BISNIS

Berkah Idul Adha, Perajin Pisau di Kediri Kewalahan Terima Pesanan

×

Berkah Idul Adha, Perajin Pisau di Kediri Kewalahan Terima Pesanan

Sebarkan artikel ini
Saiful Anwar Pengrajin Pisau Kebanjiran Order Jelang Idhul Adha

Kediri,Sekilasmedia.com- Di sebuah bengkel sederhana di Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri, dentingan besi dan bara api menjadi irama harian Saiful Anwar (50). Lelaki paruh baya itu tampak sibuk menempa sebilah baja bekas, mengubahnya menjadi pisau tajam yang siap digunakan. Di bawah merek “Sumber Rejeki”, pisau-pisau buatannya kini menjadi buruan, terutama menjelang Idul Adha.

Momentum Idul Adha bukan hanya waktu ibadah dan kurban, namun juga berkah tersendiri bagi Saiful. Dalam tiga bulan terakhir, pesanan pisau buatannya melonjak drastis hingga 300 persen dibanding hari-hari biasa.

“Biasanya saya hanya terima satu pesanan per hari, sekarang bisa sampai tiga. Bahkan sejak sebulan lalu, saya terpaksa menolak pesanan karena nggak sanggup lagi,” ujar Saiful saat ditemui di bengkelnya

Pesanan yang membanjir tak hanya datang dari Kediri. Pelanggan Saiful berasal dari berbagai daerah seperti Surabaya, Cilacap, Bogor, Salatiga, hingga Kalimantan dan Palembang. Mereka datang langsung ke bengkelnya atau memesan secara daring.

Beragam jenis pisau dibuat Saiful: pisau potong, iris, cincang, sayat, hingga pisau dapur. Harganya bervariasi, mulai dari Rp70 ribu hingga mencapai Rp4,5 juta, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.

“Harga tergantung jenisnya, yang paling mahal pernah saya jual empat juta setengah. Tapi sekarang saya sudah nggak buka pesanan lagi, nanti bisa nggak kepegang,” ucapnya sambil tersenyum lelah.

Saiful memang mengerjakan semua proses pembuatan pisau seorang diri, mulai dari memilih bahan, menempa, hingga finishing. Tidak heran jika 15 pesanan terpaksa ia tolak demi menjaga kualitas hasil kerjanya.

Keahliannya bukan datang secara instan. Seni menempa besi menjadi pisau sudah mengalir dalam darah keluarganya. Dari kakek buyut, ayah, hingga akhirnya turun ke dirinya. Namun Saiful tak berhenti pada warisan keluarga. Ia terus belajar dan mengembangkan keterampilannya lewat komunitas Indonesian Blades yang diikutinya.

“Saya mulai serius geluti ini sejak lebih dari sepuluh tahun lalu. Ilmu dari keluarga saya kembangkan lagi lewat teman-teman komunitas. Banyak hal baru yang saya pelajari dari mereka,” tuturnya.

Uniknya, bahan baku pisau-pisau Saiful berasal dari barang-barang bekas seperti per mobil dan piringan mesin pemotong batu atau kayu. Benda-benda yang bagi orang lain mungkin tak berharga, di tangan Saiful justru disulap menjadi alat potong berkualitas tinggi.

“Bahan saya cari di pasar loak, kadang juga beli dari online. Yang penting bajanya bagus dan tahan lama,” jelasnya.

Kini, dengan berkah Idul Adha yang datang tiap tahun, Saiful tak hanya menempa besi—tapi juga harapan. Harapan agar kerajinan turun-temurun ini tetap hidup, terus tajam, dan tak lekang oleh waktu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *