MOJOKERTO, Sekilasmedia.com – Sebagaimana lazimnya calon anggota legislatif (caleg) yang aktif, apalagi yang baru pertama kali maju caleg, tak lepas dari keseriusan aktivitas yang tiada henti tiap hari bahkan tak jarang sambung-menyambung dalam satu hari mulai pagi-pagi sekali (mruput) berangkat dari rumah (basecamp) hingga larut malam bahkan dini hari baru pulang kembali ke rumah. Begitupun Gardi Gazarin SH caleg nomer 3 Hanura untuk DPR RI Dapil Jatim 8, Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun.
*GARDI GAZARIN TEMUI SEJUMLAH KLUB SEPEDA, KLUB SENAM DAN MUSLIMAT NU*
Aktivitas sepadat itu, suka duka caleg yang sering tidak ‘diduga’ oleh masyarakat, belum lagi pengorbanan tenaga dan dana jika dalam tulus ikhlas. Apalagi Sang Caleg sudah “ndak bisaan”, dan untuk Caleg DPR RI Dapil Jatim 8 seperti Gardi Gazarin harus ‘menggarap’ empat Kabupaten dan dua Kota. “Pernah dalam satu hari Pak Gardi ini acara mulai pagi mruput hingga malam bahkan dini hari,” ungkap Koko salah satu anggota Tim GG yang sering mendampingi Gardi Gazarin ke berbagai tempat termasuk Kabupate/Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten/Kota Madiun.
Masih menurut Koko, begitupun beberapa waktu lalu, aktivitas mulai pagi sekitar jam 05.30 diawali dengan acara memberangkatkan sejumlah klub sepeda di Jombang. Lalu dilanjutkan senam bersama, juga menghadiri pertemuan dengan pengurus Muslimat NU di desa, hingga rapat konsolidasi mengumpulkan tim di desa yang ditempatinya sejak sekitar tahun 1966, di Desa Dinoyo Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Majunya Gardi Gazarin yang pada masa kecil pernah sekolah di SDN Dinoyo, lalu SMPN di SMPN 2 Mojokerto dan SMPN 2 Jombang, disambut antusias masyarakat di kawasan Kecamatan Jatirejo dan sekitar, juga di sejumlah tempat lain di Mojokerto dan Jombang dimana Gardi Gazarin memiliki banyak sanak-saudara maupun teman dan sesama alumni. Bahkan di sejumlah di daerah di Jombang dan Mojokerto, tak jarang Muslimat NU jadi bagian timnya, mengingat pada Pilgub Jatim 2018 kemarin Partai Hanura termasuk pengusung Khofifah (ketua umum Muslimat NU, red.) – Emil Dardak maju dalam Pilgub Jatim.
*GARDI GAZARIN CALEG BARU YANG “NDAK BISAAN” DAN LAKSANAKAN INSTRUKSI DPP PARTAI*
Koko memahami, Gardi Gazarin bukanlah politisi, akan tetapi baru pertama kali maju caleg dan “ndak bisaan”. Sehingga cara-cara yang digunakan pun bukan cara-cara politik, akan tetapi cenderung cara-cara yang penuh etika dan sopan santun. Tulus ikhlas apa adanya. Misal ketika diinstruksikan oleh DPP Hanura untuk menemui setiap pengurus (minimal ketua) Hanura di Kabupaten/Kota di Dapil Jatim 8, itupun dipenuhi.
Syaikhu ketua DPC Hanura Kabupaten Mojokerto, Iwan Hanura Kota Mojokerto, Kartidjo ketua DPC Hanura Kabupaten Jombang, Yuangga Hanura Nganjuk, Atok Hanura Kota Madiun dan dokter Syahrul ketua DPC Hanura Kabupaten Madiun pun telah ditemuinya bahkan tak jarang beberapa kali. Sesuatu yang langka. Padahal tak jarang caleg-caleg lama yang tak mempedulikan struktur DPC-DPC partai, apalagi struktur yang di kecamatan dan desa. “Masih banyak caleg, bahkan incumbent yang pakai jurus hit and run, alias datang saat butuh dan lalu dengan mudah lantas pergi setelah terpenuhi kebutuhannya,” ungkap sejumlah masyarakat yang sudah enggan berhadapan dengan caleg-caleg lama dan memilih caleg yang baru.
*GARDI GAZARIN TELAH GELAR 100 LEBIH PERTEMUAN DAN PASANG 500 LEBIH BANNER BESAR*
Sebagaimana lazim untuk menggelar suatu event ataupun pertemuan yang dilakukan oleh Sang Caleg meskipun dalam skala standar, apalagi caleg DPR RI (pusat), memerlukan sarana dan prasarana termasuk konsumsi dan transportasi yang untuk tiap acara bisa menghabiskan anggaran sekitar Rpm4 juta – Rp.5 juta. Jika acara, termasuk konsolidasi yang diadakan sekitar 100 acara, maka sudah ketahuan berapa anggaran yang dihabiskan. Apalagi yang dilakukan caleg super aktif seperti Gardi Gazarin.
Belum lagi kegiatan-kegiatan menyiapkan saksi, mulai saksi untuk TPS-TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang untuk partai kelas menengah mayoritas dana saksi akan ditanggung Sang Caleg. Apalagi untuk banner, Gardi Gazarin telah menyebar banner ukuran 3 meter X 2 meter sebanyak sekitar 500 biji lebih. Belum lagi banner-banner kecil dan yang kategori spanduk. Jika beaya cetak banner ukuran besar hingga beaya pasang per titik sekitar Rp.700 ribu, maka sudah bisa dihitung berapa beaya banner. Belum lagi beaya cetak 2 ribu kaos yang bagus dan sekitar 10 ribu kaos yang biasa, lalu lebih dari 1.000 topi yang bagus, ribuan kerudung/jilbab, sekitar seratus ribu kalender, ratusan ribu kartu nama dan stiker dll. Belum lagi operasional menjelajah wilayah Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun. Semua itu bisa terlaksana karena berlapang dada, karena ikhlas.(Siswahyu).