SURABAYA, Sekilasmedia.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2020 diselimuti berbagai macam gejolak pencalonan. Begitupun di kawasan Gerbangkertosusilo, termasuk Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto. Dalam Pemilihan Walikota Surabaya terdapat dua pasang calon yaitu Eri Cahyadi – Armuji nomor urut 1 diusung PDIP dan didukung PSI, Hanura, PBB, Berkarya, PKPI, dan Garuda. Lalu Machfud Arifin – Mujiaman Sukirno diusung PKB, Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, Nasdem, PAN, PPP.
Untuk Pemilihan Bupati (Pilbup) Sidoarjo terdapat tiga pasang calon yaitu Bambang Haryo Soekartono – M. Taufiqulbar nomor urut 1 diusung Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat, PPP; Paslon Ahmad Muhdlor Ali – Subandi diusung PKB dan didukung Nasdem; sedangkan Paslon nomor urut 3 Cabup Kelana Aprilianto dan Cawabup Dwi Astutik diusung PDIP dan PAN serta didukung Hanura, PKPI, Perindo, PBB, Berkarya, Gelora.
Kemudian untuk Pilbup Mojokerto terdapat tiga paslon yaitu Ikfina Fahmawati – M. Al Barra diusung Demokrat, PAN, dan Nasdem serta didukung Hanura, PKS, Gerindra; lalu Yoko Priyono – Choirun Nisa diusung Golkar dan PPP; sedangkan paslon nomor urut 3 Cabup Pungkasiadi dan Cawabup Titik Masudah diusung PDIP, PKB, PBB serta didukung Perindo, PKPI, Berkarya, PKPI. Kurang lebih hal tersebut diungkapkan Bambang Smit pemerhati masalah sosial-politik Jawa Timur yang juga dekat La Nyalla Mattaliti ketua DPD RI, dalam diskusi terbatas kemarin (13/11/2020).
Menurut Bambang Smit para Calon Kepala Daerah (Cakada) di daerah-daerah tersebut yang diusung PDIP memiliki peluang besar untuk menang, diantaranya karena mendapat sejumlah keuntungan. Pertama, karena efek dari soliditas saat Pemilihan Presiden 2019 yang dimenangkan oleh Joko Widodo – Maruf Amin masih membekas kuat dengan perspektif Jokowi sebagai PDIP.
“Kedua, kemenangan telak Jokowi – Maruf Amin di Surabaya – Sidoarjo – Mojokerto yang dikoordinasi PDIP, kemenangan rata-rata diatas 70 persen dan jauh melebihi angka kemenangan nasional Jokowi yang hanya sekitar 55,5 persen, merupakan poin tersendiri yang akan menjadi potensi kemenangan luar biasa bagi Calon Kepala Daerah di Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto, apalagi saat dimaksimalisasi,” ungkap Bambang Smit yang juga pimpinan terbesar Aliansi Ormas Dan LSM (AOM) se-Jatim.
Masih menurut Bambang Smit, yang ketiga adalah antar daerah tersebut memiliki wilayah yang berbatasan dengan soliditas kerjasama PDIP antar daerah akan lebih memudahkan kemenangan Eri Cahyadi – Armuji di Surabaya, juga untuk kemenangan Cabup Kelana Aprilianto dan Cawabup Dwi Astutik di Kabupaten Sidoarjo, serta kemenangan Cabup Pungkasiadi dan Cawabup Titik Masudah di Mojokerto. Misal wilayah Kota Surabaya banyak berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, lalu wilayah Kabupaten Mojokerto pun banyak berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo. “Jadi bergerak riil sudah cukup bagi Paslon yang diusung PDIP,” tegas Bambang Smit yang juga manejer salah satu klub sepakbola Bajul Ijo Liga 3 ini.
Terpisah Siswahyu Kurniawan penulis buku Bung Karno Dan Pak Harto, hanya menyayangkan soal Pilkada di Surabaya yang hanya diikuti oleh dua pasang calon, sehingga bisa menimbulkan konflik keras serta pasca pemilihan bisa menimbulkan perpecahan yang masif dan terbelah, bahkan bisa melebihi efek saat pasca Pilpres karena tak jarang antar grassroot yang berhadap-hadapan langsung meskipun dalam suasana pandemi Covid-19 karena pergerakan massa tentu tidak mudah untuk dikendalikan.
Menurut Siswahyu Kurniawan harusnya masing-masing KPU bersama pemerintah bisa menstimulasi agar pelaksanaan Pilkada di masing-masing daerah diikuti minimal oleh tiga pasang calon dengan harapan mereduksi potensi konflik dan keterbelahan pasca pemilihan. “Karena menyangkut kondusifitas daerah dan bisa pula soal negara, maka penting dipikirkan strategi memunculkan minimal tiga pasang calon dalam Pilkada maupun Pilpres,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang juga penulis buku biografi Asmuni-Srimulat yang pernah mendapatkan beasiswa Community Development di Asian Social Institute (ASI) Manila, Filipina ini. (Sis).