Malang, sekilasmedia.com- Kota Batu selalu menjadi pilihan menarik untuk merayakan tahun baru. Suasananya yang sejuk, ditambah dengan berbagai atraksi menarik, membuat kota wisata di Malang Raya ini semakin diminati.
Salah satu daya tarik merayakan tahun baru 2025 di Batu Malang adalah pertunjukan kembang api yang spektakuler. Sehingga saat musim libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 menjadi panen raya pelaku wisata dan sektor pendukungnya.
Bahkan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu memperkirakan perputaran ekonomi selama musim Nataru mencapai angka lebih dari Rp 600 miliar. Dengan angka kunjungan mencapai puluhan ribu wisatawan per hari.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As-Siddiq mengungkapkan, timnya telah melakukan perhitungan kasar sejak sekitar dua pekan terakhir berkaitan dengan perkembangan kunjungan dan perputaran uang. Hasilnya angka kunjungan disebut menembus satu juta orang dalam dua pekan terakhir bulan Desember 2024, sementara perputaran ekonomi mencapai Rp 632.843.349.600 selama sekitar 10 hari Nataru.
“Hasil analisa penghitungan kami, estimasi perputaran ekonomi selama libur Nataru 2024 berkisar 632,84 Miliar, mulai tanggal 22 Desember 2024 sampai pergantian tahun,” kata Arief saat dihubungi awak media beberapa hari yang lalu.
Ia juga mengungkapkan perhitungan kunjungan wisatawan mencapai 1.036.735 jiwa. Terhitung tanggal 14-31 Desember 2024. Atau 609.844 orang selama 10 hari secara rata-rata.
Dengan rata-rata kunjungan per hari 60.000 orang wisatawan, diestimasikan menghabiskan sekitar Rp 1,037 juta per orang. Mulai dari yang hanya sehari berkunjung, hingga yang menginap beberapa hari.
Arief menyebut, paling banyak masih pada akomodasi dan tiket masuk wisata, disusul kuliner. Selain itu, masih ada komponen pendukung lainnya seperti oleh-oleh, UMKM kerajinan dan makanan, hingga toilet umum dan parkir.
“Jadi, selama mereka (wisatwan) berada di Kota Batu. Baik menginap, masuk wisata, kuliner, atau UMKM dan oleh-oleh. Satu orang misalkan tiga tempat wisata yang dikunjungi, sudah kelihatan,” tuturnya.
Menurut dia, tingginya kunjungan wisatawan beserta perputaran ekonomi itu tak lepas dari kolaborasi beebagai unsur. Baik pemerintah, pelaku usaha pariwisata, UMKM, masyarakat Batu, dan media yang mempromosikan.
Di samping itu, sejumlah evaluasi juga tak luput dari sorotan. Salah satunya faktor kesiapan menghadapi cuaca, hingga antisipasi keamanan dan keselamatan. Peristiwa bencana tanah longsor di Oro-oro Ombo Kota Batu turut menjadi catatannya. “Bahwa perlu kesiapan memastikan faktor keamanan sarana, infrastruktur dan elemen lain yang terkait,” tutupnya.
Penulis: Basuki
Editor: Kayllai