TENTARAKU

Menapaki Bukit Krapyak untuk Kelestarian Alam dan Budaya

×

Menapaki Bukit Krapyak untuk Kelestarian Alam dan Budaya

Sebarkan artikel ini

 

Mojokerto, Sekilasmedia.com – Tak jauh dari wana wisata air panas di Desa Padusan, Kecamatan Pacet, terdapat sebuah makam islam yang cukup terkenal. Orang-orang menyebutnya makam Mbah Krapyak atau Sunan Pangkat.

 

Sunan Pangkat menurut penelusuran sejarah, memiliki nama asli Ki Danurejo. Beliau adalah seorang temanggung dari Kerajaan Mataram yang ditugaskan menyebarkan agama islam di wilayah sekitar pegunungan welirang. Berkat jasanya, kini banyak orang yang berbondong-bondong memberikan penghormatan kepada beliau.

 

Hal yang sama dilakukan rombongan tentara pagi itu. Belasan orang menelusuri jalan setapak menuju bukit krapyak. Jaraknya hanya sekitar 500 meter dari pemandian air panas yang sangat terkenal di wilayah Kabupaten Mojokerto dan sekitarnya.

 

Rombongan yang dipimpin Kapten Caj M. Lutfi Anam, Komandan Koramil 0815/16 Pacet itu begitu semangat menapaki jalan kecil. Menyusuri perbukitan yang basah di sentuh hujan semalam. Tapi alhamdulillah pagi ini, di awal pekan kedua bulan Februari 2021, matahari masih bisa tersenyum sipu. Menambah semangat rombongan Danramil melakukan inventarisasi situs budaya purbakala.

 

Setelah menempuh jarak sekitar 30 menit dari wisata air panas, rombongan akhirnya tiba di lokasi tujuan. Lelah dan peluh yang mengucur di sekujur tubuh, langsung terbasuh. Bangunan makam yang tak megah, tapi cukup nyaman untuk dijadikan tempat bersinggah. Sebagian bagunan terdiri dari batu bata. Beberapa terbuat dari kayu dan bambu. Ada gazebo, tempat bercengkrama. Persis seperti pondok yang nyaman untuk napak tilas.

 

Kapten Caj M. Lutfi Anam bersama rombongan kemudian membersihkan tubuh sebelum berdoa. Mengirim al-fatihah untuk pemuka agama yang sangat berjasa itu. 

 

“Kita harus menjaga cagar budaya masa lalu, agar anak cucu bisa ikut menikmati kebesaran bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pesan Danramil di sela-sela panjatan doa kepada sang sunan.

 

Setelah cukup melakukan inventarisasi, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kawasan Pelestarian Alam Tahura R. Soerjo. Kawasan Tahura yang memiliki luas 27.868.30 Ha merupakan destinasi wisata yang cukup eksotis bagi para pecinta alam. Luas tersebut mencakup 4 kabupaten, 1 Kota, 4 Gunung dengan status kawasan Hutan Lindung. 4 Kabupaten itu yakni, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu.

 

Sementara 4 gunung yang dimaksud yakni, Gunung Anjasmoro, Gunung Gede, Gunung Biru dan  Gunung Limas. Selain menyajikan nuansa alam yang eksotis, Taman Hutan Raya ini juga cocok untuk dijadikan lokasi edukasi. Khusus wilayah Mojokerto, Puncak Watu Jengger dan Pemandian Air Panas Cangar menjadi wisata yang menjadi buah bibir karena keindahan dan kenyamanannya.

Danramil dan rombongan juga sempat mengunjungi sumber mata air sumber luwak yang terkenal segar di tenggorakan, dan sejuk saat dibasuhkan ke muka.

Menurut Danramil 0815/16 Pacet Kapten Caj M. Lutfi Anam, inventarisasi yang dilakukan petugas merupakan hal yang penting guna kelestarian cagar alam dan cagar budaya. Pihaknya berharap masyarakat dan para pengunjung bisa ikut menjaga warisan yang luar biasa ini.

 

“Mari kita jaga alam, karena dengan hutan yang rindang kesejahteraan masyarakat bisa terpenuhi,” pintanya, mengakhiri perjalana. (*)