JAKARTA, Sekilasmedia.com – PT Lionmesh Prima Tbk merupakan Perusahaan dibidang usaha Industri Jaring Kawat Baja Las, yang didirikan pada tahun 1982, dengan modal Rp9.600.000.000,- jumlah Lini produksi 4 Lini, dan kapasitas produksi mencapai 35.000 ton. Berlokasi di Jakarta, memiliki Luas Area 9.500m², Luas Pabrik 5.700m², dan di Wonoayu yang memiliki Luas Area 23.500m², Luas Pabrik 7.488m², dengan Karyawan tetap berjumlah 119 orang.
Pada tahun 2019 ini, PT Lionmesh Prima Tbk menggelar public expose di Hotel JW Marriot Kuningan, Jakarta. Senin (24/06).
Dalam pemaparan publik, PT Lionmes Prima Tbk dijelaskan mengenai beberapa hal, antara lain Tinjauan Ekonomi 2018 : Tingkat pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 tumbuh cukup baik, namun prediksi pertumbuhan untuk tahun 2019 terus terkoreksi ke bawah, Memburuknya hubungan dagang AS-Tiongkok di tahun 2018 mengakibatkan ketidakpastian dalam perdagangan global termasuk industri baja. Dan secara makro, ekonomi Indonesia di tahun 2018 cukup stabil.Dampak Perang Dagang : Dampak dari Perang Dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok dan pengaruh dari keputusan Presiden Trump atas tarif impor mengakibatkan Kondisi ekonomi dunia menjadi menurun, Kontraksi pada sektor properti yang memperlambat sektor konsumsi, walaupun sektor infrastruktur masih tumbuh relatif sehat, dan Permintaan baja untuk pabrik Tiongkok mengalami penurunan, namun kapasitas produksi dalam negeri Tiongkok meningkat.Kondisi Harga Pasar Baja : Keadaan pasar industri baja masih akan penuh tantangan, harga baja pada tahun 2018 dipasar internasional masih menunjukkan volatilitas yang disebabkan oleh “trade war” yang mana belum ada titik penyelesaiannya. Harga baja domestik juga menjadi tidak stabil karena ketatnya persaingan antara pemasok baja dan labilnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Industri baja dalam negeri semakin terjepit, setelah perusahaan manufaktur baja pendatang baru yang menggunakan teknologi “induction furnace” untuk memproduksi baja berkualitas rendah digunakan dalam kontruksi.
Dan dilansir dari Metal Bulletin Iron Ore Index, bahwa harga bijih besi meningkat tajam ke angka diatas USD100 per ton, harga tertinggi yang tercatat sejak tahun 2014.
Dirujuk dari data Gerakan harga HRC di pasar China (kontrak perdagangan CFD) yang melacak harga pasar untuk komoditas baja, harga baja umumnya tetap lebih rendah, harga turun 104 yuan/MT atau 2,71% sejak awal 2018.
Prospek Usaha di tahun 2019 adalah sebagai berikut Seiring dengan memburuknya pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2018, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan mencapai 5,1% hingga 5,5%.Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok telah membawa dampak yang negatif terhadap perekonomian global.Dinamika politik menjelang dan setelah Pemilu 2019 serta kondisi makro pasar baja dunia yang kurang mendukung, diprediksi akan mempengaruhi aktivitas usaha Perseroan.Industri properti dan kontruksi diprediksi akan mulai pulih kembali pada triwulan III tahun 2019 ini sehingga dapat memberikan efek positif terhadap pertumbuhan usaha Perseroan.
Jadi, diambil kesimpulan bahwa di tahun 2018 ini merupakan tahun yang menantang untuk Perseroan yang diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni faktor Dinamika politik menjelang dan setelah Pemilu 2019, dan faktor Perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok yang berdampak terpuruknya pasar secara global. Industri baja nasional harus berkonsolidasi untuk menghadapi potensi serbuan baja dari negara tetangga dan fluktuasi harga baja dunia. Sehingga diperlukan strategi untuk menghadapi tantangan dari produk baja yang bermutu rendah.
Selanjutnya mengenai Ringkasan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Lionmesh Prima adalah Menyetujui penetapan penggunaan keuntungan, yakni mengenai Pembagian Dividen Tunai sebesar Rp5,- setiap saham atau seluruhnya sebesar Rp480.000.000,- sebelum dipotong pajak yang akan dibayarkan atas 96.000.000 saham. Sebesar Rp100.000.000,- digunakan untuk pembentukan “Cadangan Wajib” guna memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-Undang PT No. 40 tahun 2007. Dan sisanya sebesar Rp2.306.727.390,- dimasukkan sebagai laba yang ditahan. Mengenai Pembayaran Dividen tunai akan diberikan kepada para pemegang saham yang namanya tercatat pada Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 4 Juni 2019 sampai dengan pukul 16.00 WIB, Pmbayarannya akan diberikan pada tanggal 23 Juli 2019. Untuk tata cara pembayaran Dividen tunai tersebut akan diumumkan dalam surat kabar tanggal 26 Juni 2019.Menyetujui menunjuk Drs. Nunu Nurdiyaman,CPA dari kantor Akuntan Publik “Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan” yang akan mengaudit Laporan Keuangan untuk tahun buku 2019 dan memberikan wewenang sepenuhnya kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik Pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk tersebut karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit atas Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2019.Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan yakni Perubahan pasal 3 untuk disesuaikan dengan KBLI 2017 dan tidak mengubah kegiatan usaha utama Perseroan dan serta menyetujui memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan dalam rangka penyesuaian anggaran dasar tersebut.(put)