
Gresik, Sekilasmedia.com – Penanganan kali lamong menjadi salah satu skala prioritas pemerintah provinsi Jawa Timur, agar banjir tahunan yang melanda di wilayah Gresik dan Surabaya teratasi di musim penghujan.
Untuk itu, pada Rabu sore (20/1/2021) Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak (Emil Dardak) dalam kunjungannya kali ini meninjau langsung titik-titik yang menjadi skala prioritas penanganan kelak akibat luapan kali lamong bersama Kepala BBWS Bengawan Solo di wilayah Gresik yakni di desa Tambakberas dan Bendung Karet Kedanyang.
Pada kesempatan ini, Wagub Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan penanganan kali lamong di wilayah kabupaten Gresik, secara bertahap pemerintah dalam hal ini BBWS telah menyiapkan anggaran tahun ini sebesar Rp. 100 miliar, untuk titik-titik mana yang akan ditangani.
Diungkapkannya, pemerintah kabupaten Gresik sebenarnya sudah menganggarkan dan telah melakukan studi penyiapan pengadaan lahan namun ada kemungkinan butuh sedikit waktu untuk memproses.
” Ini yang kita cocokan sambil menentukan titik-titik prioritas. Seperti di Tambakberas, di mana banjirnya sampai 17 hari. Itu salah satu daerah yang masuk ke dalam kandidat yang akan mendapat penanganan,” jelas Emil Dardak.
Selain Tambakberas, juga ada Bendung Karet Kedanyang yang didirikan sejak 1993. Sampai saat ini, menurut pengamatan Wagub Jatim memang belum pernah ada penanganan dan sudah tidak berfungsi lagi karena karetnya sudah jebol.
Ini akan masuk studi untuk kemudian dilihat apakah kemudian akan di revitalisasi. Tapi yang paling penting titik ini juga menjadi calon lokasi untuk melakukan penanganan. Tapi sekali lagi akan dilihat skala-skala urgensinya, permukiman terutama. Saya ulangi permukiman yg terdampak, tandasnya.
Untuk Waduk Bunder, yang sudah di studi pada tahun 2020, oleh tim Pak Agus dari BBWS Bengawan Solo. Ada potensi signifikan yang memberikan suplai air untuk irigasi maupun menampung di kala banjir di Waduk tersebut. Beserta rencana pengembangan daerah di sekitar Waduk Bunder sebagai kawasan yang bisa menjadi pusat rekreasi kota, ruang terbuka hijau bagi masyarakat di kabupaten Gresik,ungkap Wagub Jatim lagi.
” Mudah-mudahan dari kunjungan hari ini kita bisa mengerucutkan berbagai opsi-opsi teknis sehingga walaupun tidak langsung tuntas kita selalu beberapa langkah maju dalam menangani banjir di kali lamong,”ujar dia.
Tindaklanjutnya, Wagub Jatim menegaskan akan ditentukan secara bertahap. Kita tentukan titik-titik berdasar urgensi dan kesiapan. Artinya tingkat banjirnya mengkhawatirkan banyak masyarakat dan permukiman terdampak, lalu ada kesiapan.
Untuk itu nanti Kepala Balai meninjau langsung titik-titik, nanti akan ditentukan bersama-sama. Berapa lamanya, ya memang tentunya tidak setahun dua tahun ini adalah perjuangan jangka menengah.
” Tetapi kita sudah sepakat ada akselerasi, itu sebabnya tidak main-main telah disediakan anggaran Rp. 100 miliar. Ini sebagai kepastian kepada warga terkait upaya pemerintah dalam penanganan kali lamong,”pungkas Emil Dardak.
Kepala BBWS Bengawan Solo Agus Rudiyanto, menyambung apa yang disampaikan Wagub Jatim bahwa penanganan kali lamong bisa segera dilaksanakan untuk tahun ini (2021). Secara komprehensif antara waduk bunder dan bendung karet kedanyang nanti berkaitan semua. Selain itu, dilanjutkan rencana membuat stadim basin.
Sementara mewakili pemkab Gresik, Kepala Dinas PUTR Gresik Gunawan Setijadi terkait penanganan kali lamong berharap agar penanganannya secara teknis supaya dampaknya nanti tidak terdampak di salah satu wilayah kabupaten saja. Ada kesinkronan.
Pemkab Gresik telah melakukan studi LARAP, kami sudah mengarah ke penetapan lokasi. Jadi nanti salah satu contoh misalkan ditangani pemkab Gresik sekarang cuma sedikit.
Tapi tahun berikutnya kita kejar supaya dana untuk pembebasan lahan sudah siap dan telah dilaksanakan. Sehingga mungkin pertengahan tahun 2021 sudah siap, tinggal nanti BBWS Bengawan Solo turun dan melihat kesiapan kita,imbuhnya.
” Kita target pertengahan tahun 2021 yang diprioritaskan tentunya daerah Cerme sini dan Benjeng,” tegas Gunawan Setijadi.
Diketahui, daerah Benjeng ternyata tidak ada tanggul sama sekali sehingga air melimpas menyebrang sampai ke arah sisi kesmen area daerah gedangan. Dari gedangan mengarah ke Iker-iker Geger.
Dan desa Iker-iker Geger selama banjir tidak pernah tidak tenggelam, hujan sedikit saja sudah tenggelam. ” Kalau tidak dituntaskan dulu kali lamong percuma kita tangani Iker-iker. Harus Kali lamong dulu nanti Iker-iker tidak terlalu banjir kemudian kita tangani normalisasi berikutnya. Yang bebas Cerme dan Benjeng,” tutur Kadis PUTR Gresik. (rud)