Reporter: tim
Editor: Siswahyu
SURABAYA (sekilasmedia.com) Dengan langkah PSSI pusat yang baru bangkit sejak sekitar satu tahun lebih, tepatnya sejak akhir 2016, memang perlu memiliki arah pembinaan yang terstruktur sehingga diperlukan program yang terencana dalam segala aspek dan terukur.
*PEMBINAAN TERUKUR DAN DISUBSIDI PRO SEPAKBOLA KERAKYATAN*
Pembinaan oleh PSSI pusat yang terukur itu penting apalagi mengingat geliat pembinaan sepakbola pada umumnya seperti mati suri sebelum ini, apalagi jika dihubungkan sepakbola sebagai bagian roh rakyat yang kerakyatan terutama untuk liga ‘terendah’ dan liga remaja anak-anak misal Liga 3, Liga U-17 dll. Jika tidak, ‘perangkat’ PSSI di daerah termasuk PSSI Provinsi dan PSSI Kabupaten/Kota maupun ‘rakyat’ sepakbola akan ‘gelagepan’ dan tersedak fatal.
Hal tersebut diungkapkan R.Tri Harsono pemerhati sepakbola dan masalah sosial dari Forum Peduli Indonesia-Kerakyatan, FPI-K, dalam diskusi terbatas di Surabaya.
*MENPORA HARUS IKUT APALAGI PSSI HARUS EKSTRA PEDULI*
Sepakbola sebagai bagian roh rakyat, sebagaimana pernah disinggung Presiden Joko Widodo harusnya mendapatkan perhatian ekstra dari PSSI terutama pusat dimana sentral sponsor ‘menumpuk’ disana. Tentu tidak hanya PSSI pusat namun pemerintah pusat melalui Kemenpora juga harus lebih greget.
“Presiden Jokowi beberapa kali bilang kenapa sepakbola Indonesia ketika untuk usia anak-anak hebat-hebat namun ketika transisi remaja lalu senior kok tidak hebat,” ungkap R.Tri Harsono sekaligus menyebut pentingnya perangkat di sekitar Presiden Jokowi benar-benar sinergi dengan PSSI pusat jika ingin benar-benar ingin sepakbola Indonesia maju.
*MEMBERATKAN SOAL LIGA U-17 HARUS IKUT LIGA 3*
Dalam diskusi terbatas itu ada peserta yang mengungkapkan adanya rapat PSSI Jatim untuk membahas rencana program Liga 3, Liga U-17, U-15 dan U-13. Rencana program itu memang dari PSSI pusat namun sayangnya PSSI pusat belum memberi panduan yang komprehensif sehingga harus dirumuskan tersendiri oleh daerah-daerah.
Namun jika mengacu pada sepakbola sebagai bagian roh rakyat, ada peserta yang mengungkapkan akan sangat berat jika ada aturan bahwa yang akan ikut Liga U-17 itu juga sekaligus harus ikut Liga 3. Keberatannya bukan soal lain, namun karena sebagian klub baru akan mencoba bangkit namun langsung dibebani harus ikut Liga 3 yang untuk mengikuti itu semua dibutuhkan beaya yang tidak sedikit. “Jadi nilai kerakyatannya mana kalau dibuat seperti ini? Pasti banyak yang tidak mampu. Apalagi banyak yang belum tahu dunia sponsor,” kata seorang peserta dengan bersemangat.
*TAK BISA LANGSUNG MANDIRI HARUS DISUBSIDI*
Ditemui terpisah salah satu tokoh sepakbola Trenggalek, Akbar Abbas, juga melihat banyak klub Liga U-17 yang akan kesulitan jika harus sekaligus ikut Liga 3. Abbas juga setuju dengan sepakbola sebagai roh rakyat yang harus dibina, tidak bisa langsung mandiri apalagi baru bangkit, namun harus dipikirkan untuk mendapatkan subsidi.
“PSSI pusat penting untuk memberikan subsidi bagi klub-klub Liga Remaja, dan juga klub jangan langsung dibebani harus punya klub yang ikutLiga 3,” ungkap Abbas yang pernah menjadi anggota DPRD PDIP dan menjabat Ketua DPRD Trenggalek ini.
*MINTA USTADZ YUSUF MANSHUR IKUT PIKIRKAN LIGA 3*
Pada bagian lain diskusi, dengan melihat gencarnya Ustsdz Yusuf Manshur menggandeng Coach Indra Sjafri membangkitkan sejumlah klub Liga 3 dan Liga 2, serta akan memberikan kursus gratis Lisensi C-AFC untuk seribu pelatih sepakbola se-Indonesia, ada peserta yang memiliki usulan unik.
“Bagaimana kalau Ustadz Yusuf Manshur beserta jaringannya kita minta sebagai pengelola sekaligus sponsor Liga 3 dan Liga U-17?” celetuk salah satu peserta yang disambut persetujuan peserta lainnya. Menurut mereka, tinggal bagaimana dimotori para klub atau sejumlah klub Liga U-17 di Jatim untuk melobi Ustadz Yusuf Manshur dan jaringan. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.
