Bupati Mojokerto Hj Ikfina Fahmawati saat melaunching program Wulandari
Mojokerto,Sekilasmedia.com-Keberhasilan Bupati Mojokerto Hj Ikfina Fahmawati untuk menekan inflasi pasar patut dibanggakan, pasalnya dengan menggunakan 3 cara strategis bersama dinas perindustrian dan perdagangan ( Disperindag ) Kabupaten Mojokerto, kegiatan Operasi Pasar digelar 3 kali dalam sepekan. Tidak itu saja, Bupati Ikfina sebelum menggelar operasi pasar, ada 3 langkah Strategi inovasi yang dilakukan yakni dengan membuat program SinergiSmart, Warung Pengendalian Inflasi dan Penggunaan Produk Dalam Negeri atau yang sering disebut “Wulandari” serta aplikasi Tumbas.
Perlu diketahui, sebelum Bupati Ikfina melakukan operasi pasar, diawali dengan memantau keadaan harga bahan pokok yang dijual dipasaran mengalami kenaikan atau tidak, yakni dengan menggunakan aplikasi SinergiSmart. Dengan aplikasi tersebut masyarakat pun bisa tahu harga kebutuhan pokok dipasaran.
Kepala Disperindag kabupaten Mojokerto Iwan Abdillah menjelaskan bahwa pada garis besarnya SinergiSmart adalah sebuah aplikasi untuk mengetahui Info harga update di 20 pasar se- Kabupaten Mojokerto, setiap hari yang bisa di akses melalui website, blasting WA ke stakeholder (Forkopimda,TPID, dan DPRD ), di unduh di playstore dan appstore untuk masyarakat umum serta melalui SinergiSmart TV yang di pasang di lobby Setda, kantor Disperindag dan pasar Pemda.
“Tujuannya jika di ketahui ada kenaikan harga maka di lakukan intervensi baik melalui Operasi Pasar (OP) atau dalam bentuk lainnya di lokasi yang terjadi kenaikan,” terang Iwan, Rabu (27/3/2024).
Yang ke dua adalah Wulandari (Warung Pengendalian inflasi dan Penggunaan Produk Dalam Negeri)
tujuan Wulandari ada 3 yaitu menjaga ketersediaan pasokan, memastikan setiap hari Produk beras SPHP ( Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) tersedia dan stabilisasi harga karena di jual di harga HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp.10.900, sebagai Kontrol TPK/ RPK yang ada di sekitar Wulandari.
Di samping menjual produk Wulandari juga memiliki sistem informasi yang memiliki keunggulan yakni dapat memantau stok barang secara realtime, mengetahui histori transaksi, dapat melihat harga pokok penjualan dan laba pada masing-masing bulan
dan yang terakhir adalah Manajement Acounting yaitu Toko hanya mendapat hak akses pendapatan dan Induk (di dinas) untuk merealisasikan pengeluaran
Sistem terpusat, yang memungkin pelaksanaan Wulandari secara multistore, dan
Wulandari sudah tersebar di 11 lokasi, ada 3 di pasar, 5 di bumdesma dan 3 di bumdes.
Selain sebagai sarana untuk mengendalikan inflasi dengan menyediakan berbagai komoditas pangan, Wulandari berfungsi untuk memasarkan produk-produk dalam negeri, khusunya produk dari UMKM di Kabupaten Mojokerto yang dibina langsung oleh Pemkab dan didukung pemasarannya dengan aplikasi Tumbas.
Program ini diinisiasi Pemkab Mojokerto melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto yang bekerjasama dengan Bulog cabang Mojokerto,” terang Iwan.
Lebih lanjut Iwan menyebutkan untuk selanjutnya adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan meluncurkan aplikasi “Tumbas” versi mobile.
Aplikasi ini untuk meningkatkan penjualan industri kecil menengah (IKM) yang ada di daerah. Masyarakat kini dapat langsung menggunakan aplikasi ‘Tumbas’ dimana dan kapan saja, dengan cara mengunduh aplikasi tersebut di Play Store melalui smartphone berbasis android.
Berbelanja dan menjadi seller “Tumbas” memiliki banyak keunggulan seperti produk yang diperjual belikan merupakan produk unggulan Kabupaten Mojokerto dan bebas dari biaya admin, dengan 3 langkah Strategi yang digagas Bupati Mojokerto ini inflasi harga kebutuhan pokok bisa teratasi,” pungkas Iwan.( Wo/adv).
