Terverifikasi faktual Dewan Pers .

Home / Pariwara

Rabu, 13 April 2022 - 03:31 WIB

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI IMPROVING LEARNING QUALITY THROUGH UTILIZATION OF INFROMATION TECHNOLOGY AND COMMUNICATION

Oleh:
Karyanto
SMAN I Krian Sidoarjo
E-mail:

Abstract: In general, education more specifically aims at improving the learning quality.
One of efforts to achieve the goal, it needs strategic efforts to improve the learning
quality. The essence of pedagogical process is learning process itself. A qualified
learning could be seen from the learning process and learners’ achievement. A qualified
learning process places learners as the subjects of the pedagocial activities. Meanwhile,
from the learners’ achievement point of view, a qualified learning process could be
evaluated by observing the effectiveness, efficiency, and learners’ interests to the
learning. Information technology and communication (ITC) is one of learning tools that
caould be utilized to increase the quality of learning abovementioned. If the learning
tools utilizing ITC were desgined effectively, it could increase the quality of learning.
Keywords: quality of learning, learning process, Information technology and
communication

Abstrak: Proses pendidikan pada dasarnya bermuara pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu upaya strategis yang perlu
dilakukan adalah peningkatan kualitas pendidikan. Inti dari proses pendidikan, secara
formal, adalah proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dari segi proses dan
hasilnya. Proses pembelajaran yang berkualitas menempatkan peserta didik sebagai subjek yang dimungkinkan untuk mengembangkan pengetahuan, tata nilai, dan sikap
dengan mudah dan penuh motivasi. Sementara dari segi hasilnya, pembelajaran yang berkualitas diindikasikan oleh tingkat efektifitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran pada siswa sebagai subjek belajar. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
adalahsebuah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan
(akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Berbagai
jenis TIK, baik yang konvensional maupun modern, memiliki karakteristik yang berbedabeda.
Kata kunci: kualitas pembelajaran, proses belajar, teknologi informasi dan komunikasi

A.Pendahuluan
Sebagaimana dikemukakan juga dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), khususnya pasal 3, tujuan akhir dari penyelenggaraan
pendidikan (nasional) pada esensinya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Di Indonesia, kualitas sumber daya manusia yang diharapkan adalah sebagaimana
dideskripsikan pada pasal 3 UU Sisdiknas tersebut, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pendidikan yang berkulaitas sangatlah diperlukan untuk menunjang tujuan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudijarto (dalam Semiawan, 1999) yang
menyatakan bahwa tujuan pendidikan akan tercapai jika kualitas pendidikan tercapai, dan untuk memperbaiki kualitas pendidikan hal pertama yang paling tepat dilakukan adalah meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran yang berkualitas memiliki karakteristik adanya lingkungan belajar yang
memungkinkan peserta didik dapat melakukan kontrol terhadap aspek emosional, melakukan pilihan-pilihan yang memungkinkan dirinya terlibat secara aktif dalam proses belajar, serta lingkungan yang memberi kebebasan menentukan pilihan belajar yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan yang dimiliki. Hingga saat ini, pembelajaran masih
berlangsung sangat konvensional dan berpusat pada guru. Hal ini tentu sangat berlawanan
dengan karakteristik kualitas pembelajaran yang diharapkan dan berpengaruh pada
rendahnya mutu pendidikan.
Banyak faktor yang berpengaruh atau mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang
berkualitas dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, salah satu di antaranya adalah penggunaan
atau pemanfaatan teknologi dalam proses pendidikan dan pembelajaran (Miarso, 2004:13).
Teknologi pembelajaran yang dewasa ini aplikasinya berupa pemanfaatan proses dan
produk teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology/
ICT) untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran, memiliki banyak
manfaat atau keuntungan (Surjono, 2010:17). Dengan mempertimbangkan keunggulan
berbagai bentuk teknologi pembelajaran, diharapkan dapat disusun strategi pemanfaatan
yang tepat dan optimal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Kualitas Pembelajaran
Kualitas pembelajaran dapat diartikan sebagai kondisi yang menggambarkan efektivitas
suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk aktif berinteraksi dengan berbagai sumber belajar
sehingga peserta didik dapat memenuhi tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif, efisien, dan menyenangkan. Peningkatan kualitas pembelajaran berarti upaya-upaya yang dilakukan
dalam mewujudkan dan meraih tingkat kualitas pembelajaran yang diharapkan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari dua segi, yaitu: segi proses dan segi hasil pembelajaran itu sendiri. Peningkatan kualitas pembelajaran dari segi proses merupakan cara
untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang mengarah kepada terjadinya inovasi
belajar oleh peserta didik. Hal ini hanya bisa terjadi jika strategi pembelajaran yang

dilakukan berdasarkan pada teori yang tepat, yaitu teori lebih memberi peluang kepada
peserta didik untuk mengalami growth of learning (Degeng, 2004:42).
Unsur penting yang berperan dalam hal ini adalah penataan lingkungan belajar agar situasi
belajar menjadi aktivitas yang menyenangkan dan memotivasi bagi peserta didik. Hal ini
seringkali diabaikan dalam pengelolaan pembelajaran saat ini. Pembelajaran yang berkualitas
juga mencerminkan adanya lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat
melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya, melakukan pilihan-pilihan yang memungkinkannya terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar,
serta lingkungan yang memberinya kebebasan menentukan pilihan belajar sesuai dengan
kemampuan dan kemauannya (Degeng, 2004:43).
Pembelajaran yang berkualitas menempatkan peserta didik sebagai subjek dan
memungkinkannya tertantang untuk mengkonstruksi pengetahuan, nilai, dan sikap dengan mudah, penuh gairah dan motivasi, serta menyenangkan. Kualitas suatu pembelajaran juga dapat dilihat dari segi hasilnya. Mengacu pada kualitas dari segi proses tersebut maka kualitas
pembelajaran dari segi hasil dapat dilihat dari sejauh mana peserta didik merasa sejahtera dalam
belajar di samping tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran sebagaimana ditetapkan dalam
kurikulum. Indikator-indikator kesejahteraan peserta didik tersebut tampak dalam bentuk
kegairahan dan kebetahannya di dalam belajar, kesenangannya berada di lingkungan
sekolah, dan tetap semangat atau termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas dalam rangka
belajar.
C. Teknologi Pembelajaran dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Teknologi pembelajaran merupakan suatu teori, bidang garapan, dan profesi yang
menitikberatkan pada upaya untuk memfasilitasi belajar peserta didik dengan terus meningkatkan kinerja mereka melalui proses-proses dan sumber-sumber belajar yang tepat
dan menarik. Fasilitasi belajar ini diberikan dengan prinsip sesuai dengan karakteristik
individual agar peserta didik dapat belajar dengan lebih mudah, lebih menarik, menyenangkan, termotivasi, dan lebih efisien.
Pemahaman konseptual tentang teknologi pembelajaran sebagaimana diuraikan tersebut
diperoleh berdasarkan definisi konsep paling mutakhir tentang teknologi pembelajaran
sebagaimana dikemukakan oleh Association for Educational Communications and
Technology (AECT) sebagai berikut: Instructional technology is the theory and practice of
design, development, utilization, management and evaluation of processes and recourses
for learning (Seels dan Richey (1994:22). Berdasarkan konsep tersebut terdapat lima
kawasan dalam teknologi pembelajarn, yaitu kawasan: 1) desain, 2) pengembangan , 3)
Pemanfaatan, 4) Pengelolaan dan 5) Evaluasi.
Mencermati definisi tersebut tampak jelas bahwa tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik dapat belajar dengan sempurna, serta pembelajaran memiliki tujuan dan arah. Proses
pembelajaran serta merta membantu peserta didik untuk belajar maksimal. Bantuan atau fasilitas yang diberikan oleh teknologi pembelajaran kepada peserta didik adalah berupa proses-proses dan sumber-sumber belajar. Tentu saja, proses-proses dan sumber- sumber belajar tersebut
diberikan berdasarkan karakteristik individualnya, seperti minat belajarnya, kemampuan

awalnya, gaya belajarnya, kecepatan belajarnya, dan lain-lain. Proses-proses belajar dan
pembelajaran yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik peserta didik, misalnya tatap
muka atau jarak jauh, klasikal, kelompok atau individual, dan sebagainya. Begitu pula dengan
sumber-sumber belajar yang dapat dipilih seperti sumber belajar yang by design atau by
utilization, baik yang berupa teknologi tercetak, audio-visual, berbasis computer atau
terpadu. Semua itu diberikan untuk memfasilitasi belajar siswa.
Berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, tampak jelas bahwa dengan aneka proses dan sumber belajar yang dapat dirancang dan dikembangkan oleh teknologi
pembelajaran, berdasarkan karakteristik siswa dan dilandasi dengan teori-teori belajar dan
pembelajaran yang sahih, dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran akan menjadi lebih
berkualitas mengingat dalam proses tersebut setiap peserta mendapatkan layanan yang optimum sesuai dengan karakteristiknya sehingga siswa akan menjadi lebih aktif, lebih senang, dan lebih
mudah dalam belajar. Dengan demikian belajar mereka akan berhasil lebih baik, yaitu
selain siswa mudah dan senang dalam belajar, perubahan-perubahan dalam pengetahuan, sikap dan nilai dapat tercapai lebih efisien dan lebih permanen. Hal ini sejalan dengan pendapat Mayer
(dalam Seels & Richey, 1994:12) tentang belajar yaitu bahwa”learning refers to the relatively
permanent change in a person’s knowledge or behavior due the experience” atau pendapat Gagne
(1979:3) yang menyatakan bahwa “learning is a change in human disposition or capability which
persists over a period of time and which is not ascribable to processes of growth.
D. Pemanfaatan TIK untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Teknologi komunikasi dan informasi hendaknya tidak dipandang sebagai artefak saja,
melainkan juga dipandang sebagai proses dan struktur tertentu (Miarso, 2004:432). Ini berarti
bahwa teknologi komunikasi dan informasi ini seharusnya dijadikan bagian integral sistem
pendidikan. Sebagai bagian integral, masuknya komponen teknologi ini akan mempengaruhi
komponen lain di antaranya perubahan peranan guru dalam satuan pendidikan sekolah. Peranan guru dalam hal ini tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, melainkan lebih berperan
sebagai perancang proses pembelajaran, fasilitator, dan motivator bagi proses belajar siswa.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak pada abad ke-21.
Derasnya arus informasi dan tuntutan zaman yang semakin maju setidaknya kecil kemungkinan
bagi guru untuk menjadi satu-satunya sumber belajar paling sahih. Namun, tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam satuan pendidikan sekolah, guru memiliki peranan yang strategis. Oleh
karena itu, penggunaan TIK di sekolah hendaknya dimulai dari titik pangkal yang strategis pula
yaitu guru (Miarso, 2004:494). Para guru harus diyakinkan bahwa TIK memiliki kegunaan
dalam memfasilitasi proses belajar siswa dan bahwa TIK tidak akan menggantikan kedudukannya sebagai guru, melainkan membantunya untuk, paling tidak, menyimpan dan menyajikan konsep, prinsip, prosedur yang ingin diajarkannya. Upaya strategis yang perlu dilakukan adalah para guru perlu ditingkatkan kepercayaan dirinya serta dilibatkan dan ikut
berpartisipasi dalam pengembangannya, yaitu pengembangan TIK untuk pembelajarannya demi
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

Selain mempertimbangkan derasnya arus informasi, pentingnya pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran perlu mendapat perhatian mengingat potensi TIK itu sendiri dalam
memfasilitasi dan mengoptimalkan proses belajar siswa yang menurut Siahaan (2010:24)
antara lain: 1) membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem
peredaran darah; 2) membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan
belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari kutub selatan; 3) menampilkan
obyek yang terlalu besar, seperti pasar, Candi Borobudur; 4) menampilkan obyek yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti: mikro organisme; 5) mengamati gerakan yang
terlalu cepat, misalnya dengan slow motion atau time-lapse photoghrapy; 6) memungkinkan
siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya; 7) memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa; 8) membangkitkan motivasi
belajar siswa; 9) menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan
dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; atau 10) menyajikan
pesan belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas,
mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang di mana saja). Dalam konteks yang lebih
luas, yaitu pendidikan, potensi TIK yang tampak jelas setidaknya adalah memperluas
kesempatan belajar, meningkatkan kualitas dan efisiensi belajar, memungkinkan terjadinya
belajar mandiri dan belajar kooperatif, serta mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat.
Potensi TIK dalam membantu efektivitas pembelajaran ini juga didukung oleh hasil-hasil
penelitian yang dirujuk oleh Ade Kusnandar (2008) yang menyimpulkan bahwa: 1) 10%
informasi diperoleh dengan cara membaca (teks), 2) 20% informasi diperoleh dengan cara
mendengar (suara), 3) 30% informasi diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto), 4) 50%
informasi diperoleh dengan cara melihat dan mendengar (video/animasi), 5) 80% informasi
diperoleh dengan cara berbicara, dan 6) 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara
dan melakukan (interaktif).
Di sisi peserta didik atau siswa, kehidupan pada abad ke-21 itu sendiri meminta peserta didik
memiliki kecakapan-kecakapan (skils) sebagaimana dikemukakan oleh Herman D. Surjono
(2010:55) berdasarkan pendapat Wagner, yaitu: 1) mampu berfikir kritis dan memecahkan
masalah, 2) mampu bekerja sama, 3) mampu berubah dengan cepat dan beradaptasi, 4)
mempunyai inisiatif dan berjiwa enterprenership, 5) mampu berkomunikasi secara efektif baik
lisan maupun tertulis, 6) mampu mengakses dan menganalisis informasi, serta 7) mempunyai
keingintahuan yang tinggi. Untuk mencapai kecakapan-kecakapan tersebut tidaklah mungkin
siswa hanya mengharapkan dukungan fasilitasi tunggal yaitu guru. Siswa perlu mengakses
aneka informasi melalui berbagai sumber belajar baik secara elektronik maupun konvensional.
Peran guru juga dengan sendirinya akan berubah dari pemberi informasi tunggal dalam
lingkungan yang sangat konvensional (teacher centered) ke arah menjadi fasilitator
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif belajar melalui aneka sumber (student
centered). Dengan demikian jelas bahwa untuk mencapai kompetensi-kompetensi atau
kecakapan-kecakapan sebagaimana diharapkan terhadap siswa dalam menghadapi masa
depannya, guru harus memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.
Dalam konteks pendidikan formal (sekolah), khususnya berkaitan dengan wahana
transformasi budaya, TIK memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai: gudang ilmu, alat bantu
pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, alat bantu manajemen sekolah, dan

infrastruktur pendidikan. Dalam hal proses pembelajaran, atau proses belajar mengajar dan siswa
juga belajar bersama guru, penggunaan TIK tidak dapat dilepaskan dengan fungsinya.
Fungsi TIK dalam proses pembelajaran, paling tidak, adalah sebagai alat bantu
pembelajaran. Fungsi TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu
mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan
siswa. Berdasarkan fungsi TIK sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dan wujud
alat bantu masing-masing tersebut maka penggunaan TIK dalam proses pembelajaran dapat
disesuaikan dengan pola-pola pembelajaran (pola-pola instruksional) yang dapat dipilih oleh guru (Heinich, dalam Miarso, 2004:34) .
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran memerlukan beberapa kondisi yang merupakan
prasarat penting mengingat pemanfaatan TIK itu sendiri tidak mudah semudah dikatakan.
Beberapa hal yang merupakan kondisi prasarat tersebut antara lain sebagaimana
dikemukakan oleh Surjono (2010:66) terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan internet
adalah: 1) guru dan siswa harus mempunyai akses yang mudah ke perangkat teknologi termasuk
koneksi internet, 2) tersedia isi digital (bahan ajar) yang mudah dipahami guru dan siswa, 3) guru
harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan menggunakan teknologi, dan 4) sumber daya
guna membantu siswa mencapai standar akademik.
Berdasarkan kondisi prasarat tersebut, memang dapat dimaklumi bahwa belum semua
sekolah di Indonesia dalam berbagai jenjang dan jenisnya telah mampu melaksanakan
proses pendidikan berbasis TIK secara sophisticated sebagaimana dikategorikan oleh Siahaan
tersebut di atas. Namun, guru dan siswa tetap dapat menciptakan dan melaksanakan
pembelajaran berbasis TIK yang bersifat sederhana atau konvensional seperti: modul yang
dirancang dengan baik, program-program audio dan radio pendidikan, TV pendidikan,
program-program video pembelajaran, program multimedia-animasi sederhana untuk membantu guru (misalnya dalam PAUD) dalam pembelajaran yang berfungsi sebagai
multimedia teaching aids, dan lain-lain.
Beberapa contoh pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang terjadi saat ini antara lain adalah
pemanfaatan program audio pembelajaran, program video pembelajaran, pemanfaatan TVedukasi, pemanfaatan jejaring sosial, dan e-learning. Multimedia pembelajaran merupakan salah
satu bentuk alat bantu pembelajaran berbasis komputer yang didukung berbagai komponen
multimedia seperti teks, suara, gambar, dan video. Program pembelajaran ini berisi materi
pembelajaran dengan tahap-tahap yang mudah dipelajari siswa sehingga sangat mendukung
pembelajaran individual peserta didik.
E-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan dukungan teknologi informasi. Melalui
e-learning materi pembelajaran dapat diakses dari mana saja dan kapan saja oleh peserta didik.
Implementasi e-learning sangat bervariasi mulai dari yang sederhana hingga yang terpadu
bersifat flexible dan distributed, bersifat any time, any place, dan real time, any place, maupun
campuran. Trend e-learning saat ini sering diimplementasikan dengan paradigma
pembelajaran on-line terpadu dengan menggunakan Learning Management System (LMS).
LMS adalah paket perangkat lunak untuk: menyampaikan materi pembelajaran dan resources
on-line (berbasis web), mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya, menilai,

memonitor, melacak, menyimpan, dan administrasi, serta memfasilitasi interaksi, komunikasi,
kerjasama antar dosen dan mahasiswa atau antara guru dengan peserta didiknya.
Apabila sekolah telah memenuhi kondisi prasarat tersebut, maka pelaksanaan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah akan mencerminkan telah dimanfaatkannya TIK secara baik, yaitu dalam bentuk-bentuk implementasi pembelajaran berbasis komputer dan implementsi pembelajaran berbasis Web. Dalam pembelajaran berbasis TIK yang mengimplementasikan
pembelajaran berbasis computer siswa dan guru terlibat dalam pembelajaran dengan
memanfaatkan program-program software yang tersedia seperti: CD pembelajaran,
multimedia pembelajaran, aplikasi tutorial, game-game, dan sejenisnya, sedangkan dalam
pembelajaran berbasis TIK yang mengimplementasikan pembelajaran berbasis Web siswa
dan guru dalam pembelajaran memanfaatkan E-learning, virtual laboratorium, dan Website
baik dalam bentuk situs-situs pembelajaran, situs personal, blog, facebook, dan sebagainya.
Dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran siswa atau peserta didik menjadi lebih
terlayani kebutuhan belajarnya sehingga proses belajar akan jauh lebih memudahkan dan
menyenangkan/menggairahkan yang pada gilirannya akan berdampak pada diperolehnya hasil hasil belajar yang optimal.
E. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran merupakan upaya yang disengaja, bertujuan, dan terarah dengan
menyediakan atau mengelola lingkungan yang kondusif agar terjadi perubahanperubahan ke arah yang lebih baik dalam diri orang yang belajar. Kualitas pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu kondisi yang menggambarkan tingkat efektivitas suatu
pembelajaran.Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menfasilitasi peserta didik
aktif berinteraksi dengan berbagai sumber belajar sehingga peserta didik mencapai tujuantujuan pembelajaran secara efektif, efisien, dan menyenangkan (berdaya tarik).
Peningkatan kualitas pembelajaran berarti upaya-upaya yang dilakukan dalam
mewujudkan atau mencapai tingkat kualitas pembelajaran yang semakin efektif.
2. Membantu memudahkan belajar, memecahkan masalah belajar, dan memfasilitasi belajar
dengan proses-proses dan sumber-sumber belajar yang didesain dan dikembangkan secara ilmiah dalam berbagai bentuk teknologi merupakan bidang garapan sekaligus tujuan dari teknologi pembelajaran. Ini berarti bahwa teknologi pembelajaran memiliki
peran yang besar terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasilnya.
3. TIK merupakan teknologi yang diperlukan untuk memproses informasi, terutama
penggunaan komputer elektronik dan piranti lunak komputer, yang ditujukan untuk
mengolah, menyimpan, melindungi, mentransmisikan, dan mencari informasi dari mana saja
dan kapan saja. Walaupun penggunaan komputer ditekankan, namun TIK bukan berarti
hanya terbatas pada penggunaan alat-alat elektronik yang canggih (sophisticated), seperti
pemanfaatan komputer internet, melainkan juga mencakup alat-alat yang konvensional,
seperti: bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector
(OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan Televisi.
4. Jika dirancang dengan benar produk TIK dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran baik
sebagai alat bantu belajar, alat bantu interaksi belajar-mengajar, maupun alat bantu atau
sumber belajar mandiri bagi peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran baik dari segi proses maupun hasilnya. Beberapa contoh pemanfaatan

TIKdalam pembelajaran yang terjadi saat ini antara lain adalah pemanfaatan program audio
pembelajaran, program video pembelajaran, pemanfaatan TV-edukasi, pemanfaatan
jejaring social, dan e-learning.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Kusnandar. 2008, “Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran”, Modul-1, disajikan pada Pelatihan Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008.
Jakarta:
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Departemen Pendidikan
Nasional.
Degeng, Nyoman Sudana .2004, Teori Pembelajaran, Malang, Jawa Timur: UM Press.
Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and Winston
Herman Dwi Surjono. 2010. “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Peningkatan Kualitas Pembelajaran”. Makalah.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Seels, Barbara B, dan Richey.1994. Instructional Technology: the Definitions and Domains of
the Field. Whashington DC: AECT
Semiawan, C dan Soegijarto. 1999. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional
menjelang Abad XXI. Jakarta: Gramedia
Siahaan, Sudirnan. 2010. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran. Jakarta: Pustekkomdikn

Share :

Baca Juga

Pariwara

SBSI Jatim Dan KSPI Prihatin Petani-Buruh Terpuruk, PRESIDEN JOKOWI DIMINTA LEBIH PRO RAKYAT

Pariwara

Literasi Digital Kabupaten Gresik

Pariwara

Iklan Ucapan MKKSMP Pasuruan

Pariwara

Semarak Kemerdekaan Karang Taruna Sumbergayam Gelar Karnaval.

Pariwara

Literasi Digital Kabupaten Pasuruan

Pariwara

Kapolresta Sidoarjo Bersama Staf dan Jajaran Mengucapkan Selamat Dirgahayu RI Ke-77

Pariwara

Keluarga Besar Desa Balong Tani, Jabon, Sidoarjo Mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional 2023

Pariwara

Wakil Bupati Gresik Resmikan Program Air Bersih dan Sanitasi CSR PT. Cargill Indonesia