Surabaya,Sekilasmedia.com-DPRD Jawa Timur akan membuat Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Transportasi Publik Terintegrasi. Raperda ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem transportasi yang nyaman, terjangkau, dan saling terkoneksi.
“Komisi D berinisiatif menyiapkan Raperda transportasi publik terintegrasi. Nantinya kabupaten/kota juga diharapkan menyiapkan feeder yang masuk hingga kampung dan desa, sehingga masyarakat bisa menjangkau bus antar kota maupun antar provinsi,” kata Ketua Komisi D DPRD Jatim, Abdul Halim, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur serius mengembangkan program Bus Trans Jatim. Bahkan Pemprov Jatim menyiapkan anggaran sekitar Rp700 milar untuk koridor 1 hingga koridor 8.
“Pengguna Trans Jatim semua koridor, saat ini sekitar 22.000 orang per hari. Jika dihitung sederhana, setidaknya ada 11 ribu pengendara roda dua yang beralih ke Trans Jatim,” ucapnya.
Halim menyebut dampak positif juga tercatat pada angka kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data Direktorat Lantas Polda Jatim, pada 2023 sekitar 84 persen kecelakaan disumbang oleh kendaraan roda dua. Dengan migrasi sebagian pengguna, risiko kecelakaan diperkirakan dapat ditekan signifikan.
“Belum lagi multiplier effect bagi masyarakat sekitar. Di area parkir koridor, UMKM bisa tumbuh, warung kopi berkembang, dan ini menumbuhkan ekonomi lokal,” ungkapnya.
Politisi Partai Gerindra ini menyebut, Trans Jatim layak diklaim sebagai salah satu program paling spektakuler Pemprov Jatim. “Bukan sekadar soal rakyat mendapat transportasi nyaman, tapi juga efek sosial, keselamatan, dan ekonomi yang ikut bergerak,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini di Jawa Timur sudah beroperasi 6 koridor layanan bus Trans Jatim. Tercatat mulai 27 September mendatang akan diluncurkan Koridor VII rute baru Lamongan Selatan–Dukun Gresik hingga ke Paciran, Lamongan Utara.
Selain itu, untuk Koridor VIII wilayah Malang Raya ditargetkan beroperasi pada November 2025. Rute ini akan menyambungkan Terminal Tipe B milik provinsi hingga Kota Batu.
“Malang adalah kota pelajar. Kontribusinya besar di dunia pendidikan, jadi transportasi publik yang terintegrasi mutlak dibutuhkan. Kemudian paling tidak nantinya setiap karesidenan di Jawa Timur memiliki layanan transportasi publik. Targetnya ada 14 koridor yang terbangun,” jelasnya.
Halim menambahkan, animo masyarakat yang tinggi terhadap layanan Trans Jatim harus diimbangi dengan penambahan armada di beberapa koridor. “Banyak usulan agar ditambah armada karena penumpang sudah melebihi kapasitas. Itu yang juga akan kita dorong,” pungkasnya





