Mersinde seçkin mersin escort bayan larla özel bir deneyim yaşayın, Samsunda escort samsun ile farklı anlar geçirin. Kadıköyde özel ve güvenilir hizmetler için anadolu yakası escort bayan bayanlarıyla tanışın! İstanbul’un gece atmosferinde istanbul gece hayatı keşfedin.

Tampah Bambu Masih Bertahan di Tengah Gempuran Tampah Plastik

Tampah tradisional dari bambu milik dari suwaji warga jati ombo, centong, gondang, mojokerto masih eksis berjalan diera gempuran bahan baku plastik.( Foto:.Yusril)

Mojokerto,Sekilasmedia.com-Suwaji (42), perajin tampah bambu asal Dusun Jati Ombo, Desa Centong, Gondang, Mojokerto, tetap mempertahankan tradisi kerajinan tampah bambu yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 2001. Meskipun produk plastik semakin mendominasi pasar, tampah bambu buatan Suwaji tetap memiliki daya tarik tersendiri karena kualitasnya yang lebih unggul dan ramah lingkungan.

Suwaji memproduksi dua jenis tampah, yaitu tampah bambu yang diproses melalui oven dan yang tanpa oven. Tampah yang sudah melalui proses oven dijual dengan harga Rp10.000, sedangkan yang tanpa oven dijual seharga Rp9.000. Harga tersebut bisa berubah setelah sampai di toko, biasanya dijual dengan harga antara Rp12.000 hingga Rp15.000.

“Kalau sudah masuk toko biasanya harganya lebih mahal. Dari kami ya segitu, di toko biasanya dijual Rp12.000 sampai Rp15.000,” kata Suwaji.

Dalam sepekan, Suwaji mampu memproduksi antara 50 hingga 60 tampah, meskipun jumlah produksi dan lama pembuatan ini difaktori oleh komdisi cuaca. “Cuaca sangat berpengaruh. Kalau cuacanya panas, produksi bisa lebih cepat dan jumblahnya bisa nambah. Tapi kalau hujan, prosesnya jadi lebih lambat,” ujarnya.

Bambu yang digunakan dalam pembuatan tampah adalah bambu jawa berusia sekitar satu tahun. Bambu dengan usia tersebut dianggap paling cocok karena memiliki kekuatan dan kelenturan yang ideal. Bambu ini diperoleh Suwaji dari pemasok langganannya di daerah Gondang, Mojoroto, pacet dan sekitarnya.

BACA JUGA :  Libur Panjang Dongkrak Kunjungan ke Pantai Banyumeneng, UMKM Lokal Kebanjiran Rezeki

“Kalau ada stok, saya ambil, biasanya di daerah situ,” jelasnya.

Proses pembuatan tampah dimulai dengan pemotongan bambu sesuai ukuran yang dibutuhkan, lalu ditipiskan sesuai ketebalan yang diinginkan. Selanjutnya, bambu dijemur di bawah sinar matahari. Proses penjemuran ini sangat penting, karena semakin kering bambu, semakin awet kualitas tampah tersebut.

“Penjemuran adalah tahap yang paling berpengaruh. Cuaca harus mendukung agar bambu bisa kering dengan baik,” terang Suwaji.

Setelah kering, bambu dianyam dan dibentuk menjadi tampah.

Pada musim-musim tertentu, permintaan tampah bambu meningkat pesat, seperti pada bulan ruwah karena banyak agenda ruwah desa, menjelang ramadhan, mendekati Hari Raya Idul Fitri,dan saat karnaval Agustus.

“Di hari-hari itu pesanan biasanya membludak. Saya harus siap untuk memenuhi permintaan yang tinggi,” kata Suwaji.

Meski banyak tampah berbahan plastik yang beredar di pasaran, Suwaji tetap yakin bahwa tampah bambu memiliki keunggulan tersendiri.

“Pelanggan lebih memilih tampah bambu karena lebih ramah lingkungan, dan tidak licin seperti plastik. Bambu juga lebih kuat dan tahan lama,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Gigih dan Kreatif, Sunali Sulap Kayu Mahoni Jadi Miniatur Kapal Bernilai Tinggi

Meskipun permintaan tak selalu ada, Suwaji tetap memproduksi tampah bambu untuk dijual, meski lebih memprioritaskan pesanan yang masuk.

“Walaupun tidak ada pesanan, saya tetap produksi. Biasanya selalu ada yang membeli, tetapi pesanan yang masuk tetap saya dahulukan,” tambahnya.

Dengan tetap menjaga kualitas dan proses pembuatan yang teliti, Suwaji berharap kerajinan tampah bambu tetap diminati dan mampu bersaing di tengah maraknya produk berbahan plastik. Tampah bambu tidak hanya berfungsi sebagai alat rumah tangga, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan.

Penulis: Yusril

Editor: Kaylla