SURABAYA, Sekilasmedia.com – Diantaranya karena meraih prestasi yang luar biasa by Persebaya Surabaya Elite Pro Academy dalam Liga 1 Elite Pro Academy (EPA) tahun 2019 ini, termasuk Persebaya U16 EPA yang meraih Juara 3 Nasional Liga 1 U16 EPA 2019 dan Persebaya U20 EPA yang meraih Juara 1, lantas bos Persebaya (PT Persebaya Indonesia) Azrul Ananda pun merancang acara untuk para pesepakbolanya. Diantaranya ada nama Ahmad Dzaki Akmal Yuda (Akmal/kelahiran 2004) Persebaya U16 Elite Pro Academy yang pelajar SMPN 2 Kota Mojokerto, Jawa Timur dan pernah bermain di Bhayangkara FC U15-U16 (tahun 2017-2018), juga pernah di Kalteng Putra U16 Elite Pro Academy (Februari – April 2019) saat pra Liga 1 U16 EPA (Festival Filanesia U16 EPA) di National Youth Training Center PSSI. Di dalam Persebaya U16 EPA juga terdapat Tantri/Angga pelajar SMKN 1 Gempol, kelahiran tahun 2003, yang pernah dikirim ke Gothia Cup di Cina (Tiongkok) dan ke Manchester City Inggris.
Kurang lebih hal tersebut diungkapkan R.Tri Harsono Forum Peduli Indonesia – Olahraga Sehat (FPI-OS). Menurut R.Tri Harsono, Azrul Ananda Jawa Pos Group mengundang para pesepakbolanya dalam kemasan Persebaya Elite Pro Academy Dinner Celebration hari ini, Senin (21/10/2019), di Ballroom Java Paragon Hotel & Residence (Jalan Mayjen Sungkono) Surabaya sebagai salah satu bentuk penghargaan Azrul Ananda terhadap para pesepakbolanya yang harusnya sudah lebih dihargai meskipun mungkin baru secara semi-profesional misalnya.
“Ini merupakan momen penghargaan yang luar biasa yang diberikan oleh bos Persebaya Azrul Ananda terhadap para pesepakbolanya meskipun para pesepakbola itu masih berusia muda,” ungkap R.Tri Harsono yang juga berharap agar jaringan di bawah Azrul Ananda yang menangani tim usia muda, juga mengedepankan etos kerja profesional, karena Liga 1 Elite Pro Academy bukanlah SSB tetapi klub Liga 1 nasional yang merupakan kasta tertinggi sepakbola di Indonesia.
Pada bagian lain Siswahyu Forum Wali Siswa Pesepakbola Anak (FORSPA) sepakat yang diungkapkan R.Tri Harsono mengenai Liga 1 EPA usia muda yang harusnya sudah lebih mengarah profesional, minimal semi-profesional. Bahkan Siswahyu mengungkapkan sejumlah hasil pengamatannya telah disampaikan kepada sejumlah pihak termasuk sejumlah Calon Ketua Umum PSSI (2019-2023) termasuk melalui jaringan La Nyalla Mattalitti calo Ketua Umum PSSI, jaringan Rahim Sukasah, jaringan Fary Djemi Francis, juga jaringan Komjen (Pol.) M.Iriawan. Termasuk disampaikan melalui komunikasi dengan M.Kusnaeni selaku salah satu Calon Wakil Ketua Umum, termasuk ke Calon Exco diantaranya melalui Yunus Nusi.
“PSSI dan juga klub, dalam hal Liga 1 Elite Pro Academy usia muda, harusnya memaksimalisasi sponsor untuk menopang ke arah lebih profesional. Dan PSSI maupun pemilik klub harus memantau ketat bagaimana pelaksanasn yang dijalankan oleh pelatih dan kru apakah ada penyimpangan-penyimpangan ataukah tidak,” ungkap R.Tri Harsono yang berharap agar ide bagus Liga 1 EPA itu jangan sampai tercoreng hanya gara-gara oknum-oknum yang nakal, apalagi jika ada mafia. Maka seperti dikatakan Boaz Salosa pesepakbola nasional kita bahwa sepakbola Indonesia tidak akan maju jika ada mafia. Lebih parah lagi jika mafia misalnya juga di Elite Pro Academy usia muda.(Sis).
