direndam mengapung artinya kualitasnya kurang baik, namun jika bijinya tenggelam kualitasnya terbaik,” ujar adi.
Berbicara harga jual sendiri, kopi Asmoro sebenarnya harganya relatif murah. Artinya, harga bisa meningkat hingga dua kali lipat jika petani mau memperhatikan proses pascapanen dan perawatannya. ”Harga itu relatif murah, baik petiknya dicampur yang merah dan hijau maupun prosesnya, untuk kemasan per gram mulai dari kemasan 100 gram – 250 gram harganya variasi, sedangkan untuk kemasan kiloan harganya mulai Rp 70 ribu – 80 ribu per kilogram,” ujar dia.