Mersinde seçkin mersin escort bayan larla özel bir deneyim yaşayın, Samsunda escort samsun ile farklı anlar geçirin. Kadıköyde özel ve güvenilir hizmetler için anadolu yakası escort bayan bayanlarıyla tanışın! İstanbul’un gece atmosferinde istanbul gece hayatı keşfedin.

Nelayan Warnasari Soriti Pengurukan Sungai Loloan Selok

Badung Bali,Sekilasmedia.com-
Kelompok Nelayan Warnasari Tuban, Kabupaten Badung, soroti proyek penataan di ujung muara Tukad Mati. Mereka protes terkait pengurukan tukad (sungai) Loloan Selok yang ada di ujung muara Teluk Benoa. Karena bagi nelayan tempat itu merupakan kawasan vital sebagai jalur perahu saat air surut.

Protes nelayan ini disampaikan Ketua Kelompok Nelayan Wansari Tuban, Made Sumasa, setelah sempat turun mengecek langsung ke lokasi.

” Dulu kedalaman loloan itu di atas delapan meter, sekarang hanya sekitar satu meteran. Saya lihat di sana ada material yang menumpuk, ada sekitar dua mingguan. Penimbunan itu membuat alur mendangkal, ” kesal Sumase, Jumat (24/8).

Kekhawatiran itu sangat dirasakan oleh sejumlah nelayan, jika kegiatan pengurukan terus dilakukan, tidak menutup kemungkinan tukad Loloan Selok arah alur muara Tukad Mati ini akan lenyap. Alasannya, selain diuruk menggunakan material limestone, kegiatannya berkaitan dengan proyek lanjutan penataan long storage muara Tukad Mati.

BACA JUGA :  Cegah Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi, Babinsa Yosowilangun Lor Laksanakan Pengecekan Kios Pupuk.

 ” Loloan itu fungsinya sangat vital, sebab itu adalah jalur lalu lintas laut ketika air laut surut. Saat ini loloan tersebut mudah dilewati hanya pada saat air pasang, “ungkapnya.

Selain sedimentasi makin tinggi, dampak lain yang dikeluhkan adalah proyek long storage, dimana kegiatan tersebut membuat sampah leluasa masuk ke Teluk Benoa.

” Kami di sini tidak tahu bakal jadi seperti apa nantinya. Dulu memang sempat ada sosialisasi sekali di Kuta, tapi tidak ada penjelasan semacam ini. Sebab ini sudah menyentuh wilayah perairan Tuban dan mata pencaharian kami selaku nelayan, ” keluhnya.

Ia juga menyayangkan, berlangsungnya pengerjaan proyek ada beberapa pohon mangrove yang ditebang. Padahal hutan sudah lebat dan  hijau. Ia pun berharap agar pihak terkait sosialisasi kembali ke masyarakat khususnya warnasari.

BACA JUGA :  *Kambing Menjadi Komoditas Andalan Desa Jembul, Lokasi TMMD Ke-102*

” Kami kurang mengerti kenapa hal itu  dilakukan. Apa sudah koordinasi dengan UPT Tahura Ngurah Rai. Kami harap ada sosialisasi khusus ke warga nelayan di sini, karena kamilah yang merasakan dampaknya, ” tandasnya.(soni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *