Mojokerto,Sekilasmedia.com – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Mojokerto kembali menghadirkan nuansa humanis dalam proses pembinaan melalui kegiatan bertajuk “Mecel Bareng” bersama warga binaan pemasyarakatan (WBP), (4/7) Bertempat di salah satu area dalam lapas, kegiatan ini dikemas dalam suasana santai dan penuh keakraban, namun mengandung makna yang mendalam dalam mendekatkan hubungan antara petugas dan WBP.
Kegiatan Jumat Berkah ini dipimpin langsung oleh Kalapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, dengan melibatkan jajaran struktural dan staf. Tidak sekadar makan bersama, momen ini digunakan sebagai media komunikasi dua arah untuk menyaring aspirasi, mendengar keluhan, menerima saran dan kritik, serta menjadi wadah bagi warga binaan untuk menyampaikan uneg-uneg yang selama ini mungkin belum tersampaikan.
Kalapas Mojokerto menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pembinaan yang lebih humanis dan responsif. Dengan pendekatan emosional dan suasana informal, warga binaan lebih terbuka dalam menyampaikan apa yang mereka rasakan, sekaligus membangun rasa percaya terhadap petugas.
“Kami ingin memberi pelayanan yang terbaik untuk kalian semua, dan kami ingin hubungan kita lebih dekat dengan kalian. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri serta meningkatkan silaturahmi dengan teman-teman semua. Kami juga ingin, walaupun teman-teman sedang ditahan, tetapi bisa merasakan suasana yang tidak seperti di penjara. Pada kesempatan ini juga, barangkali ada teman-teman yang punya keluh kesah di kamar, bisa disampaikan di sini,” tutur Kalapas Rudi Kristiawan dalam sambutannya.
Kegiatan mecel bareng ini juga menjadi bentuk nyata dari pelayanan prima petugas terhadap WBP. Selain sarapan yang rutin diberikan pada pukul 06.30 WIB, dalam kegiatan Jumat Berkah ini warga binaan mendapatkan makanan tambahan yang dibagikan langsung oleh petugas. Hal ini sebagai wujud perhatian dan penghargaan terhadap mereka, serta bagian dari upaya untuk memastikan bahwa seluruh WBP merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas.
Kalapas Rudi Kristiawan juga menegaskan kepada seluruh jajaran bahwa pembinaan bukanlah tugas satu atau dua orang, melainkan tanggung jawab bersama. Ia mengajak seluruh petugas untuk bergotong royong membina, melayani, dan menjaga WBP dengan baik, tulus, dan maksimal. Menurutnya, pelayanan yang baik bukan hanya kewajiban, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap proses pemasyarakatan itu sendiri.
Dalam kegiatan tersebut, Kalapas juga memberikan penguatan kepada WBP mengenai pentingnya kesadaran terhadap aturan dan tata tertib di dalam Lapas. Ia berharap, melalui pendekatan yang komunikatif dan humanis, kesadaran warga binaan untuk mematuhi aturan dan menghormati petugas akan tumbuh dari dalam diri mereka sendiri, bukan semata karena takut hukuman.
Tak hanya itu, Kalapas juga menyosialisasikan rencana penggunaan seragam warga binaan secara seragam dan tertib. Langkah ini merupakan bagian dari pembinaan kedisiplinan dan pembentukan identitas kolektif yang rapi, teratur, dan mencerminkan suasana yang tertib di dalam Lapas Mojokerto.
Kegiatan ini pun menuai respons yang sangat positif dari para WBP. Mereka mengaku senang bisa berinteraksi langsung dengan Kalapas dan jajaran dalam suasana santai. Aspirasi yang disampaikan pun mendapat tanggapan langsung, membuat mereka merasa didengar dan dihargai. Selain itu, kegiatan ini turut berdampak pada terciptanya suasana Lapas yang aman, tertib, dan kondusif.
Dengan kegiatan Mecel Bareng, tidak hanya kebutuhan fisik yang diperhatikan, tetapi juga sisi emosional dan psikologis warga binaan. Efek positifnya terasa nyata: pelayanan petugas dirasakan adil dan merata, tidak ada keluhan tentang penyimpangan, serta tidak ditemukan gangguan kamtib. Hal ini menjadi bukti bahwa kedekatan emosional dan pelayanan yang baik dapat menjadi kunci sukses dalam menjaga stabilitas di lingkungan pemasyarakatan.
Lapas Mojokerto terus berkomitmen untuk menjalankan pembinaan yang berkelanjutan, menyentuh semua aspek kehidupan warga binaan. Kalapas berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan secara rutin dan menyeluruh agar semangat keterbukaan, kedisiplinan, dan kebersamaan tetap terjaga demi menciptakan Lapas Mojokerto yang aman, tertib, dan humanis.