
MOJOKERTO, Sekilasmedia.com – Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan oleh kakek Gus Dur, KH.Hasyim Asyari dan KH.Wahab Chasbullah bersama Para Kyai yang lain nya, pada tanggal 31 Januari 1926, kini telah menjadi Organisasi Massa (Ormas) terbesar di Indonesia. Sedangkan Hari Pers Nasional diperingati tiap tanggal 9 Februari, dengan jasa Presiden RI Soeharto, sejak diputuskan melalui Keputusan Presiden (Kepres) Soeharto Nomor 5 tahun 1985 yang dikeluarkan 23 Januari 1985. Dalam keputusan tersebut menyebutkan bahwa Pers Nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting. Begitu juga dengan NU.
Tak mengherankan untuk NU sebagai Ormas terbesar di Indonesia, untuk peringatan Hari Ulang Tahun, Hari Lahir (Harlah) NU tiap tahun diadakan di berbagai belahan bumi di Indonesia sejak sekitar sebelum, dengan berbagai acara yang beraneka ragam. Termasuk ketika Harlah NU ke-95, pada 31 Januari 2021.
Gus Ton dalam sambutannya yang bisa di lihat melalui live streaming DG CHANNEL YOU TUBE menyampaikan sebenarnya acara memperingati HARLAH NU ke 95 akan di laksanakan tgl 31 Januari 2021, tapi karena masih PPKM maka acara diundur tanggal 9 dan 10 Februari 2021 sekalian memperingati Hari Pers Nasional (HPN). Itulah yang membuat unik/berbeda yang dilakukan tokoh Jawa Timur Gus Haji Mas Sulthon (Gus Ton/ Gus Thon), dalam memperingat Harlah NU ke-95 yang dibuat bersama dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang dilaksanakan selama dua hari sejak Selasa (09/02/2021) kemudian hari Rabu (10/02/2021) mulai pagi hingga malam hari. Dengan deskripsi di Live Streaming DG CHANNEL, Memperingati Harlah NU Ke-95 dan memperingati Hari Pers Nasional. Dan tertulis juga Dari Bumi Jagad Sehat Punden Panggung Madiun Jawa Timur, dan Dari Bumi Jagad Sehat Villa Eyang Djugo Ketapanrame Trawas Mojokerto.
Dalam peringatan yang diadakan Gus Ton ini lebih mengutamakan pada upaya ritual secara batin maupun secara dhohir, diantaranya dengan Khotmil Qur’an Bil Ghoib 30 Juz pada hari Selasa pagi sampai sore dan Gebyar Sholawat Nabi Dilanjutkan Santunan Anak Yatim. Kemudian dilanjut Tabuh Gamelan, hari Rabu pagi di lanjutkan setelah dhuhur Tabuh Gamelan Tradisi Budaya Jawa dan malamnya Yasin, Tahlil, Istighosah bersama KH. Nur Chozin Romli, Kyai Ahyat, Kyai Nasih, juga ada Ceramah Agama dari KH. Nur Chozin Romli. Di lanjutkan Tabuh Gamelan sampai jam 23:00 WIB secara Virtual online tanpa penonton. Karena dalam suasana pandemi Covid-19, acarapun dilaksanakan dengan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat dengan jumlah orang terbatas. Misal jika sebelum Covid-19 bisa dihadiri ratusan bahkan ribuan orang, tapi kini santunan anak yatim hanya 150 anak yatim dan acara tabuh gamelan hanya di hadiri 30 orang saja. Bahkan untuk penabuh gamelan yang biasanya minimal 20 dan sinden 6 orang, kemarin hanya 8 orang penabuh gamelan dan 2 sinden.
Gus Ton sangat-sangat menjaga sekali acara di laksanakan sesuai dengan protokol kesehatan covid 19, bahkan microfon yang di pakai bergantian selalu di bersihkan dengan hand sanitizer serta tissue basah yang di lakukan Gus Ton sendiri, semua bisa dilihat ulang di You Tube. Karena seluruh rangkaian acara disiarkan secara langsung melalui live streaming DG Channel.
“Peringatan Harlah NU ini untuk mengenang jasa-jasa para pendiri NU agar kita selalu ingat dan bisa meneladani hal-hal positif yang dicontohkan oleh mereka. Juga mendoakan seluruh pendiri NU maupun para penerus perjuangan NU yang juga dilaksanakan dalam Ceramah Agama yang di sampaikan KH. Nur Chozin Romli. Untuk HUT Hari Pers juga dengan menghormati jasa-jasa Para Pahlawan yang sudah berjuang melaui pers, dan kita doakan juga. Semoga Seluruh Pers bisa menjadi jembatan untuk NKRI selalu Aman dan Terkendali, sekaligus jadi benang pemersatu seluruh elemen anak bangsa. Dan kita semua Juga sekaligus berdoa agar Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI ini, agar terlepas dari bencana dan musibah, yang dari alam, dari langit dan termasuk secepatnya semoga wabah Covid-19 segera berakhir,” ungkap Gus Haji Mas Sulthon yang juga sudah sangat terkenal telah menyantuni ribuan anak yatim, fakir miskin maupun pihak-pihak yang dinilai membutuhkan di pelosok – pedalaman di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Termasuk dalam tiap acara yang diadakan, Gus Ton juga selalu melibatkan penabuh gamelan pelaku seni-budaya, diantaranya karena ingin berbagi dengan memberikan penghasilan kepada mereka.
Apalagi dalam suasana pandemi Covid-19 ini banyak pihak yang terpukul secara ekonomi, lebih-lebih para pelaku seni-budaya karena tidak ada yang nanggap.
Untuk itu dalam rangka Harlah NU dan HUT Hari Pers Nasional diantara acara yang diadakan Gus Ton adalah berbagi secara ekonomi. Lebih-lebih dalam tema Hari Pers Nasional kali ini, yang ‘sentralnya’ diadakan di Provinsi DKI Jakarta itu, kental dengan suasana untuk membangkitkan ekonomi: “Bangkit Dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi Bersama Pers Sebagai Akselerator Perubahan.”
Ekonomi diharapkan bangkit dengan Jakarta sebagai pusatnya memotori pemulihan ekonomi dengan bersama-sama pers yang menjadi akselerator perubahan. Dengan kata lain, dibutuhkan gotong royong yang sungguh-sungguh dari seluruh pihak termasuk pemerintah, masyarakat, pers dan lain-lain.
“Namun yang tidak boleh dilupakan adalah kita harus berdoa untuk NKRI ini, agar terhindar dari bencana, terhindar dari musibah, sehingga tercapai rakyat yang sejahtera serta adil dan makmur,” ungkap Gus Ton yang selalu memiliki komitmen tinggi untuk NKRI, juga melalui bantuan ekonomi yang serasa tiada henti untuk para fakir miskin, anak yatim, maupun pihak-pihak yang dirasa membutuhkan. (Siswahyu).