Peringati Hari Ibu, Polsek Krian Gandeng Forkopimka Nobar Film Surga Kecil di Bondowoso

Peringati Hari Ibu, Polsek Krian Gandeng Forkopimka Nobar Film Surga Kecil di Bondowoso
Foto Kapolsek dan Forkopimcam seusai Nobar
Peringati Hari Ibu, Polsek Krian Gandeng Forkopimka Nobar Film Surga Kecil di Bondowoso
Foto Kapolsek dan Forkopimcam seusai Nobar

Sidoarjo, Sekilasmedia.com – Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-91 tahun 2019, Polsek Krian laksanakan nonton bareng Forkopimka wilayah barat nonton bareng Film yang berjudul Surga Kecil di Bondowoso di pendopo balai Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo, Selasa (17/12/2019) mulai pukul 19.15 WIB sampai dengan selesai.

Dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-91 tahun 2019 mengambil tema ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Maju’. Dihadiri Kapolsek Krian Kompol M. Kholil. S.H.M.H, beserta anggota,
Camat Krian Agus Maulidy. M.Si, Danramil 0816/09 Krian Kapten Inf Siswanto,

BACA JUGA :  Sambut Hari Ibu Ke-91 Tahun 2019, Jalasenastri Cabang 6 Lanal Banyuwangi Adakan Lomba Handbucket

Di sela sela kegiatan nobar Kapolsek Krian kompol Mkholil, mengatakan bahwasanya film dokumenter karya Nia Dinata yang berjudul ‘Surga Kecil di Bondowoso’. tersebut menceritakan sebuah kehidupan keluarga di Bondowoso tentang kesetaraan antara pria dan wanita dalam berkeluarga dan berumah tangga yang adil dan sejahtera. bilangnya singkat.

Sementara Camat Krian Agus Maulidy M.Si, menambahkan “Film ini mengangkat kehidupan seorang lelaki Yanga berasal dari pulau Madura merantau ke Bondowoso menjadi ustad di Bondowoso yang sangat progresif dan mengajarkan pada masyarakat di sekelilingnya tentang pentingnya pendidikan bagi anak perempuan, dan juga keterlibatan laki-laki dalam kehidupan berumah tangga.

BACA JUGA :  Antisipasi Kamtibmas Serta Larangan Mudik Lebaran TNI - Polri Kota Batang Patroli Pospam

” Film itu mengangkat kisah nyata seorang ustad di Bondowoso, Jawa Timur, yang tanpa malu, mau melakukan tugas-tugas yang biasa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga. Seperti contoh, mencuci dan menjemur pakaian, menyapu, memasak bahkan memandikan anak di rumahnya. Hal itu mengingat konteks budaya Madura dan kehidupan pesantren yang masih patriarkis khususnya bagi perempuan,” ungkap Babinsa Serka Muttakim.” Akhirnya.(sud)