Kediri,Sekilasmedia.com– Persiapan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kota Kediri sudah matang.
Forum lima tahunan itu diprediksi bakal menjadi panggung konsolidasi sekaligus arena perebutan kursi Ketua DPD, dimana posisi strategis itu akan membawa Partai Berlambang Beringin ini tetap Solid untuk menyejahterakan Masyarakat.
Helatan Musda yang akan digelar ini terlihat mayoritas Kader Golkar Kota Kediri disebut solid mendukung Soedjono Teguh Wijaya untuk kembali memimpin DPD Partai Berlambang Pohon Beringin Tersebut.
Arus Dukungan itu kian menguat setelah Partai Beringin ini berhasil mengantarkan kader mudanya, Vinanda Prameswati, meraih kemenangan dalam Pilkada Kota Kediri 2024 dengan perolehan 56,83 persen atau 98.205 suara sah. Selain itu, Golkar juga menempatkan lima wakilnya di DPRD Kota Kediri, capaian yang dinilai buah dari kepemimpinan Bapak Jono panggilan Akrab Soejono Teguh Wijaya.
Ketua Fraksi DPRD Golkar Kota Kediri, Imam Wihdan Zarkasyi menegaskan, persiapan Musda sudah matang, panitia pelaksana Musda XI Golkar kota Kediri telah terbentuk dengan dirinya dipercaya sebagai Ketua Organizing Committee (OC) dan Arif Mufrodi sebagai Ketua Steering Committee (SC).
Salah satu agenda penting Musda adalah pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kota Kediri. Dirinya menegaskan bahwa dukungan internal partai saat ini solid untuk melanjutkan kepemimpinan Sudjono Teguh Wijaya.
“Beliau (Sudjono) telah terbukti membawa perubahan dan kemajuan bagi Partai Golkar di Kota Kediri,” kata Imam, di ruang rapat Partai Golkar Kota Kediri, Senin 18 Agustus 2025.
Imam menekankan, Musda bukan semata ajang perebutan kursi ketua. Forum lima tahunan itu, menurutnya, adalah momentum penting untuk memperkuat soliditas kader sekaligus mempertegas arah organisasi ke depan. Apalagi, Golkar Kota Kediri baru saja menorehkan capaian besar dengan mengantarkan kader mudanya, Vinanda Prameswati, ke kursi Wali Kota.
Soal jadwal dan lokasi, Imam mengatakan panitia musda Golkar masih menunggu keputusan resmi dari DPD I Golkar Jawa Timur (Jatim) agar selaras dengan pelaksanaan Musda di daerah lain.
Meski dukungan mayoritas kader kini mengalir ke Sudjono Teguh Wijaya, Imam memastikan Musda tetap memberi ruang demokrasi bagi siapa pun yang ingin maju sebagai calon ketua.
“Itu bagian dari proses demokrasi yang telah terbangun dan mematangkan Partai Golkar,” ujarnya.
Imam pun berharap forum lima tahunan ini dapat berjalan lancar sekaligus memberi dampak positif, tidak hanya bagi partai, tetapi juga masyarakat luas.
“DPD Partai Golkar Kota Kediri mohon doa restu dan dukungan semua pihak agar Musda dan proses reorganisasi ini benar-benar membawa manfaat, baik bagi Kota Kediri maupun Indonesia,” ujar Imam.
Ketua Steering Committee (SC) Musda XI Golkar Kota Kediri, Arif Mufrodi, menegaskan bahwa pemilihan Ketua DPD menjadi agenda utama dalam forum lima tahunan tersebut. Sesuai aturan partai, calon ketua harus aktif sebagai kader minimal lima tahun atau pernah menjabat sebagai pengurus Golkar selama satu periode, baik di tingkat kecamatan, kota, provinsi, maupun pusat.
Selain itu, setiap calon wajib mengantongi dukungan minimal 30 persen dari total suara Musda. Dari delapan suara yang diperebutkan, kandidat harus meraih sedikitnya tiga suara agar bisa resmi maju.
“Peserta Musda terdiri dari delapan suara, meliputi, DPD I Golkar Jawa Timur, DPD Golkar Kota Kediri, Wantimbang Partai Golkar, Ormas Partai Golkar yang mendirikan maupun didirikan, organisasi sayap partai AMPG dan KPPG, serta pimpinan kecamatan Partai Golkar. Artinya, pemilik suara ada 8 suara Kota Kediri. calon ketua wajib mengantongi minimal tiga suara untuk bisa maju,” jelas Arif.
Ia menambahkan, syarat lain bagi bakal calon ketua mencakup kepemilikan KTA Partai Golkar, KTP, serta kesediaan untuk mencurahkan diri sepenuhnya demi kepentingan partai. Namun, jika ada calon yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, masih diberikan peluang dengan mengajukan rekomendasi langsung ke DPP Partai Golkar.
Kemenangan Vinanda Prameswati di Pilkada Kediri menjadi bukti kejelian Golkar membaca aspirasi publik. Sosok muda ini hadir sebagai energi baru sekaligus simbol masa depan partai beringin.
Meski ada dorongan masyarakat agar ia maju sebagai calon ketua DPD Golkar, mayoritas kader sepakat Vinanda lebih tepat fokus memimpin kota. Dari kursi wali kota, ia dinilai mampu menjaga marwah partai, memperkuat konsolidasi, dan meneguhkan posisi Golkar sebagai kekuatan politik utama di Kota Kediri.
“Kita semua sepakat beliau lebih kita wakafkan sebagai wali kota, agar bisa lebih mendampingi dan memperkuat Partai Golkar. Perannya bisa melalui kepengurusan di Kota Kediri maupun kemungkinan ditarik ke tingkat provinsi,” ujar Arif.
Menurut Arif, peta dukungan di internal Golkar Kota Kediri saat ini masih kuat mengarah ke Sudjono Teguh Wijaya. Rekam jejaknya dinilai nyata, mulai dari keberhasilan mengantarkan Vinanda Prameswati sebagai Wali Kota Kediri hingga memastikan Partai Golkar meraih lima kursi di DPRD Kota Kediri.
Ia juga menegaskan, politik selalu bergerak dan kemungkinan lahirnya calon baru tetap terbuka.
“Saat ini memang mayoritas mendukung Pak Sudjono. Tetapi politik itu dinamis, dukungan bisa saja berkembang dan tidak menutup kemungkinan munculnya figur baru,” kata Arif.