Daerah

Rapat Koordinasi Persiapan Penelusuran Dan Penyelamatan Arsip Sejarah Kemaritiman Kerajaan Sriwijaya 

×

Rapat Koordinasi Persiapan Penelusuran Dan Penyelamatan Arsip Sejarah Kemaritiman Kerajaan Sriwijaya 

Sebarkan artikel ini

PALEMBANG , Sekilasmedia.com-Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Kearsipan Provinsi Sumsel serius melakukan penelusuran dan penyelamatan arsip sejarah kemaritiman Kerajaan Sriwijaya.

Hal tersebut dibuktikan dengan serangkaian kegiatan yang telah dilakukan. Kalau sebelumnya sudah dilakukan diskusi terbatas, kini diadakan Rapat Koordinasi Persiapan Penelusuran dan Penyelamatan Arsip Sejarah Kemaritiman Kerajaan Sriwijaya.

Bahkan kegiatan tersebut dihadiri secara langsung oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Drs. Imam Gunarto, M.Hum, Sekda Provinsi Sumsel Supriono, Kepala Dinas Kearsipan Provinsi Sumsel Hj Tarbiyah Yahya dan pihak terkait lainnya. Kamis( 23/05/2024)

“Kerajaan Sriwijaya belum ada bukti otentiknya, karena bangunan tempo dulu sebagian besar di atas air. Untuk itu harapannya bisa diungkap dan digali lebih detail lagi,” kata Supriono. Ia pun berharap apa yang jadi tujuan ANRI untuk mengungkapkan banyak fakta tentang Kerajaan Sriwijaya bisa terwujud. Karena penulisan kembali Kesatuan Sriwijaya bukan pekerjaan yang gampang, itu cukup sulit untuk diakui orang.

“Walaupun memang sebenarnya sekarang tidak ada yang yang menyanggah, kalau Kedatuan Sriwijaya ada di Palembang. Tentunya dengan segala bukti baik secara alam maupun secara dokumentasi,” katanya.

BACA JUGA :  Targetkan Mojokerto Raya Zona Hijau, Dandim 0815 Bersama Tiga Pilar Intens Bagikan Masker

Untuk prasasti, sudah ada lima prasasti yang ditemukan yaitu Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Bukit Siguntang, Prasasti Boom Baru dan Prasasti Siddhayatra.

Karena ini tidak hanya Pemprov, semua pemangku kepentingan baik yang mempunyai legal formal tentang kearsipan, orang yang bergerak di bidang arkeologi dan bermacam-macam terlibat juga.

Sementara itu Imam Gunarto menambahkan, kegiatan ini bagian upaya pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya untuk menggali sumber-sumber sejarah di masa lalu.

“Jadi kejayaan Indonesia di masa lalu banyak di ceritakan tetapi sumber-sumber otentiknya entah itu arsip, prasasti, naskah-naskah sangat terbatas. Oleh karena itu rapat koordinasi ini untuk menggali informasi itu,” katanya.

Menurutnya, untuk mengumpulkan bukti-bukti apa saja itu sangat penting sekali dilakukan dan itu tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri, maka harus bersama-sama dengan pihak terkait yang memang memiliki kapasitas dan kemampuannya.

Memang di masa Kerajaan Sriwijaya tidak ada arsip-arsip, yang ada di situs-situs, dan prasasti. Di dalam prasasti itu ada catatan, ada informasi itu adalah arsip. Itu adalah warisan dokumenter yang harus dipelajari bersama untuk menarasikan tentang Sriwijaya yang sebenarnya. Apalagi Arsip Nasional memiliki program khusus bernama memori kolektif bangsa (MKB).

BACA JUGA :  Dukung Perfilman Indonesia,Tirto Agung Motor Group Gelar Nobar Film Kaka Boss.

“Kita sedang mengumpulkan bukti-bukti apa saja, dari seluruh Indonesia yang layak di angkat sebagai MKB. Karena ada memori perorangan, memori keluarga, memori desa, memori kabupaten/kota, memori provinsi, memori nasional, memori kolektif bangsa itu yang sedang di dokumentasikan oleh ANRI,” katanya.

Menurutnya, bagi memori kolektif bangsa yang memiliki level regional, Asia Pasifik misalnya pihaknya ajukan untuk di akui Unesco sebagai level Asia Pasifik. Kalau levelnya internasional diajukan ke Memory Of The World.

Untuk Kedatuan Sriwijaya ini pihaknya perlu literatur-literatur, catatan-catatan di luar negeri yang menceritakan soal Sriwijaya misalnya di India dimana dulu ada Universitas Nalanda.

Apakah ada peninggalan di India dan sebagainya yang menceritakan tentang Sriwijaya dan itu menjadi sumber yang harus di telisik.

( ril)