Lumajang(sekilasmedia.com) Desa jugosari, Kecamatan Candipuro diresahkan adanya aktivitas galian C yang memakai alat mesin diesel yang digunakan untuk menyedot pasir, tepatnya berada di area aliran Semeru sungai regoyo desa setempat. Karena selain merusak lingkungan, ceceran air dari dump truck yang membawa material pasir membuat jalan semakin becek.
Warga di desa itu juga resah karena dengan adanya galian C tersebut, banyak debu di jalan yang berterbangan akibat truk material galian C yang berlalu lalang. Area galian C yang berada di aliran semeru sungai regoyo tersebut juga mengganggu petani lain, terutama terkait saluran irigasi.
Dampak dari banyaknya penambangan galian C yang memakai alat mesin sedotan tersebut ,menurut giman warga dusun sumberejo,pelaku tambang yang sudah memiliki ijin resmi merasa dirugikan karena selain harga pasirnya murah karena tidak membeli SKAB. sementara untuk mengurus ijin harus mengeluarkan Uang ratusan juta rupiah bahkan 1 milyar lebih. untuk itu saya dan masyarakat desa gondoruso berharap ada tindakan hukum dari pihak yang berwenang.harapnya.
“Masih menurut giman, Tidak itu saja,bahkan lahan yang sudah di ajukan ijinpun atas nama Rudi Hartono Warga gondoruso pun juga hancur berantakan,karena lahan tersebut todak luput meniadi sasaran Penambangan ilegal yang memakai alat mesin Sedotan,”jlentrehnya
Sementara Rudi warga Sumberejo Desa Gondoruso saat dikonfirmasi dilokasi tambang mengatakan, Aktivitas galian C yang dilakukan di kawasan itu, terang dia, awalnya sembunyi- sembunyi. Karena tidak memiliki Surat ijin. Tapi saat ini dilakukan secara terang-terangan dengan mendatangkan Mesin Diesel untuk menyedot pasir galian C.“Masyarakat sudah meminta agar galian C itu dihentikan, tapi tidak digubris dan malah mendatangkan alat berat yang setiap hari beroperasi,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Arjun 50, warga setempat. Dia sangat khawatir akan dampak lingkungan yang ditimbulkan usaha galian C Ilegal tersebut. Akibat dari angkutan pengangkut material galian C, jalan di desanya rusak parah dan dan berlumpur dan mengganggu kenyamanan warga saat melintas.
“Saat ini mereka masih melakukan aktivitasnya, kami sangat khawatir akan dampak dari aktivitas galian C itu,” cetusnya.
Tidak hanya itu, lanjut ia, banyak dump truk tidak menutup baknya dengan terpal sehingga pasir yang diangkut juga berceceran di jalanan. “Kalau banyak pasir jalan jadi licin, apalagi kalau sudah panas debunya semakin menjadi-jadi,” pungkasnya.(kar)