Terverifikasi faktual Dewan Pers .

Home / Hukum

Jumat, 19 April 2024 - 10:43 WIB

Korupsi Anggaran Desa 360 Juta, Kades SampangAgung Ditangkap Paksa Polres Mojokerto

Tersangka Korupsi anggaran desa, Kades Sampangagung Ikhwan Arofidana diamankan Polisi

Mojokerto,Sekilasmedia.com-Akibat melakukan penyalahgunaan wewenang ketika menggunakan anggaran APBdes di tahun 2020-2021 dengan nilai kerugian Negara Rp. 360.215.080, Kepala Desa SampangAgung, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto Ikhwan Arofidana akhirnya ditangkap paksa tim Unit Pidkor Satreskrim Polres Mojokerto saat menghadiri acara halal bil halal di kecamatan Kutorejo pada 16 April 2024 lalu.

Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto dalam keterangan persnya Jum’at ( 19/4/2024) menyampaikan, berdasarkan laporan dari perangkat desa setempat tentang dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan pengelolaan keuangan desa, akhirnya dilakukan penyidikan berhasil ditemukan kerugian Negara sebesar Rp. 360.215.080.

Kronologinya, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Mojokerto Nomor : 188.45/1203/HK/416-012/2019 tanggal 9 Desember 2019
tersangka ditetapkan sebagai Kepala Desa Sampang Agung Kecamatan Kutorejo Kabu Mojokerto dengan masa jabatan selama 6 tahun (berakhir pada bulan Desember Tahun 2025). Pada masa jabatan tahun pertama sejak bulan Mei tahun 2020 tersangka telah melakukan pencairan dana dari rekening kas desa Sampang Agung di Bank Jatim sesuai dengan rincian kegiatan sebanyak 14 kegiatan total senilai Rp. 400.456.148,- namun yang dapat
dipertanggungjawabkan hanya sebesar Rp.229.900.000 sehingga terdapat selisih anggaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebesar Rp. 170.556.148,-.

Selanjutnya pada tahun kedua masa jabatannya sejak bulan Februari 2021 hingga bulan Desember 2021 tersangka telah melakukan pencairan dana kembali dari rekening kas desa Sampang Agung di Bank Jatim sesuai dengan rincian kegiatan sebanyak 19 kegiatan dan kewajiban pajak total senilai Rp. 349.674.932,- namun yang dapat
dipertanggungjawabkan hanya sebesar Rp. 160.016.000,-

Dari kegiatan tersebut terdapat selisih anggaran yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan sebesar Rp. 189.658.932,-. Total selisih anggaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
dari 2 tahun anggaran tersebut sebesar Rp. 360.215.080, terang Kapolres Ihram.

Modus operandi yang dilakukan
tersangka selaku Kepala Desa menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) sesuai dengan rincian anggaran setiap kegiatannya yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes) tahun berjalan,
untuk proses pencairan dana yang terdapat dalam rekening kas desa (tanda tangan rekening kas desa adalah Kepala Desa dan Kaur Keuangan) kemudian dengan SPP tersebut Bank Jatim mencairkan sejumlah dana dan setelah uang dicairkan dibawa dan dikelola langsung oleh tersangka, Berdasarkan pasal 3 Permendagri Nomor 20 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dinyatakan bahwa “Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa (PKPKD)” namun berdasarkan Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 86 tahun 2019 yang telah di ubah dengan Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 58 tahun 2020 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa bahwa Kepala Desa tidak mempunyai kewenangan untuk menyimpan, membawa dan menggunakan uang yang sudah di cairkan dari rekening kas pemerintahan desa,” bebernya.

Sebelum dilakukan penangkapan paksa, pihak Polres Mojokerto sudah melakukan pemanggilan dua kali namun tersangka tidak koperatif dan tidak mau hadir. Selanjutnya dilakukan pengecekan di balai desa Sampang Agung dan di rumah tersangka namun tersangka tidak
diketemukan kemudian tim Unit Pidkor Satreskrim Polres melakukan penyelidikan dan pada hari Selasa tanggal 16 April 2024 didapatkan informasi bahwa tersangka Ikhwan Arofidana, menghadiri acara halal bihalal di kantor Kecamatan Kutorejo, setelah dipastikan bahwa tersangka ada ditempat kemudian 1 tim Penyidik Unit Tipikor ke lokasi dan langsung melakukan upaya paksa dengan Surat Perintah Membawa Tersangka Nomor : Sprin.Bawa/10/IV/RES.3.3/2024/Satreskrim, tanggal 16 April 2024 (dasar pasal 112 KUHAP), lalu tersangka
diamankan ke Polres Mojokerto untuk dilakukan pemeriksaan dengan status Tersangka.

Perlu diketahui pihak polres Mojokerto juga sudah melakukan pemanggilan sejumlah 29 saksi, dan masih terus dilakukan pengembangan dimungkinkan ada tersangka lain. Penyimpangan yang dilakukan tersangka yakni dengan cara mark Up anggaran, membangun tak sesuai spek dan juga melakukan kegiatan fiktif baik proyek fisik maupun non fisik.

Sejumlah barang bukti berupa dokumen desa SampangAgung dan sejumlah uang tunai sudah diamankan.

Pasal yang disangkakan adalah
Pasal 2 ayat (1) dan atau Pasal 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ancaman pidana penjara paling lama 20 tahun dengan denda paling sedikit 50 juta paling banyak 1 milyar,” tutupnya.

Share :

Baca Juga

Hukum

Satresnarkoba Sidoarjo Ringkus Pengedar Sabu Jaringan Bali

Hukum

Polsek Duduksampeyan Tangkap Budak Narkoba Saat Teler di Rumah

Hukum

PRIA JAGOAN DI WARUNG NASI GORENG, DIBEKUK POLISI

Hukum

Satres Narkoba Polres Asahan Tangkap Dua Orang Pria Kurir Sabu Seberat 15.932.6 Kg

Hukum

Polda Jatim membongkar kasus prostitusi online yang melibatkan dua artis tanah air.

Hukum

Dalam Waktu Cepat, Polres Blitar Telah Mengungkap 2 Kasus Pembunuhan, Curanmor, dan Pencabulan Terhadap Anak Dibawah Umur

Hukum

Tanah Kaplingnya Diserobot Orang, Warga Mojoroto Ini Mengadu Ke Mapolres
Komisi III DPRD Blitar Sidak Proyek Peningkatan Jalan Maron Hingga Pulorejo

Hukum

Komisi III DPRD Blitar Sidak Proyek Peningkatan Jalan Maron Hingga Pulorejo