MOJOKERTO,Sekilasmedia.com- Sejak awal diluncurkannya Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) terus mengalami perkembangan. Pertumbuhan kepesertaan yang terus meningkat diiringi dengan pemantapan sistem dan pelayanan kepada peserta. BPJS Kesehatan sebagai lembaga yang bertugas dalam mengelola program JKN-KIS terus melakukan inovasi untuk memastikan penyelenggaraan program JKN-KIS dapat berjalan dengan baik. Pemantapan secara menyeluruh dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan, salah satunya melalui optimalisasi penyelenggaraan program pengelolaan penyakit kronis dan program rujuk balik.
Program pengelolaan penyakit kronis dan program Rujuk Balik adalah Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan tingkat pertama atas rekomendasi atau rujukan balik dari Dokter Spesialis atau Sub Spesialis yang merawat. Agar program tsb berjalan optimal, BPJS Kes Cab Mojokerto mengajak dokter spesialis penyakit dalam (internist) untuk terlibat langsung dalam pemantauan kesehatan pasien-pasien DM dan Hipertensi dengan kondisi stabil yang dikelola FKTP secara berkala melalui kegiatan-kegiatan pertemuan rutin yang dilakukan oleh FKTP Pengelola Club Prolanis setiap sebulan sekali. Pertemuan awal dilakukan oleh BPJS Kesehatan Cabang Mojokerto dan internist di wilayah kota/kab mojokerto dan kab jombang di Hotel Ayola Mojokerto pada Sabtu (28/07).
Salah satu tujuan diadakannya pertemuan tersebut adalah untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, efektif, dan efisien bagi Peserta JKN-KIS dengan meningkatkan peran Internis sebagai Pembina FKTP Pengelola Prolanis dan Optimalisasi PRB berbasis MTM. Acara dibuka secara langsung oleh Kepala BPJS Kesehatan, Dina Diana Permata. Dalam sambutannya, Dina menyampaikan upaya BPJS Kesehatan dalam mencapai optimalisasi manfaat kesehatan primer melalui re-engineering Prolanis dan Program Rujuk Balik dengan Konsep MTM.
Hadir sebagai narasumber dalam acara pertemuan tersebut, DR. dr. Erwin Astha Triyono, SpPD, K-PTI, FINASIM sebagai perwakilan dari PAPDI Surabaya. Narasumber yang juga pengajar di fakultas kedokteran Universitas Negeri di Surabaya dan manajemen di salah satu Rumah Sakit Umum Propinsi tersebut memaparkan tentang Formularium Nasional (Fornas) yang digunakan sebagai acuan wajib bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat, paling efficacious, dan aman, dengan harga yang terjangkau serta mendorong penggunaan obat secara rasional untuk mewujudkan patient safety dalam pelaksanaan Program JKN.
“Dengan Penerapan Fornas sebagai kendali mutu dan kendali biaya maka pelayanan kesehatan menjadi lebih bermutu dengan belanja obat yang terkendali (cost effective) sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat makin efektif dan efisien. Fornas memudahkan perencanaan dan penyediaan obat di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan. Fornas bersifat dinamis sehingga perlu direview secara berkala untuk mengakomodir dinamika yang terjadi dalam perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan pasien”, ungkap Erwin. (sam/wo)