Dato Sri Prof.Dr.Tahir MBA
Oleh: Siswahyu
JAKARTA (sekilasmedia.com) Siapa yang tidak kenal dengan sosok Dato Sri Prof.Dr.Tahir MBA bos Grup Mayapada? Tokoh filantropi Indonesia paling fenomal dan paling dermawan yang pernah menjadi Penasehat Panglima TNI Bidang Ekonomi Dan Kesejahteraan pada saat Panglima TNI dijabat Jenderal TNI Moeldoko (yang kini sudah pensiun dan menjabat Kepala Staf Kepresidenan, pen.) itu pernah mengguncang jagat filantropi dunia. Momennya berawal ketika memberi berkomitmen memberikan donasi via Bill Gates sebesar USD 100 Million atau sekitar Rp.1 Triliun pada tahun 2013 ketika itu, yang kemudian penanda-tanganan kerjasama dilakukan tahun 2014. Gara-Gara proses itu pula untuk pertama kalinya Bill Gates datang ke Indonesia.
*DATO SRI TAHIR BERI DONASI USD 100 MILLION VIA BILL GATES*
Pada saat memberi donasi USD 100 Million saat itu, jika dihitung dengan kurs tahun 2018 ini senilai sekitar Rp.1,3 Triliun, posisi Dato Sri Tahir pada waktu itu adalah masuk deretan Orang Terkaya Indonesia nomor urut 12 dengan kekayaan sekitar Rp.37 Triliun (saat ini kekayaannya ditaksir sekitar Rp.41 Triliun, pen.). Tentu nilai donasi Rp.1 Triliun adalah luar biasa besar. Padahal pada bulan Mei 2013 Dato Sri Tahir telah diberi ‘peringkat’ oleh Majalah Forbes sebagai filantropi Indonesia yang paling dermawan.
Namun donasi USD 100 Million dari Dato Sri Tahir tersebut berarti pula bahwa Bill Gates bos Microsoft itu harus ‘setor’ donasi sebesar USD 100 Million juga, sebab sebelum tercetus nilai donasi Dato Sri Tahir pihak Bill Gates And Mellinda Gates Foundation telah terlebih dulu bilang bahwa tiap dollar donasi Dato Sri Tahir maka Bill Gates juga akan mendonasi USD 1. Sehingga donasi dua pihak tersebut total minimalnya USD 200 Million atau sekitar Rp.2 Triliun.
*DARI DONASI TAHIR DAN BILL GATES USD 200 MILLION, YANG USD 150 MILLION UNTUK DI INDONESIA*
Dari total donasi yang diberikan Dato Sri Tahir dan Bill Gates yang terkumpul USD 200 Million tersebut, sesuai kesepakatan maka yang 75 persen atau USD 150 Million diperuntukkan program-program di Indonesia, diantaranya untuk melawan TBC, HIV dan Malaria.
Dengan The Global Fund tersebut Dato Sri Tahir juga menjadi orang Indonesia satu-satunya yang menandatangani Giving Pledge yang dimotori Bill Gates. Dato Sri Tahir juga terus berkomitmen menyumbangkan hingga 50 persen dari harta kekayaannya. “Saya committed 50 persen harta saya sumbangkan untuk masyarakat,” ungkap Dato Sri Tahir yang alumni SMA Kristen (SMAK) Petra Kaliasin Surabaya dan Universitas Nanyang Singapura ini.
Achmad Yari dan Siswahyu
*TAK HERAN BARU-BARU INI DATO SRI TAHIR BERDERMA MILIARAN LAGI, KALI INI UNTUK PENGUNGSI DI TIMUR TENGAH*
Dengan komitmennya tersebut tak mengherankan beberapa waktu lalu (10/4), Dato Sri Tahir yang kelahiran 25 Maret 1952 di Surabaya Jawa Timur, sosok paling dermawan di Indonesia, itu mengucurkan donasinya lagi. Kali ini untuk para pengungsi di Timur Tengah terutama pengungsi Palestina dan Suriah yang ditampung di tempat pengungsian di Yordania dan Lebanon.
Dato Sri Tahir selaku pimpinan Tahir Foundation menyebut bantuan tersebut secara politis merupakan bagian bentuk kepedulian Indonesia terhadap warga Palestina dan Suriah yang terpaksa mengungsi akibat peperangan dan kekerasan di negara mereka.
*DERMA UNTUK PENGUNGSI PALESTINA DAN SURIAH SEKALIGUS BENTUK PEMBERDAYAAN AGAMA*
Upaya Indonesia membantu warga yang mengungsi itu sekaligus merupakan bagian bentuk pemberdayaan umat beragama. Dengan aneka macam suku, agama dan golongan, namun Indonesia bisa berkiprah membantu dan bisa menunjukkan Indonesia sebagai negara yang penuh semangat persaudaraan.
Sebagaimana umumnya budaya di Indonesia untuk gotong-royong saling membantu tanpa melihat apakah itu Kristen, Islam ataupun yang lainnya. Namun guyub rukun apalagi untuk kemanusiaan. Selain itu Dato Sri Tahir juga akan membantu mahasiswa disana dengan nilai total Rp.1 Miliar.
*PERLU DONASI UNTUK PESEPAKBOLA ANAK YANG RATA-RATA TAK PUNYA ANGGARAN*
Pada bagian lain Achmad Yari dan Siswahyu dari Sekolah Sepakbola atau SSB Bromo FC Surabaya, menyatakan hormat luar biasa terhadap kedermawanan Dato Sri Tahir. Disisi lain mereka mewakili suara sejumlah SSB berharap agar kalangan filantropi, lebih-lebih dimohonkan kepada Dato Sri Tahir agar ada donasi yang diarahkan untuk ikut membina pesepakbola anak di Indonesia.
Bromo FC yang merupakan embrio utama ‘pemasok’ pesepakbola anak untuk Bhayangkara FC U17-U15-U14 dimana hingga sejumlah person Bromo FC ditarik menjadi official Bhayangkara FC U17-U15-U14, berdasar pengalamannya banyak anak-anak yang tidak memiliki anggaran untuk menapaki jenjang demi jenjang Kelompok Usia. Sehingga perlu ada donasi terhadap anak-anak tersebut atau kepada SSB untuk meringankan beban mereka.
*DI INDONESIA ADA SEKITAR 2.000 LEBIH SSB, PER TAHUN TIAP SSB BUTUH IDEAL MINIMALNYA RP.100 JUTA*
Di Indonesia memang belum ada data jumlah SSB secara up to date karena pihak-pihak terkait termasuk PSSI dan Kemenpora belum pernah melakukan pendataan secara komprehensif dan real time. Hal tersebut tentu juga memerlukan perhatian. Namun diperkirakan seluruh Indonesia ada sekitar dua ribu SSB. Jika tiap SSB membutuhkan dana Rp.100 juta tiap tahun, maka untuk 2.000 SSB berarti pengeluarannya sekitar Rp.200 Miliar per tahun.
Namun jika untuk uji coba donasi filantropi diberikan kepada 1.000 SSB dulu misal, dan tiap SSB misal disubsidi 50 persen dari kebutuhan (atau Rp.50 juta per SSB tiap tahun, pen.) maka subsidi per tahun adalah Rp.50 Miliar untuk 1.000 SSB. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu, Pimpinan Umum sekilasmedia.com juga penulis buku biografi Asmuni-Srimulat, Media Officer Bhayangkara FC U17-U15-U14 dan Bromo FC, pernah dapat beasiswa Community Development di Asian Social Institute/ASI – Eastern Asian Pastoral Institute/EAPI di Manila-Filipina).