Mersinde seçkin mersin escort bayan larla özel bir deneyim yaşayın, Samsunda escort samsun ile farklı anlar geçirin. Kadıköyde özel ve güvenilir hizmetler için anadolu yakası escort bayan bayanlarıyla tanışın! İstanbul’un gece atmosferinde istanbul gece hayatı keşfedin.
Budaya  

Ruwah Desa Atau Sedekah Bumi, Desa Puri Adakan Giat Pawai Kirab Budaya Sebagai Bentuk Rasa Syukur

Pawai kirab budaya pada kegiatan ruwah desa atau bersih di desa puri Mojokerto sebagai bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta (Foto:Yusril)

Mojokerto,Sekilasmedia.com-Kegiatan ruwah desa atau bersih desa bagi masyarakat jawa selalu dilakukan ketika menjelang bulan suci ramadhan pada bulan sya”ban atau ruwah , salah satunya kegiatan ruwah desa di desa puri kecamatan puri yang menggelar kegiatan pawa kirab budaya pada sabtu,(8/2/25) yang mengangkat tema adat istiadat budaya puri sebagai bentuk sedekah bumi.

Pawai Kirab budaya ini diikuti oleh kurang lebih 40 peserta dari penduduk desa puri yang terdiri dari 24 RT dan juga dari partisipasi seperti rana pendidikan, paguyuban, dan masih banyak lagi, yang memakai kostum adat istiadat dari berbagai macam indonesia seperti adat jawa, bali, papua dan juga adat-adat indonesia lainya dan juga dilengkapi dengan bentuk hanoman, gapura, candi dan gubuk sawah pun dihadirkan pada kirab budaya ini. Masing-masing peserta hampir semua membawa tumpeng raksasa yang dihiasi oleh bermacam macam isian, seperti sayuran, makanan ringan dan juga juga bahan baku dapur semua dikemas dalam nama tumpeng sedekah bumi yang bertujuan sebagai rasa syukur dari pada desa ini.

Jupriadi (50)selaku kepala desa dari desa Puri menjelaskan kegiatan ruwah desa sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta agar desa ini menjadi desa yang bersih dan makmur untuk tahun yang akan datang. Kegiatan tersebut dilakukan setiap tahunnya ketika menjelang bulan puasa.

“Selain bentuk rasa syukur kita kepada sang pencipta, dari perangkat desa sendiri berkeinginan diadakannya kirab budaya ini agar generasi yang akan datang mengetahui adat istiadat dari desa puri terutama adat jawa yang ada di Mojokerto sehingga budaya seperti ini akan dikenal kedepannya dan tidak terlupakan oleh perubahan zaman yang akan datang,” tambah jupriadi.

BACA JUGA :  Misteri dan Sejarah Istana Gentong Growah, Jejak Peradaban di Puncak Gunung Arjuno

Rute dari pawai kirab budaya ini dimulai dari dusun temon, mengarah ke dusun puri, lalu mengarah dusun sawo, lalu ke dusun puri dan berakhir di WGP ( wisata gelang puri ) yang dipercaya sebagai punden dari desa puri tersebut.

“Karena kami 1 desa terdiri 4 dusun jadi agar semua dusun terlewati maka rute dibentuk seperti itu, faktor lain juga karena banyaknya peserta dibanding tahun sebelumnya maka rute pun di perpanjang,” ujar Jupriadi.

kegiatan pawai kirab budaya tersebut disambut antusias oleh para peserta salah satunya ibu watika warga rt 4 menuturkan “kalau kegiatan ini sudah ditunggu tunggu oleh warga rt kami apalagi ini termasuk bentuk syukur kepada sang pencipta kami warga RT 4 mempersiapkan pawai ini dengan baik kebetulan RT kami juga menghadirkan sound horex jadi kita latihan kurang lebih 1 bulan,” tuturnya.

Bukan hanya peserta saja para penonton juga sangat antusias dalam menanti kegiatan ini, seperti warga zulaikah warga dari desa sebelah menjelaskan,”saking antusiasnya saya, saya rela menunggu pawai ini didekat finish dari pukul 12.30 agar mendapatkan posisi yang enak dan titik ini sebagai tempat tumpeng itu di serahkan jadi bisa berkesempatan untuk mengambil isian yang ada ditumpeng tersebut,” jelasnya.

BACA JUGA :  Tradisi Leluhur Nguyak Bangke, Bawa Jenazah Dengan Cara Serampangan

Selain dari kegiatan pawai kirab budaya satu minggu kedepan terhitung dari tanggal sekarang pada hari jum’at warga desa akan menyembelih seekor kerbau dan dagingnya akan dibagikan ke seluruh warga desa.

“Tradisi penyembelihan kerbau ini sudah menjadi warisan turun menurun sejak zaman mbah buyut kami, jadi kami selaku pengurus desa meneruskan tradisi itu sebagai bentuk syukur dari pada kami pemerintahan desa puri,” terang jupriadi.

Sebagai harapan jupriadi berharap agar kirab budaya ini terus dilakukan dikemudian tahun agar adat istiadat atau budaya desa puri bisa dikembangkan ke adat mojokerto.

“Beberapa kali kita jelaskan di kerapatan bahwa pawai kirab budaya ini berbeda dengan karnaval 17 Agustus, kalau karnaval lebih mengarah ke pada pahlawan bangsa indonesia jadi pada kirab budaya inu adat istiadatnya yang ditonjolkan agar tidak punah dikemudian hari,” tutup jupriadi.

Penulis: Yusril

Editor: Kaylla