
Mojokerto, Sekilasmedia. Com-
Akibat guyuran hujan yang terjadi diwilayah Kota Mojokerto mengakibatkan kritisnya tanggul Sungai Sadar di wilayah Kota Mojokerto semakin mengkuatirkan. Sehingga menggugah kepedulian DPRD Kota Mojokerto yang tergabung dalam Komisi II harus mengunjungi tanggul tersebut.
Tak hanya itu, selanjutnya Komisi II mendesak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas segera melakukan percepatan normalisasi tembok penahan sungai Sadar.
Upaya ini menyusul banyaknya titik longsor di sungai tersebut. Ketua Komisi II, Rizki Fauzi Pancasilawan saat berkunjung ke kantor BBWS di Surabaya, Rabu (26/2) bersama anggota Komisi II lainnya memaparkan maksud kedatangannya.
“Kita berharap setelah kunjungan ini BBWS segera memberikan solusi,” katanya.
Menurut politisi asal PDIP ini lantaran banyaknya titik tanggul yang jebol sehingga membuat warga resah. Terlebih, curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir membuat debit air sungai naik.
“Banyaknya titik yang longsor, membuat warga resah. Untuk itu, segera akomodir kepentingan warga pasca longsornya plengsengan kali sadar di beberapa titik,” tuturnya.
Ditambahkan Rizki, ia optimis dalam waktu dekat segera ada solusi dari BBWS untuk meminimalisir titik yang longsor.
“Paling tidak jika ada yang longsor, BBWS harus segera bertindak,” tukasnya.
Keresahan Komisi II memang beralasan. Pasalnya, tercatat empat titik tanggul sungai di wilayah Kota Mojokerto dibiarkan kritis. Sungai yang membelah Kota Mojokerto ini diperkirakan sejak Desember 2019 lalu dibiarkan jebol tanpa ada penanganan dari pemegang konsensus sungai yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
Warga berharap pihak berwenang melakukan langkah kongkret. Pasalnya, curah hujan yang tinggi sejak beberapa minggu belakangan sering membuat debit air meningkat, apalagi jika daerah pacet dan sekitarnya mengalami hujan yang tinggi dan membuat debit air meningkat tajam.
“Melihat fakta yang terjadi sehingga kita perlu berkoordinasi dengan BBWS agar normalisasi dan penanganan sungai sadar dipercepat,” pungkasnya. (wo/Adv)
Mojokerto, Sekilasmedia. Com-
Akibat guyuran hujan yang terjadi diwilayah Kota Mojokerto mengakibatkan kritisnya tanggul Sungai Sadar di wilayah Kota Mojokerto semakin mengkuatirkan. Sehingga menggugah kepedulian DPRD Kota Mojokerto yang tergabung dalam Komisi II harus mengunjungi tanggul tersebut.
Tak hanya itu, selanjutnya Komisi II mendesak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas segera melakukan percepatan normalisasi tembok penahan sungai Sadar.
Upaya ini menyusul banyaknya titik longsor di sungai tersebut. Ketua Komisi II, Rizki Fauzi Pancasilawan saat berkunjung ke kantor BBWS di Surabaya, Rabu (26/2) bersama anggota Komisi II lainnya memaparkan maksud kedatangannya.
“Kita berharap setelah kunjungan ini BBWS segera memberikan solusi,” katanya.
Menurut politisi asal PDIP ini lantaran banyaknya titik tanggul yang jebol sehingga membuat warga resah. Terlebih, curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir membuat debit air sungai naik.
“Banyaknya titik yang longsor, membuat warga resah. Untuk itu, segera akomodir kepentingan warga pasca longsornya plengsengan kali sadar di beberapa titik,” tuturnya.
Ditambahkan Rizki, ia optimis dalam waktu dekat segera ada solusi dari BBWS untuk meminimalisir titik yang longsor.
“Paling tidak jika ada yang longsor, BBWS harus segera bertindak,” tukasnya.
Keresahan Komisi II memang beralasan. Pasalnya, tercatat empat titik tanggul sungai di wilayah Kota Mojokerto dibiarkan kritis. Sungai yang membelah Kota Mojokerto ini diperkirakan sejak Desember 2019 lalu dibiarkan jebol tanpa ada penanganan dari pemegang konsensus sungai yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
Warga berharap pihak berwenang melakukan langkah kongkret. Pasalnya, curah hujan yang tinggi sejak beberapa minggu belakangan sering membuat debit air meningkat, apalagi jika daerah pacet dan sekitarnya mengalami hujan yang tinggi dan membuat debit air meningkat tajam.
“Melihat fakta yang terjadi sehingga kita perlu berkoordinasi dengan BBWS agar normalisasi dan penanganan sungai sadar dipercepat,”pintanya.
Sementara anggota Komisi II Djunaedi Malik juga menyampaikan, untuk jangka pendek mensikapi beberapa titik tanggul yang jebol akibat kena dampak deras nya air sungai sepanjang musim hujan ini, BBWS kita desak agar segera ambil langkah strategis dalam mempercepat pembangunan secara emergency terhadap beberapa titik tanggul yang jebol dan berkordinasi dengan pihak terkait termasuk segera memberi surat jawaban secara legalitas,” Katanya.
Jawaban tersebut atas usulan pemkot Mojokerto yang berinisiatif melaksanakan perbaikan melalu anggaran daerah karena ini termasuk emrgency butuh tindakan cepat agar potensi kerusakan tidak bertambah melebar yang bisa membahayakan warga sekitar,” jelasnya.
Kunjungan kerja komisi 2 ke BBWS yang mempunyai kewenangan teehadap beberapa sungai yang melintas di kota Mojokerto di antara nya sungai sadar dan sungai brangkal,banyak nya berapa titik tanggul di sungai sadar dan brangkal yang jebol di sepanjang musim hujan ini menjadi atensi komisi II.
Diantaranya tanggul jebol di wilayah Gunung gedangan, Ngaglik juga di wilayah Mentikan termasuk beberapa titik keretakan yang banyak terlihat di tanggul dua sungai tersebut menjadi penekanan perhatian kita kepada BBWS, agar ada renja dan renstra BBWS yang fokus memperhatikan tanggul yang ada di wilayah kota mojokerto itu untuk segera di programkan penguatan tanggul berupa pembangunan titik yang ambrol dan retak dengan pembanguan plengsengan tanggul baru.
Termasuk semua tanggul yang melintas di wilayah kota sepanjang 3 km lebih itu agar bisa di rencanakan pembangunan untuk peningkatan dan penguatan tanggul agar fungsi tanggul bisa maksimal mengingat tanggul yg ada sudah berusia tua degan kualitas yang terus menurun.
Mengingat wilayah kota mojokerto secara geografis berbentuk cekung yang kapan pun berpotensi menerima luapan air sungai sadar dan brangkal di saat debit air deras di musim hujan seperti sekarang, sehingga wilayah kota perlu mendapat perhatian khusus dan prioritas terkait program penguatan tanggul tersebut sebagai antisipasi karena kota mojokerto konturnya cekung dengan kepadatan penduduk di dalamnya, dengan wilayah cekung juga membutuhkan adanya pembangunan busem sebagai fungsi penampungan air,” Pungkasnya. (wo/adv)