Daerah  

PCNU Kota Kraksaan Gelar Halal Bihalal Di Akhir Bulan Syawal

Foto acara halal bihalal
Foto acara halal bihalal

Probolinggo, Sekilasmedia.com – Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si menyampaikan bahwa dakwah bil hal itu lebih penting dari sekedar wacana atau mauidhoh hasanah. Hal ini penting supaya warga NU tersentuh hatinya dan berubah menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan Hasan Aminuddin dalam kegiatan halal bihalal yang digelar oleh PCNU Kota Kraksaan, Minggu (30/6/2019). Kegiatan yang dipusatkan di Kantor PCNU Kota Kraksaan di Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan ini diikuti oleh seluruh jajaran pengurus NU mulai tingkat cabang hingga ranting baik lembaga maupun badan otonom (banom).

“Dakwah bil hal untuk warga NU oleh pengurus NU lebih penting dari pada memberikan mauidhoh hasanah. Karena hati saat ini tidak sama dengan hati ayah dan ibu dahulu kepada NU. Sehingga Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas bagaimana betul-betul menjadi amaliah warga NU di Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Lebih lanjut Hasan menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada segenap pengurus yang ikhlas berkhidmat di PCNU Kota Kraksaan. Karena PCNU Kota Kraksaan tidak mampu membayar bagi yang menjadi pengurus NU. Sebab niatannya sama berkhidmat di NU dengan berharap ridho Allah SWT yang barokahnya Insya Allah anak dan cucunya dimulyakan oleh Allah karena khidmat di NU.

“Saya bersyukur karena saat ini anak muda kita merasa bangga kepada saudara sesama warga NU. Hanya saja yang saya takutkan tatkala ada orang NU berhasil, sesama NU itu sakit hati. Marilah kita bungkus kebencian itu menjadi sebuah kebanggaan karena sama-sama warga NU. Kita wajib bangga dan memback up tatkala mereka berhasil ataupun gagal,” jelasnya.

Menurut Hasan, saat ini pesta demokrasi dengan problematika politiknya sudah selesai. Ucapan terima kasih disampaikan karena semua warga NU mampu memberikan pendidikan politik dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang terjadi di luar Kabupaten Probolinggo.

“Dalam pesta demokrasi kemarin kita memang beda, namun perbedaan itu tidak sampai kepada konflik sesama warga NU. Proses demokrasi sudah selesai, marilah kita isi keagamaan di Kabupaten Probolinggo. Karena warga NU itu rindu untuk kembali kepada NU. Banyak toriqoh-toriqoh hari ini yang lebelnya Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), namun didalamnya bukan Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah,” pungkasnya.(Fahrul)