Daerah

Abah Tasirin Desak Revolusi Tata Niaga Gula: Presiden dan Mentan Jangan Kalah dari Mafia

×

Abah Tasirin Desak Revolusi Tata Niaga Gula: Presiden dan Mentan Jangan Kalah dari Mafia

Sebarkan artikel ini
H. Tasirin SH MH, tokoh Forum Petani Tebu Jawa Timur, menyerukan revolusi tata niaga gula agar petani tidak terus dirugikan dan program swasembada gula serta energi berbasis tebu dapat tercapai.(Foto: Siswahyu)

 

Surabaya,Sekilasmedia.com – H. Tasirin SH MH atau yang akrab disapa Abah Tasirin, tokoh Forum Petani Tebu (FPT) Jawa Timur, mendesak pemerintah pusat melakukan revolusi tata niaga gula secara menyeluruh. Menurutnya, carut-marut tata niaga gula yang terjadi setiap tahun membuat petani tebu terus merugi, sementara pemerintah seolah kalah oleh praktik mafia.

Tasirin menilai Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono harus bergerak cepat. “Perlu revolusi tata niaga gula secara nyata, bukan teori. Kalau terus dibiarkan, petani akan berhenti menanam tebu,” tegasnya.

Gula Petani Menumpuk, Harga Tertekan

Saat ini, ratusan ribu ton gula hasil panen petani belum terjual. Penawaran lelang gula petani berada di bawah harga Rp14.500/kg, tertekan oleh banjirnya gula rafinasi di pasar umum. Padahal, gula rafinasi seharusnya hanya untuk kebutuhan industri. Dugaan permainan oknum pemerintah bersama oligarki distribusi gula memperparah kondisi ini.

Jika masalah ini tidak diatasi, Tasirin memperingatkan potensi aksi besar-besaran petani tebu dari Jawa Timur ke Jakarta. “Jawa Timur adalah penghasil gula terbesar nasional, memasok 49% kebutuhan nasional. Kalau petani kecewa, swasembada gula bisa gagal,” ujarnya.

Ancaman Gagalnya Swasembada Gula dan Energi

Kondisi ini dikhawatirkan menjadi upaya sistematis menggagalkan program Swasembada Gula yang ditargetkan pemerintah maju dari tahun 2027 menjadi 2026. Kegagalan di sektor gula juga bisa menghambat rencana swasembada energi berbasis tebu, termasuk program bioetanol Pertamax Green 95 (E5) yang diluncurkan Pertamina.

“Petani tebu bisa menjadi pahlawan energi hijau, tapi bagaimana mau mendukung kalau gula saja tak terbeli? Ini bukan sekadar masalah harga, ini masalah kedaulatan pangan dan energi,” kata Tasirin.

Desakan ke DPR dan Pemerintah

Tasirin juga menuntut perhatian serius dari DPR RI, khususnya Komisi IV yang membidangi pertanian dan Komisi XII yang membidangi energi. Ia mengingatkan pentingnya sinergi kementerian terkait, mulai dari Kementan, Bapanas, hingga Kementerian ESDM, untuk memastikan tata niaga gula berpihak pada petani.

Ia menutup dengan seruan keras, “Jangan sampai Presiden dan jajaran kalah dengan mafia gula. Revolusi tata niaga gula harus dimulai sekarang.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *