Pamekasan, Sekilasmedia.com – Sambut Hari Tani Nasional ratusan mahasiswa Gabungan dari 3 kampus (IAI Al-khairat, UIM dan IAIN Madura) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Arek Lancor berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pamekasan, Selasa (24/09/2019).
Mahasiswa gabungan dari tiga kampus di kab pamekasan, Kompak mengkritisi satu tahun kepemimpinan pasangan Berbaur ‘Baddrut Tamam & Raja’e’, yang di anggap gagal mencapai visi misinya, diantaranya terkait masalah 17 janji politiknya,
Massa aksi membentangkan Poster yang bertuliskan, “BEM Arek Lancor Evaluasi Kinerja 1 Tahun Kepemimpinan Bupati Pamekasan”
Sekretaris Daerah (Sekda) Pamekasan Totok Hartono yang menemui massa aksi mengatakan bahwa Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dalam jangka 2 bulan kedepan tidak ada di Pamekasan.
“Kalau memang benar Bupati Baddrut Tammam keluar kota, Solehuddin korlap aksi sekaligus Presma Universitas Islam Madura Langsung mempertanyakan surat tugasnya bupati, merasa di bohongi, massa aksi langsung geram dan aksi saling adu jotos dengan kepolisian.
Massa aksi tidak tinggal diam terus mendesak, sementara Sekda dan Kasatpol PP Pamekasan meninggalkan pedemo. Akhirnya, massa gabungan BEM Pamekasan terus mengepung dan menendang pintu gerbang Bupati pameksan.
Selang beberapa menit Kasatpol PP Pamekasan datang membawa surat tugas Bupati, Namun demikian, ternyata surat tugas yang ditunjukkan oleh Kasatpol PP hanya foto copyan saja. Sontak, ratusan massa aksi mengamuk sembari mengatakan surat tugas Bupati Pamekasan itu hanya dibuat-buat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan untuk mengelabui massa aksi.
“Hai Bupati keluar kau, jangan pintar membohongi rakyat. Kami mahasiswa di sini mewakili seruan rakyat dan petani di Pamekasan,” ucap Presiden Mahasiswa IAI Al-Khairat Pamekasan dan dari orator lainnya, kritisi Bupati pameksan yang hanya condong Mempromosikan Batik, sementara harga garam dan tembakau di telantarkan. keluhnya.
Lanjut, massa aksi terus memanas, Lantaran pintu gerbang sebelah timur dihadang polisi, mobil water cannon polisi dan gas air mata, akhirnya massa aksi beralih haluan masuk lewat pintu sebelah barat Pendopo Agung Pamekasan.
Lantaran merasa dirinya dibuat permainan oleh pihak Pemkab Pamekasan, akhirnya massa aksi lari ke Kantor Bupati Pamekasan yang berada di sebelah selatan jalan.
Kebetulan, pintu pagar masuk Kantor Bupati Pamekasan dan Kantor Pemda tidak ditutup. Alhasil akhirnya massa aksi lari masuk ke dalam. Sayangnya, niat hati mereka digagalkan oleh Rainmas. Rainmas mengejar mengendarai motornya. Akhirnya mereka kembali gagal masuk.
Aksi saling dorong antara pedemo dan aparat kepolisian tak bisa terhindarkan lagi, karena mahasiswa terus memaksa, Akhirnya massa aksi dan polisi sama-sama sepakat untuk masuk kekantor Bupati dengan syarat hanya perwakilan saja, Mereka akhirnya memasuki Kantor Bupati Pamekasan.
Sementara ratusan massa aksi lainnya menunggu di depan kantor Bupati sambil tahlilan dan mendoakan Bupati pamekasan agar bisa buka mata hatinya untuk petani di pamekasan. (Bejo)