Batu, sekilasmedia.com – Suasana Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Rabu (12/2/2025) pagi, tampak lebih sibuk dari biasanya. Ratusan pejabat Eselon II, III, IV, serta pejabat fungsional di lingkungan Pemerintah Kota Batu berkumpul untuk mengikuti kuliah umum bertajuk “Pembangunan Berkelanjutan untuk Masa Depan Kota Batu”.
Acara ini menghadirkan narasumber utama Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si., Tenaga Ahli Menteri Dalam Negeri sekaligus Wakil Rektor Bidang Hukum, Kerja Sama, dan Kepegawaian IPDN.
Dari atas podium, Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, membuka acara dengan pernyataan yang cukup menarik perhatian. Ia mengungkapkan alasan memilih Graha Pancasila sebagai lokasi kuliah umum, bukan di hotel.
“Saya sebenarnya ingin menyelenggarakan di hotel, tapi karena efisiensi, kami pilih Graha Pancasila. Tapi sebagai kota pariwisata, hotel-hotel juga harus diperhatikan. Mudah-mudahan pemerintah bisa melihat sisi positif daerah dengan karakteristik unik seperti Kota Batu,” ujarnya.
Namun, yang lebih penting dari itu, Aries menegaskan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Kota Batu.
“Kami ingin SDM di Kota Batu siap menjadi pemimpin masa depan. Sejak awal tahun, kami terus mendorong peningkatan kapasitas, termasuk lewat stadium general seperti ini,” tambahnya.
Dalam paparannya, Dr. Suhajar Diantoro memberikan analisis mendalam tentang ekonomi Kota Batu. Ia mengingatkan pentingnya menjaga tiga sektor utama yang menopang perekonomian daerah: pertanian, konstruksi, dan pariwisata.
“Lindungi betul sektor-sektor ini. Jangan sampai kehilangan daya saing. Kota Batu harus pintar beradaptasi agar tetap menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh,” tegasnya.
Ia juga memberikan rekomendasi konkret: Sektor Pertanian: Perlu penerapan teknologi modern dan pengembangan agrowisata agar tetap kompetitif. Konstruksi: Pembangunan harus ramah lingkungan serta melibatkan UMKM dalam rantai pasoknya. Sektor Pariwisata: Pemanfaatan promosi digital dan peningkatan kualitas layanan dengan sertifikasi bagi pelaku usaha.
Tak hanya itu, Suhajar juga menyoroti pergeseran struktur ekonomi Kota Batu dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (konstruksi) dan tersier (jasa).
“Sektor konstruksi berkembang pesat berkat infrastruktur yang dibangun. Namun, sektor pariwisata tetap stabil. Ini pertanda baik, tapi tetap perlu strategi agar tidak melemah,” jelasnya.
Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah. Suhajar menegaskan bahwa efisiensi bukan sekadar penghematan, melainkan strategi untuk menyalurkan dana ke sektor yang lebih berdampak.
“Sesungguhnya efisiensi ini hanya pergeseran anggaran, bukan pemangkasan. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana merekonstruksinya agar tetap bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Ia juga membahas tantangan urbanisasi yang semakin nyata di Indonesia. Kota Batu, yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 79,69 pada tahun 2024, termasuk dalam kategori tinggi. Namun, ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti meningkatkan rata-rata lama sekolah dan akses kesehatan bagi kelompok rentan.
“Urbanisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari. Tantangannya adalah bagaimana kita mengelolanya dengan baik, bukan menolaknya,” pungkas Suhajar.
Penulis : S Basuki
editor: Kaylla
