Malang,Sekilasmedia.com– Kasus dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa 33 siswa MTs Al Khalifah, Desa Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Malang. Dinas Pendidikan Kabupaten Malang memastikan langkah evaluasi dan pengetatan pengawasan telah dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwadji menyampaikan hal tersebut usai mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman Pendopo Kabupaten Malang, Senin (28/10/2025). Ia menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi menyeluruh terkait pelaksanaan program MBG di wilayahnya.
“Kami sudah melakukan pemantauan dan evaluasi. Di tingkat kabupaten, telah dibentuk tim pemantauan MBG yang melibatkan berbagai OPD sesuai tugasnya masing-masing,” ujar Suwadji.
Menurutnya, Dinas Pendidikan juga memiliki peran penting dalam memastikan data penerima dan pelaksanaan program MBG berjalan sesuai standar. Setiap sekolah, lanjutnya, diwajibkan membentuk tim PIC (Person in Charge) yang terdiri dari guru penanggung jawab pelaksanaan MBG di tingkat sekolah.
“Tim PIC ini akan dibekali oleh SPPG agar memahami mekanisme pengecekan makanan saat distribusi, kesiapan sarana di sekolah, serta proses penyalurannya,” imbuhnya.
Suwadji menegaskan, sejak awal program MBG disosialisasikan dengan tujuan utama untuk meningkatkan gizi siswa. Meski demikian, ia mengakui masih ada kekurangan dalam tahap awal pelaksanaan, terutama dalam hal kelayakan izin dan penataan sistem distribusi makanan.
“Namanya program baru tentu ada kendala di awal. Namun kami terus melakukan pembenahan, termasuk memastikan setiap penyedia makanan memiliki surat laik hygiene dan kelengkapan izin lainnya,” jelasnya.
Terkait sanksi bagi sekolah atau pihak penyelenggara yang lalai, Suwadji menyebut pendekatan yang dilakukan bersifat pembinaan dan pengingat.
“Kami lebih menekankan pada peringatan dan pembinaan. Karena ini program nasional yang sangat mulia, program dari Bapak Prabowo, tentu perlu dukungan semua pihak,” ujarnya.
Ia menambahkan, berbagai pihak kini turut melakukan survei dan kajian untuk meningkatkan aspek keselamatan dan kelayakan program MBG. Kolaborasi lintas sektor diharapkan dapat memperkuat sistem pengawasan dan menjamin keamanan pangan bagi peserta didik.
“Semakin banyak pihak yang terlibat dalam pemantauan tentu semakin baik. Tujuannya sama, agar program MBG berjalan lancar, aman, dan benar-benar bermanfaat bagi anak-anak,” pungkasnya.





