Mersinde seçkin mersin escort bayan larla özel bir deneyim yaşayın, Samsunda escort samsun ile farklı anlar geçirin. Kadıköyde özel ve güvenilir hizmetler için anadolu yakası escort bayan bayanlarıyla tanışın! İstanbul’un gece atmosferinde istanbul gece hayatı keşfedin.
Budaya  

Pomstation Djapanan: Saksi Bisu Transformasi Irigasi Kolonial di Mojokerto

Sebuah bangunan kolonial belanda pomstation djapanan menjadi saksi sebuah perubahan irigasi yang berada di mojokerto. ( Foto: Yusril)

Mojokerto,Sekilasmedia.com-Pada zaman sekarang arsitektur bangunan peninggalan belanda mungkin sudah jarang ditemukan di beberapa wilayah, faktor dari perubahan iklim menjadikan sebuah bangunan hancur dan sudah tidak adanya perawatan memungkinkan sebagian bangunan telah hilang.

Salah satu bangunan peninggalan kolonial belanda yang masih ada di salah satu daerah mojokerto. Pomstation djapanan merupakan sebuah bangunan irigasi perairan yang didirikan oleh PG gempolkerep yang berlokasikan di desa japanan, kemlagi, mojokerto merupakan suatu bangunan yang sudah berdiri sejak tahun 1911 bangunan ini menjadi saksi bahwa adanya transformasi lahan yang bersifat kritis menjadi suatu lahan yang produktif.

Bangunan ini terletak disamping utara sungai berantas yang disebut perairan marmoyo sebagai salah satu kunci irigasi pada masa itu. Pada zaman dahulu area ini dikenal sebagai area yang tandus akan akan air, proses perairan ke sebuah lahan perkebunan tebu hanya mengandalkan kepada tingkat curah hujan oleh karena pemerintahan kolonial membuat irigasi yang menyalurkan aliran air menggunakan pompa yang diambil dari sungai marmoyo dengan sistem sedot melalui saluran pipa” besi dan ditampung menggunakan tamdon air.

BACA JUGA :  Ngobrol Penuh Inspirasi, RSUD Kota Mojokerto Sosialisasikan 3 Program Layanan Unggulan

Sistem irigasi ini menjadikan sebuah area tandus yang mengandalkan air hujan untuk sistem perairan yang menjadi faktor tidak keproduktif sistem pertanian kini menjadi area pertanian produktif, terutama untuk budidaya tebu, yang hasilnya mampu menyuplai kebutuhan bahan baku pabrik gula di sekitar Mojokerto.

Yang menarik dari bangunan ini adalah terdapat sebuah simbol bermata enam atau dikenal sebagai star of david(bintang daud) yang berada di salah satu sisinya. Tidak diketahui pasti maksud adanya relief itu akan tetapi banyak yang menyebutkan kalau itu adalah tanda bahwa pada zaman pembangunan terdapat campur tangan dari pihak yang merumuskan bangunan itu.

Seperti yang diterangkan Muslikha (45), seorang warga sekitar, mengungkapkan bahwa simbol Bintang Daud ini telah ada sejak pertama kali bangunan itu berdiri. “Simbol ini tidak pernah diubah atau dihapus. Saya juga tidak tahu pasti maknanya, tetapi mungkin arsitek atau pihak pembangun yang menambahkannya sebagai bagian dari desain,” ujarnya.

BACA JUGA :  Candi Bajang Ratu, Jejak Kejayaan Majapahit di Mojokerto

“kalau dari segi fungsi bangunan ini dulunya memang digunakan untuk irigasi dari zaman dulu, dimana didalamnya terdapat sebuah pompa untuk menyedot air dari sungai marmoyo kemudian disalurkan ke pertanian tebu,” tambhanya.

Hingga saat ini bangunan tersebut sudah tidak berfungsi lagi sebagai alat irigasi dan membuat bangunan itu kini menjadi bangunan yang terbengkalai yang dikeremuni oleh semak” belukar. Akan tetapi bangunan tersebut masih menjadi sebuah cerita kalau pada zaman itu terdapatnya sebuah perubahan besar dari sektor irigasi perairan dilokasi tersebut.

Penulis: Yusril

Editor: Kaylla