Mojokerto,sekilasmedia.com– Candi Bajang Ratu, peninggalan bersejarah dari Kerajaan Majapahit, berdiri tegak di Dusun Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14, candi ini awalnya berfungsi sebagai pintu masuk ke bangunan suci untuk mengenang wafatnya Raja Jayanegara pada tahun 1250 Saka (1328 M), menurut informasi dari Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto. Gapura ini menjadi saksi bisu kejayaan Majapahit, serta mencerminkan seni arsitektur yang megah dari kerajaan tersebut.
Sebelum dijadikan sebagai pintu masuk suci, gapura ini kemungkinan besar merupakan pintu belakang istana. Hal ini didukung oleh relief “Sri Tanjung” yang menggambarkan simbol pelepasan.
Samsul hadi , juru kunci Candi Bajang Ratu, menjelaskan bahwa gapura ini lebih dari sekadar peninggalan sejarah, namun juga memiliki makna spiritual yang mendalam.
“Gapura ini mengandung banyak pesan dan nilai-nilai leluhur yang harus dihormati. Masyarakat sekitar percaya bahwa gapura ini memiliki energi yang melindungi kami dari hal-hal buruk,” terangnya.
“Sebagai penjaga, saya memastikan candi ini tetap terawat dan menjaga tradisi leluhur tetap hidup,” tambahnya.
Nama “Bajang Ratu” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “raja kecil” atau “raja cacat,” yang merujuk kepada Raja Jayanegara yang naik tahta di usia muda. Legenda yang berkembang di sekitar candi ini juga mengisahkan bahwa Jayanegara mengalami kecelakaan saat kecil di gapura ini, yang menyebabkan cacat pada tubuhnya. Cerita tersebut menambah daya tarik mistis dan historis yang melekat pada Candi Bajang Ratu.
Candi Bajang Ratu berbentuk gapura beratap (paduraksa) yang terdiri dari kaki, tubuh, dan atap. Bangunan ini terbuat dari batu bata merah, sementara lantai tangga dan ambang pintunya menggunakan batu andesit. Candi ini memiliki tinggi 16,5 meter dan denah berbentuk segi empat dengan ukuran 11,5 x 10,5 meter. Pada bagian atap terdapat relief kepala kala, singa, matahari, naga berkaki, kepala garuda, dan monocle cyclops, yang dipercaya memiliki kekuatan sebagai penolak bala. Relief-relief lain yang menggambarkan kisah Ramayana yang menggambarkan petkelahian manusia kera dan raksasa dan pahatan binatang bertelinga panjang menghiasi bagian sayap kanan candi, semakin memperindah tampilan candi.
Keberadaan kanal atau aliran sungai yang terletak di depan gapura, yang terhubung ke sistem kanal utama Majapahit, menunjukkan bahwa lokasi ini memiliki peran penting dalam struktur kota Majapahit.
Samsul hadi menambahkan bahwa kanal-kanal ini dulu digunakan untuk transportasi dan irigasi, yang memperlihatkan kecanggihan teknologi yang dimiliki Majapahit. “Majapahit memiliki sistem kota yang sangat maju. Kanal-kanal ini bukan hanya untuk mempermudah aktivitas sehari-hari, tetapi juga mencerminkan kehebatan mereka dalam teknologi,” paparnya.
Candi Bajang Ratu dapat dijangkau dengan mudah dari jalan raya Mojokerto–Jombang, kemudian belok ke timur sekitar 3 kilometer dari perempatan Dukuh Ngliguk. Candi ini juga tidak jauh dari Candi Tikus, situs bersejarah lain di Trowulan yang hanya berjarak sekitar 700 meter. Hal ini menjadikan Trowulan sebagai destinasi wisata sejarah yang menarik dan kaya akan cerita masa lalu.
Sampai sekarang, kepercayaan terhadap Candi Bajang Ratu masih sangat kuat. Beberapa pejabat pemerintahan bahkan menghindari melintasi gapura ini karena ada kepercayaan bahwa hal tersebut dapat membawa nasib buruk. Berbagai upacara adat dan tradisi terus dilakukan di sekitar candi untuk menjaga keseimbangan energi dan keharmonisan.
“Bukan hanya pejabat saja masyarakat umum pun ketika mempunyai impian atau cita” yang tinggi ketika melewati pintu gapura itu maka semua impian itu akan gagalbegitu mitosnya,” tambahnya.
Jam oprasional candi bajang ratu dari pukul 08.00wib sampai dengan 16.00wib untuk pengunjung biaya masuk ke candi dibadrol Rp 4.000 pertiket untuk semua kalangan.dan tempat ini buka setiap hari dari senin sampai minggu.
” untuk tutup lokasi kita tidak berpatok hari, tapi kalau ada kegiatan mendesak baru ditutup, seperti hari raya idul fitri kita libur 2 hari di hari pertama lebaran itu,” ujar samsul hadi.
Candi Bajang Ratu adalah bukti nyata kejayaan Majapahit dan peradabannya yang luar biasa. Keberadaannya tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga warisan budaya yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Dengan arsitektur yang megah, kisah-kisah yang mengiringinya, dan tradisi yang masih hidup, candi ini tetap menjadi lambang penting dari kejayaan masa lalu Nusantara.
Penulis : Yusril
Editor : Kayla