Djuyoto Suntani dan Jenderal. Gatot Nurmantyo
Reporter: tim
Editor: Siswahyu
JAKARTA (sekilasmedia.com) Menjelang Pemilihan Kepala Daerah serentak 27 Juni 2018 dan Pemilihan Umum April 2019, terutama Pemilihan Presiden 2019, berbagai hal diutak-atik secara politis yang bahkan istilah Jawa terkadang diutak-atik mathuk untuk dipasangkan menjadi antar Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Misal nama Mahfud MD, Habib Rizieq tokoh gerakan 212, bahkan HE Mr Djuyoto Suntani Presiden Perdamaian Dunia 202 Negara.
*UTAK-ATIK MATHUK UNTUK CAPRES HABIB RIZIEQ DAN CAWAPRES MAHFUD MD*
Dari contoh nama-nama yang disebutkan tadi rata-rata bukanlah orang yang selalu terlibat politik praktis partai politik. Meskipun untuk Habib Rizieq akhir-akhir ini menyerukan agar parpol yang peduli Islam untuk menyatu mengusung Capres-Cawapres sendiri, yaitu Gerindra-PKS-PAN-PBB. Diantara nama-nama Capresnya yang dijagokan terutama Prabowo Subianto dan Ganto Nurmantyo.
Meskipun nama Habib Rizieq sempat ada yang memunculkan sebagai Capres namun hal tersebut dibantah para alumni gerakan 212. Apalagi sebelumnya Habib Rizieq lebih dikenal sebagai tokoh pergerakan untuk bangsa-negara, yang monumental adalah gerakan 212. Sedangkan untuk Mahfud MD mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga telah lama tidak terlibat politik praktis, masuk dalam radar untuk Cawapresnya Jokowi.
Marsekal Hadi Tjahjanto dan. Djuyoto Suntani
*HE MR DJUYOTO SUNTANI PRESIDEN 202 NEGARA DIMASUKKAN RADAR CAPRES 2019*
Yang luar biasa mengejutkan dalam berbagai pembicaraan adalah mulai munculnya nama HE Mr Djuyoto Suntani yang disebut layak sebagai Capres 2019, juga ada rumor agar bergabung dengan Habib Rizieq, padahal selama ini HE Mr Djuyoto Suntani sama sekali tidak pernah bersinggungan dengan politik praktis namun dikenal sebagai Presiden Perdamaian Dunia 202 Negara sebagai putra terbaik Indonesia untuk perdamaian dunia.
HE Mr Djuyoto Suntani adalah juga pencetus Gong Perdamaian Dunia yang kini telah menyebar pada puluhan negara di dunia dan Indonesia. Djuyoto Suntani pulalah yang memiliki ide Museum Gong Perdamaian Dunia di Jepara. Mendunia dan diakui di seluruh dunia. Ide-idenya adalah mengenai Perdamaian Dunia dengan kelebihan ‘deteksi’ spiritualitas dan filosofisnya, meskipun dari semua itu adalah bersandar kepada Tuhan Yang Maha Esa.
*HE MR DJUYOTO SUNTANI FOKUS PERDAMAIAN DUNIA, JUGA MEMBUAT TAMAN PERDAMAIAN ANGKASA*
Berbagai gerakan terus dilakukan HE Mr Djuyoto Suntani untuk Perdamaian Dunia seluruh dunia, dan juga memperhatikan kecintaannya pada tanah air Indonesia. Hingga diantaranya lahir ide yang juga sedang terus dilaksanakan yaitu Membangun Taman Perdamaian Angkasa di Simpang Bandar Halim Perdanakusuma Jakarta Timur.
Taman Perdamaian Angkasa adalah “Penyatuan Tanah Air Indonesia”. Para Gubernur, Bupati, Walikota se-Indonesia mengambil tanah dari masing-masing daerah diwadahi toples untuk disatukan dalam satu bangunan. Para Ketua DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota se-Indonesia. Arahan itu dituangkan dalam Surat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tjahjo Kumolo dengan Nomor 004/2285/Sj yang telah dikeluarkan bertanggal 15 Mei 2017 kepada Djuyoto Suntani Presiden Komite Perdamaian Dunia.
*IJIN PRINSIP TAMAN PERDAMAIAN ANGKASA DIKELUARKAN KEPALA STAF TNI AU*
Sementara itu soal Ijin Prinsip Taman Perdamaian Angkasa dengan penggunaan lahan di Halim termaktub dalam Surat Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Nomor B/287/VIII/2017 bertanggal 27 Agustus 2017 kepada Djuyoto Suntani Presiden Komite Perdamaian Dunia. Saat ini sejak beberapa waktu lalu Marsekal Hadi Tjahjanto menjabat Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang memasuki masa pensiun 31 Maret 2018.
Pejabat tinggi pertama dalam hal tersebut yang ditemui HE Mr Djuyoto Suntani adalah Menkopolhukam Wiranto. “Beaya pembangunan menjadi tanggung jawab saya Presiden the World Peace Committee. Penyatuan ini Tanah Air Indonesia merupakan perwujudan Sumpah Pemuda tahun 1928,” tutur HE Mr Djuyoto Suntani.
*KAREL ALBERT RALAHALU GUBERNUR MALUKU JADI KETUA PANITIA KEGIATAN BERSEJARAH INI*
Karel Albert Ralahalu Gubernur Maluku dua periode ditunjuk menjadi Ketua Panitia kegiatan bersejarah ini, sedangkan yang ditugasi mengurus penyatuan Tanah Air Air Indonesia adalah Hudi Wantoro dan Ryo Palopian.
“Saya tunjuk beliau, Karel Albert Ralahalu karena kapasitas dan pengalaman hebat, selain asal beliau dari Indonesia Timur,” ungkap Djuyoto Suntani. Beaya pembangunan tidak pakai uang negara Republik Indonesia, tapi sepenuhnya tanggung jawab The World Peace Committee (WPC ) sebagai Institusi Kemasyarakatan Internasional yang menaungi 202 negara. Banyaknya aktivitas untuk perdamaian dan pembangunan yang dilakukan HE Mr Djuyoto Suntani itu pula yang menjadi salah satu penyebab utama Djuyoto Suntani dilirik untuk Capres-Cawapres 2019, namun Djuyoto Suntani hanyalah tetap fokus untuk Perdamaian Dunia. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.