MOJOKERTO, Sekilasmedia.com – Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto nomor urut 2 yang diusung Partai Golkar dan PPP, Yoko Priyono dan Choirun Nisa, dari awal didukung Pungkasiadi selaku Bupati Mojokerto terbukti dengan dimudahkannya oleh Pungkasiadi untuk proses Yoko Priyono mundur dari ASN. Saling dukung untuk Kabupaten Mojokerto yang lebih baik.
Dukungan-dukungan untuk Yoko Priyono dan Choirun Nisa (YONI) itupun kian hari kian meningkat tajam memuncak mendekati Hari-H coblosan 9 Desember 2020, terus menunjukkan trend naik tajam. Tak terhitung berapa jumlah tokoh maupun elemen dan organisasi dari masyarakat yang mendukung Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto Nomor Urut 2 yang diusung parpol Golkar dan PPP. Dukungan dari warga wilayah Kecamatan Pacet, Trawas, Ngoro, Pungging, Mojosari, Mojoanyar, Bangsal, Kutorejo, Dlanggu, Gondang, Jatirejo dan lain-lain.
Rata-rata dukungan itu datang karena berbagai kesamaan. Diantaranya kesamaaan visi dan misi, kemudian juga adanya program-program yang sudah dijalankan ataupun yang sedang dirancang yang sesuai dengan aspirasi para pendukung. Begitupun dukungan datang dari para buruh dan lainnya.
Adi Wiyono pemerhati masalah sosial menilai berbagai dukungan untuk Yoko Priyono dan Choirun Nisa yang diusung Golkar dan PPP itu merupakan hal yang wajar saja, karena publik harus menentukan pilihan. Apalagi bagi kalangan generaai muda dan buruh serta masyarakat umumnya, menurut Adi Wiyono, bahwa YONI dinilai telah menjukkan ramcangan program yang realistis termasuk rencana membuka puluhan ribu lapangan kerja dalam waktu yang tidak terlalu lama. “Program Yoko – Nisa memang banyak yang mengarah pada upaya membuka ribuan lapangan kerja, yang itu wajar-wajar saja jika mendapat dukungan dari banyak pihak,” ungkap Adi Wiyono yang juga Korwil Jawa Timur untuk Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, (K)-SBSI, yang untuk Ketua Umum pusat-nya dipegang Profesor Dr. Muchtar Pakpahan SH, MA.
Pada bagian lain, Imam Supardi yang juga pengurus (K)-SBSI Jatim menyebut program lain YONI sebagai upaya membuka lapangan kerja seluas-luasnya yaitu kampung usaha milenial dari desa ke desa ke seluruh desa di Kabupaten Mojokerto. “Wajar saja jika generasi muda, buruh, danasyarakat umumnya cari pemimpin yang benar-benar bisa menjembatani kepentingan mereka,” ungkap Imam Supardi.
(K)-SBSI merupakan Serikat Buruh/Pekerja yang pernah menjadi terbesar kedua di Indonesia, namun kemudian agak berkurang karena sejumlah tokohnya mendirikan sejumlah Serikat Buruh yang lain misal SBSI-1992, FBI, lalu Serikat Buruh SELURUH (bukan SEJAHTERA) Indonesia yang juga disingkat SBSI dan lain-lain.
Namun Imam Supardi pun turut menjelaskan bahwa saat ini telah ngebut melakukan pemulihan di berbagai daerah, setelah menunggu konsolidasi pengurus pusat dengan berbagai pihak termasuk terjalinnya kerjasama (K)-SBSI pusat dengan beberapa kalangan politik pusat. “Momen Pilkada bagi kami juga merupakan momen untuk lebih konsolidasi,” ungkap Imam Supardi yang bersama Adi Wiyono pernah ikut membesarkan PDIP-nya Megawati Sukarnoputri pada masa-masa sulit, pada masa-masa ketika itu.
Pada bagian terpisah pemerhati masalah perburuhan yang juga penulis buku Humor Perburuhan, Siswahyu Kurniawan, menyebut wajar-wajar saja jika ada dukungan-dukungan. Saling dukung Pungkasiadi dengan YONI pun momen yang menarik dalam konteks Pilkada, lebih-lebih terjadi di Mojokerto yang pada masa lalu merupakan pusat Kerajaan Majapahit.
“Bersaing namun tetap dalam konteks saling dukung untuk kebaikan Kabupaten Mojokerto ke depan, sehingga masing-masing layak menjadi pilihan,” ungkap Siswahyu Kurniawan penulis buku biografi Asmuni-Srimulat, jurnalis, yang juga penulis buku Humor Politik ini. (Sis).